Pengaruh Pembersihan Rambut Preoperatif Terhadap Risiko Infeksi Luka Operasi

Oleh :
dr. Wendy Damar Aprilano

Pembersihan rambut pada area operasi sering dilakukan sebagai bagian dari tindakan persiapan preoperatif dengan tujuan menurunkan risiko infeksi. Akan tetapi, hal ini masih menjadi kontroversi. Terdapat berbagai studi yang melaporkan bahwa tindakan pembersihan rambut di area yang akan dioperasi tidak bermanfaat ataupun bahkan dapat meningkatkan risiko infeksi.

Memiliki area operasi yang bebas dari rambut memang memudahkan ahli bedah untuk melakukan tindakan dan memudahkan pengaplikasian pita perekat hingga pemakaian penutup luka. Adanya rambut dianggap dapat mengganggu area insisi, proses penjahitan luka operasi, hingga pemasangan dressing. Meski demikian, kaitan pembersihan rambut dengan risiko infeksi masih menuai perdebatan.[1-3] 

Pengaruh Pembersihan Rambut Preoperatif Terhadap Risiko Infeksi Luka Operasi-min

Hubungan Pembersihan Rambut dengan Infeksi Area Operasi

Infeksi area operasi adalah infeksi yang muncul pada luka operasi pada kurun waktu 30 hari setelah operasi dilakukan, atau hingga 1 tahun untuk tindakan pemasangan implant. Infeksi ini dapat melibatkan jaringan kulit, subkutan, jaringan lunak bawah kulit, hingga melibatkan organ atau rongga lain.

Infeksi dapat disebabkan oleh perkembangan bakteri pada area operasi yang berasal dari area sekitar luka operasi, petugas medis pelaksana operasi, peralatan yang digunakan, hingga lingkungan ruang operasi. Infeksi dapat menghambat penyembuhan luka, menimbulkan nyeri, keperluan tindakan tambahan, hingga kematian. Pembersihan rambut pada area operasi dipercaya dapat mengurangi risiko infeksi ini.[1-3]

Metode Pembersihan Rambut Preoperatif

Secara umum, ada tiga metode yang biasa digunakan untuk membersihkan rambut preoperatif pada berbagai fasilitas kesehatan, yaitu mencukur dengan menggunakan pisau cukur, kliper, hingga merontokan rambut dengan krim khusus.[1-3]

Penggunaan Pisau Cukur:

Pembersihan dengan menggunakan pisau cukur dapat memotong rambut hingga sedikit di bawah permukaan kulit. Selama proses pemotongan rambut dengan mata pisau, kulit dapat mengalami laserasi mikroskopik atau abrasi. Sebagai konsekuensinya, dikhawatirkan mikroorganisme dapat masuk dan berkembang di area luka tersebut, hingga mengkontaminasi luka insisi yang dibuat saat operasi berlangsung.[1-3]

Penggunaan Kliper:

Kliper merupakan sejenis sisir dengan gigi yang tajam. Pada penggunaan kliper, rambut akan terpotong mendekati permukaan kulit tetapi masih menyisakan sedikit batang rambut. Penggunaan kliper dinilai lebih aman karena mata pisau yang digunakan tidak kontak langsung dengan permukaan kulit sehingga dapat meminimalisir risiko laserasi dan abrasi.[1-4]

Penggunaan Krim Perontok Rambut:

Metode ketiga yaitu dengan depilasi kimia atau penggunaan krim depilatory yang mengandung senyawa alkali yang dapat memecah keratin pada rambut. Senyawa ini akan menipiskan dan melemahkan rambut pada bagian dasar di bawah permukaan kulit, sehingga dapat dibersihkan hanya dengan pengusapan.

Proses ini memakan waktu lebih lama dibandingkan mencukur menggunakan pisau cukur atau kliper. Krim yang diaplikasikan harus kontak dengan rambut selama 5‒10 menit, tergantung ketebalan rambut yang akan dibersihkan.

Metode ini memiliki risiko iritasi atau alergi pada kulit pasien, sehingga uji tempel sebaiknya dilakukan sebelum tindakan pembersihan di area yang lebih luas dilakukan. Metode ini juga dinilai tidak menimbulkan risiko laserasi atau abrasi pada area kulit yang dibersihkan.[1-3,5]

Kapan dan Dimana Melakukan Pembersihan Rambut

Baik pembersihan rambut dengan menggunakan pisau cukur maupun kliper, dapat dilakukan di ruang operasi, ruang anestesi, ruang rawat, ataupun rumah pasien sendiri. Pembersihan rambut juga dapat dilakukan oleh petugas ruang operasi, ruang rawat inap, atau bahkan oleh pasien sendiri. Di sisi lain, metode depilasi kimia biasanya dilakukan oleh pasien sendiri di rumah berhubung membutuhkan uji tempel dahulu sebelum diaplikasikan secara luas.

Berbagai studi menyarankan agar tindakan pembersihan rambut tidak dilakukan di dalam ruang operasi, sebab rambut yang rontok dapat mengkontaminasi lapangan steril area operasi. Tindakan pembersihan rambut ini juga disarankan untuk dilakukan oleh personil yang terlatih guna mencegah kejadian laserasi dan abrasi.

Pedoman WHO mengenai Pencegahan Infeksi Luka Operasi (2018) merekomendasikan pasien yang akan melakukan operasi untuk tidak menjalani pembersihan rambut. Jika tindakan ini diperlukan, maka cukup dibersihkan dengan menggunakan kliper. Tindakan pembersihan rambut dengan pisau cukur sebaiknya dihindari, baik preoperatif maupun saat sudah di ruang operasi.[1,6]

Bukti ilmiah Hubungan Pembersihan Rambut Preoperatif dengan Peningkatan Risiko Infeksi

Tinjauan sistematik dan meta analisis oleh kelompok peneliti Cochrane (2021) mencoba mengevaluasi efek dari pembersihan rambut preoperatif yang dilakukan secara rutin terhadap angka kejadian infeksi luka operasi. Studi ini mengevaluasi hasil dari 19 uji klinis acak terkontrol dan 6 quasi-randomised trial dengan total 8919 partisipan.

Pisau Cukur VS Tanpa Dicukur

Hasil analisis menunjukkan bahwa perbandingan antara mencukur menggunakan pisau cukur dengan tanpa dicukur memberikan nilai bukti menengah (moderate evidence). Risiko infeksi luka operasi didapatkan meningkat pada partisipan yang dicukur dengan pisau cukur dibandingkan dengan yang tidak dicukur (RR 1,82; 7 penelitian dengan total sampel 1706 partisipan).

Kliper VS Tanpa Dicukur

Perbandingan antara mencukur menggunakan kliper dengan tanpa dicukur memberikan nilai bukti rendah (low evidence). Hasil tinjauan Cochrane melaporkan bahwa risiko infeksi luka operasi hanya sedikit berbeda pada partisipan yang dicukur dengan kliper dibandingkan dengan yang tidak dicukur (RR 0,95; 3 penelitian dengan total sampel 1733 partisipan).

Krim Depilatori VS Tanpa Dicukur

Perbandingan antara mencukur menggunakan krim depilatori dengan tanpa dicukur memberikan nilai bukti rendah (low evidence). Risiko infeksi luka operasi didapatkan hanya sedikit berbeda pada partisipan yang dibersihkan rambutnya dengan krim dibandingkan dengan yang tidak dicukur (RR 1,02; 1 penelitian dengan total sampel 267 partisipan).

Pisau Cukur VS Kliper

Perbandingan antara mencukur menggunakan pisau cukur dengan menggunakan kliper memberikan nilai bukti menengah (moderate evidence). Risiko infeksi luka operasi  didapatkan meningkat pada partisipan yang dicukur dengan pisau cukur dibandingkan dengan yang menggunakan kliper (RR 1,64; 7 penelitian dengan total sampel 3723 partisipan).

Pisau Cukur VS Krim Depilatori

Perbandingan antara mencukur menggunakan pisau cukur dengan menggunakan krim depilatori memberikan nilai bukti menengah (moderate evidence). Risiko infeksi luka operasi meningkat pada partisipan yang dicukur dengan pisau cukur daripada menggunakan krim depilatori (RR 1,64; 7 penelitian dengan total sampel 3723 partisipan).

Dicukur pada Hari Operasi VS Satu Hari Sebelumnya

Perbandingan antara pembersihan rambut di hari pelaksanaan operasi dengan satu hari sebelum pelaksanaan operasi memberikan nilai bukti rendah (low evidence). Risiko infeksi luka operasi hanya sedikit berkurang pada partisipan yang dibersihkan rambutnya pada saat hari pelaksanaan operasi dibandingkan dengan sehari sebelumnya (RR 0,83; 1 penelitian dengan total sampel 977 partisipan).[1]

Hasil Meta Analisis Lainnya

Hasil serupa didapatkan oleh meta analisis lain yang dilakukan oleh Shi et al terhadap 14 penelitian yang melibatkan total 7278 pasien. Dalam meta analisis ini, disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara membersihkan rambut dengan menggunakan pisau cukur, kliper, krim depilatori, atau tidak dibersihkan sama sekali. Tindakan pembersihan rambut dapat dihindari jika tidak dibutuhkan. Jika dibutuhkan, peneliti menyatakan bahwa penggunaan kliper lebih efektif untuk menurunkan risiko infeksi luka operasi dibandingkan dengan pisau cukur atau krim depilatori.[5]

Kesimpulan

Pembersihan rambut pada area operasi mungkin dapat mempermudah pelaksanaan operasi, baik saat melakukan tindakan hingga saat penutupan luka operasi. Meski demikian, studi yang ada tidak mendukung manfaatnya terhadap risiko infeksi luka operasi. Jika dirasa tidak perlu, pembersihan rambut sebaiknya tidak dilakukan. Jika dirasa perlu, penggunaan kliper tampaknya lebih disarankan dibandingkan penggunaan pisau cukur dan krim perontok rambut.

Referensi