Protokol Same-Day-Discharge Pasca Ablasi Fibrilasi Atrium

Oleh :
dr. Kana Kurniati Elka SpJP

Protokol same-day-discharge pada pasien pasca tindakan ablasi fibrilasi atrium (AF) dinilai perlu dengan meningkatnya prevalensi dan kejadian AF yang disesuaikan dengan usia. Hal ini dikarenakan jumlah prosedur ablasi AF akan terus meningkat, sehingga meningkatkan tuntutan sistem perawatan kesehatan.[1,2]

Protokol ini dinilai dapat dilakukan pada tindakan ablasi kasus AF karena protokol ini sudah terbukti efektif dan aman pada tindakan ablasi untuk kasus aritmia yang kurang kompleks, seperti takikardia supraventrikular dan atrial flutter.[1,2]

shutterstock_1470810947-min

 

Efikasi Same-Day-Discharge Pasca Ablasi Fibrilasi Atrium

Pada penelitian kohort oleh Dyell et al. sepanjang tahun 2010 – 2015 menilai efektivitas rawat jalan hari yang sama pada pasien pasca ablasi fibrilasi atrium dalam institusi tunggal. Sebanyak 1579 pasien yang menjalani ablasi atrial fibrilasi ,1407 pasien (89,1%) rawat jalan pada hari yang sama setelah ablasi dan sisanya 172 pasien (10,9%), tidak dipulangkan pada hari yang sama karena beberapa masalah.

Masalah yang ditemukan adalah akses tempat tusukan (39/172, 22.7%), komplikasi intraprosedural (34/172, 19,8%), dan masalah terkait anestesi (29/172,16.9%). Dalam analisis multivariat, faktor-faktor tertentu, seperti jenis kelamin, strategi antikoagulasi, dan waktu prosedur ablasi dapat menilai pasien dapat dipulangkan dini atau tidak.[3]

Perbandingan Same-Day-Discharge dengan One-Day-Care

Pada penelitian Akula et al.  yang dipublikasi pada tahun 2020 melibatkan 571 pasien yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu grup A dan grup B. Grup A melibatkan 145 sampel yang diamati selama 1 malam pasca ablasi dan grup B melibatkan 426 pasien yang dilakukan same-day-discharge. Komplikasi mayor terjadi pada 2 pasien di Grup A dan 6 pasien di Grup B. Tidak ada komplikasi mayor di Grup B yang terjadi dalam waktu 24 jam setelah dipulangkan. Hanya 1 pasien di Grup B terjadi efusi perikardium.[4]

Komplikasi minor yang terjadi di Grup A adalah hematoma yang tidak memerlukan intervensi dan di Grup B adalah readmisi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa rawat jalan pasien pada hari yang sama setelah ablasi AF dapat dijalankan dengan aman dan didapatkan outcome yang sama antara pasien yang rawat jalan pada hari yang yang sama setelah ablasi dan pasien yang diamati semalam.[4]

Serupa dengan penelitian Akula, Reddy et al. 2020 meneliti 452 pasien ablasi AF dilakukan pada 448 pasien. 129 pasien (28,5%) rencana rawat jalan pada hari yang sama; dimana 128 pasien rawat jalan pada hari yang sama dan 283 pasien menginap setidaknya satu malam. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam usia atau jenis kelamin antara kedua kelompok. Sebagai catatan, prosedur pasien yang rawat jalan pada hari yang sama secara signifikan lebih pendek, lebih mungkin dilakukan di pagi hari dan kemungkinan tidak memerlukan anestesi umum daripada menginap semalam.[5]

Tingkat komplikasi keseluruhan adalah 3,3%, tanpa perbedaan yang signifikan antar kelompok. Tingkat keberhasilan prosedural sebanding antara kelompok. Disimpulkan ablasi AF rawat jalan pada hari yang sama efektif dan terkait dengan jumlah kejadian yang rendah, bahkan tanpa standarisasi pemilihan pasien atau protokol prosedural, di pusat dengan jumlah kasus tinggi. Serta signifikan dari segi biaya.[5]

Perbandingan Efektivitas Same-Day-Discharge antar Rumah Sakit

Laura et al. (2018) meneliti 276 pasien yang menjalani ablasi kateter di rumah sakit setempat dengan rawat jalan pada hari yang sama, sepadan dengan kasus perawatan standar di pusat jantung. Pengaturan dibuat mudah dan tidak berbelit-belit, dimana prosedur ini dilakukan oleh ahli elektrofisiologi berpengalaman dengan keahlian cryoablasi. Sebagai catatan, staf yang tidak memiliki pengalaman dalam elektrofisiologi atau ablasi kateter AF dilatih dalam waktu 2 hari untuk merawat pasien. Pasien rawat jalan 4 jam setelah pelepasan sheath.[6]

Pada penelitian tersebut terdapat komplikasi ablasi sebanyak 5,4%, sebanding dengan jumlah komplikasi di pusat jantung (6,3%). Kelumpuhan saraf frenikus (1,8% rumah sakit setempat dan 2,5% pusat jantung) dan komplikasi vaskular (1,4% rumah sakit setempat dan 1,1% pusat jantung), tamponade jantung (0,7% rumah sakit setempat dan 0,4% pusat jantung) dan tidak terdapat komplikasi stroke.[6]

Outcome setelah 3 bulan juga sebanding antara rumah sakit setempat dan pusat jantung (91% vs 80%). Meski terdapat beberapa keterbatasan dalam desain studi perbandingan pelayanan di rumah sakit setempat dan pusat jantung. Karena menggunakan sampel yang kecil, jumlah komplikasi harus diinterpretasi dengan lebih hati-hati.[6]

Ablasi harus dilakukan oleh ahli elektrofisiologi berpengalaman yang tidak hanya berhasil mengisolasi vena paru tetapi juga mengenali dan menangani komplikasi prosedural. [6] Dimana prosedur  ablasi AF yang lebih lama dan lebih kompleks, memerlukan sedasi yang dalam atau anestesi umum dan serta prosedur antikoagulasi, merupakan tantangan rawat jalan dini setelah ablasi AF.[7]

Protokol Same-Day-Discharge Pasca Ablasi Fibrilasi Atrium

Penelitian oleh Opel et al. 2018, membandingkan tindakan ablasi di rumah sakit setempat dengan standard pusat, telah diamati sebagai berikut:

  • Rumah sakit setempat mengatur dan menjadwalkan prosedur, pengulangan, dan penghapusan variasi, memungkinkan staf untuk bekerja lebih efisien tetapi juga mendapat prosedur yang sama dalam jumlah besar dalam waktu singkat
  • Menggunakan tim yang lebih kecil, setiap anggota tim sudah memahami peran masing-masing baik selama prosedur maupun keadaan darurat
  • Pengulangan prosedur dan proses memungkinkan staf menjadi 'ahli' dalam waktu singkat
  • Memulai layanan yang benar-benar baru memberi kesempatan untuk menghilangkan praktik lama yang tidak bermanfaat bagi pasien
  • Pembatasan pada ketersediaan peralatan (misalnya tidak ada radio- frequency catheters atau generator) berarti bahwa dokter tidak dapat mengubah atau memperpanjang prosedur[8]

Pada tahun 2020, publikasi penelitian Dyell et al. pada 3.054 pasien ablasi AF yang sesuai kriteria inklusi, rawat jalan pada hari yang sama sebanyak 79,2%. Protokol rawat jalan pada hari yang sama di penelitian ini:

  • Pasien masuk ke ruang perawatan 3 sampai 4 jam sebelum ablasi, dimana strategi antikoagulasi periprosedural dan prosedur ablasi sesuai kebijaksanaan operator
  • Ultrasonografi untuk akses vena femoralis merupakan kebijaksanaan operator
  • Heparin intraprosedural digunakan di semua kasus

  • Pada akhir prosedur, pemberian reversal heparin dengan protamin adalah diskresioner, dan sheath vena femoralis dilepas di laboratorium elektrofisiologi atau di area pemulihan
  • Setelah ablasi, hemostasis dengan tekanan manual minimal 10 menit
  • Pasien dipindahkan kembali ke unit rawat, di mana tirah baring dipertahankan hingga 3 jam dan diperpanjang jika hemostasis tidak tercapai. Pasien dapat berada di area pemulihan hingga 8 jam
  • Ekokardiografi pascaprosedur tidak digunakan secara rutin. Digunakan protokol pemulihan pasca anestesi standar. Setelah tirah baring, pasien di ambulasi. Jika ambulasi dapat ditoleransi dengan baik tanpa perdarahan di lokasi akses dan tanda-tanda vital stabil, pasien dipulangkan dari rumah sakit. Pasien di-follow up oleh klinik AF[7]

Dari evaluasi multisenter  oleh Dyell et al. pada tahun 2020 dari rawat jalan pada hari yang sama setelah ablasi AF menunjukkan bahwa rawat jalan pada hari yang sama:

  • Dapat dicapai pada >75% pasien yang menggunakan protokol standar
  • Tidak terkait dengan readmisi rumah sakit yang lebih tinggi
  • Tidak terkait dengan peningkatan komplikasi setelah pulang. Namun, dalam analisis subkelompok, rawat jalan pada hari yang sama dapat dikaitkan dengan peningkatan kunjungan Unit Gawat Darurat (UGD)[7]

Ini adalah studi terbesar sampai saat ini yang telah meneliti kemanjuran, utilitas, dan keselamatan setelah rawat jalan pada hari yang sama. Rawat jalan pada hari yang sama setelah ablasi AF dimungkinkan pada sebagian besar pasien dan tidak terkait dengan tingginya tingkat readmisi atau komplikasi. Pasien dapat ditawarkan rawat jalan pada hari yang sama setelah ablasi kateter dengan menggunakan protokol pasca-prosedur standar termasuk periode tirah baring, pengamatan ambulasi, dan instruksi perawatan pasca-prosedur.[7]

Meta analisis oleh Rashedi et al. tahun 2022 yang mencakup 12 studi observasi di mana sebanyak 18.065 tindakan ablasi dilakukan, juga menemukan bahwa tindakan tersebut aman dan efektif untuk dijadikan sebagai prosedur same-day-discharge.[9]

Kesimpulan

Same-day-discharge (rawat jalan pada hari yang sama) telah terbukti aman dan efektif untuk ablasi yang kurang kompleks, seperti takikardia supraventrikular dan atrial flutter. Faktor-faktor tertentu, seperti jenis kelamin, strategi antikoagulasi, dan waktu prosedur ablasi dapat menilai pasien dapat dipulangkan dini atau tidak.

Standar rumah sakit, pemilihan pasien, dan protokol serta follow up setelah melaksanakan rawat jalan pada hari yang sama juga berpengaruh. Pendekatan ablasi dengan rawat jalan pada hari yang sama ini menghemat biaya, waktu, dan lebih efisien. Hal ini diduga akibat tim yang digunakan lebih kecil dan tugas yang diberikan berulang. Sebagai prosedur yang elektif, keamanan pasien harus setinggi mungkin dan risiko prosedural/komplikasi harus sangat rendah.

Referensi