Fitness to Fly pada Kehamilan

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan

Fitness to fly atau kelayakan penerbangan pada kondisi khusus, termasuk pada kehamilan, merupakan isu yang sering kali tidak dikuasai oleh dokter umum. Padahal, dokter seharusnya bisa menjelaskan kepada ibu hamil mengenai kondisi yang aman untuk terbang, kapan diperlukan pemeriksaan untuk mendapatkan izin terbang, serta risiko kesehatan yang mungkin terjadi akibat penerbangan.

Pada saat penerbangan, terdapat beberapa perubahan yang terjadi yang mempengaruhi keadaan fisiologis manusia. Perubahan utama yang terjadi pada penerbangan adalah ketinggian. Perubahan ketinggian akan menyebabkan perubahan tekanan. Walaupun pada penerbangan terdapat upaya untuk mempertahankan tekanan, tekanan dalam kabin tidak akan sama dengan tekanan di darat. Tekanan dalam kabin secara signifikan lebih rendah yang disertai dengan penurunan tekanan parsial oksigen.

Akibatnya, terjadi penurunan saturasi darah sekitar 10%. Pada kondisi normal, penurunan saturasi oksigen ini tidak akan menyebabkan masalah, namun pada ibu hamil, perubahan ini akan memiliki dampak. Kelembaban kabin lebih rendah dibanding di darah. Kelembaban kabin udara sekitar 15%. Hal ini menyebabkan meningkatnya kehilangan cairan, ditandai dengan mukosa yang kering. Kehilangan cairan ini tidak menyebabkan dehidrasi.[1,2]

Referensi