Tips Persiapan Seleksi Program Pendidikan Dokter Spesialis di Indonesia

Oleh :
dr. Sunita

Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Indonesia dilakukan melalui suatu proses, yang disebut seleksi penerimaan calon PPDS dan diselenggarakan oleh masing-masing universitas. Artikel ini mencoba memberikan tips untuk persiapan mengikuti seleksi PPDS di Indonesia.

Dengan banyaknya tahapan yang perlu dilewati oleh setiap calon PPDS, persiapan yang matang dan pemahaman mendalam tentang keseluruhan proses seleksi sangat berperan penting dalam menentukan kelulusan calon PPDS. Penulis, pada artikel ini, akan menjelaskan 6 tips yang perlu diperhatikan oleh calon PPDS.

Asian,Medical,Personnel,Attending,The,Seminar

Gambaran Proses Seleksi PPDS

Proses seleksi PPDS diawali dengan mengisi formulir pendaftaran dan mengumpulkan dokumen persyaratan secara elektronik, melalui masing-masing website universitas. Kemudian, calon peserta yang dianggap memenuhi persyaratan administratif akan menjalani berbagai ujian, seperti ujian bahasa Inggris, tes potensi akademik, ujian tulis khusus program studi, pemeriksaan kesehatan umum, dan pemeriksaan kesehatan jiwa.

Jika lolos dari semua ujian tersebut, calon PPDS akan menjalani seleksi wawancara yang diselenggarakan oleh masing-masing program studi.

Tips 1: Pahami Kriteria Persyaratan dan Jadwal Seleksi

Setiap dokter yang berkomitmen untuk menjalani seleksi PPDS wajib memahami seluruh kriteria persyaratan dan jadwal seleksi.

Kriteria Persyaratan

Walaupun terdapat beberapa kesamaan aspek persyaratan antar universitas, sejumlah kriteria bisa memiliki nilai batas yang berbeda antar program studi di universitas yang sama. Kesamaan persyaratan misalnya indeks prestasi kumulatif (IPK), kompetensi bahasa Inggris, bukti selesai internship, dan pengalaman klinis.

Sebagai contoh, suatu program studi spesialis A mensyaratkan IPK minimal 3,00, sedangkan program studi spesialis B di universitas yang sama hanya mensyaratkan IPK minimal 2,75. Oleh sebab itu, calon PPDS wajib mencatat kriteria persyaratan seleksi dan merencanakan cara untuk memenuhi persyaratan tersebut.

Jadwal Pembukaan dan Penutupan Seleksi

Hal lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah mengetahui seluruh jadwal seleksi, sejak permulaan pendaftaran hingga masa pengumuman hasil seleksi. Beberapa universitas membuka jadwal pendaftaran spesialis pada periode yang sama, misalnya pada bulan Februari untuk semester ganjil dan September untuk semester genap.

Namun, setiap universitas dapat memiliki periode penutupan pendaftaran yang berbeda. Hal ini akan mempengaruhi kapan persiapan dokumen pendaftaran dan materi ujian perlu dilakukan.

Kapan Sebaiknya Calon PPDS Mulai Mempersiapkan Diri?

Saat ini, memang belum terdapat bukti ilmiah tentang seberapa dini sebaiknya persiapan pendaftaran dan materi ujian PPDS perlu dilakukan. Akan tetapi, penulis merekomendasikan agar persiapan dimulai +12 bulan sebelum pendaftaran, agar calon PPDS memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan syarat pendaftaran.

Khususnya persyaratan yang memiliki persiapan khusus, seperti ujian bahasa Inggris, tes potensi akademik, dan ujian tulis sesuai program studi. Hal tersebut sangat penting khususnya bagi calon PPDS yang memiliki komitmen praktik klinik yang padat atau jam kerja purnawaktu.

Tips 2: Susun Seluruh Jadwal Kegiatan Penting Selama Seleksi

Setelah kriteria persyaratan pendaftaran PPDS didapatkan, calon PPDS perlu menyusun seluruh jadwal kegiatan penting selama periode seleksi, yang kemudian harus menjadi jadwal pribadi PPDS selama menjalani persiapan pendaftaran.

Hal ini bertujuan agar calon PPDS dapat memantau kegiatan mana saja yang sudah dan belum terpenuhi, serta mengantisipasi apa yang perlu dilakukan. Contoh kegiatan penting yang perlu masuk dalam jadwal pribadi PPDS adalah pemutakhiran riwayat hidup atau curriculum vitae (CV), sertifikat pelatihan, pemeriksaan kesehatan tertentu, serta pengumpulan surat rekomendasi dan surat keterangan bekerja.

Riwayat Hidup atau Curriculum Vitae

Riwayat hidup perlu mencantumkan setidaknya riwayat pendidikan, pengalaman kerja yang relevan dengan program studi tujuan, sertifikasi dan penghargaan, serta publikasi. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki panitia dan tingginya jumlah pendaftar, calon PPDS perlu membuat riwayat hidup yang mudah dibaca, dengan  menampilkan informasi yang relevan dan menarik minat panitia seleksi.

Sertifikat Pelatihan

Sertifikat pelatihan yang dilampirkan harus terbukti valid pada saat pendaftaran dilakukan, dan hanya dikeluarkan oleh lembaga pelatihan yang diakui. Umumnya, sertifikat pelatihan yang dibutuhkan adalah ACLS/ATLS.

Pemeriksaan Kesehatan Tertentu

Untuk pemeriksaan kesehatan tertentu, misalnya tes audiologi untuk program studi spesialis jantung dan pembuluh darah, calon PPDS perlu memastikan tempat pemeriksaan yang dianggap sah oleh panitia. Sebagai contoh, beberapa universitas mensyaratkan bahwa hasil pemeriksaan kesehatan yang diakui hanya dari rumah sakit milik pemerintah dan ditandatangani oleh dokter berstatus pegawai negeri sipil.

Tips 3: Buat Kelompok Belajar

Untuk mempercepat proses penguasaan materi ajar, penulis merekomendasikan agar calon PPDS membuat kelompok belajar, bersama calon PPDS lain yang memiliki tujuan yang sama. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi lingkup pembelajaran yang sangat banyak, tetapi perlu dipahami dalam waktu pendek.[1]

Kapan Calon PPDS Perlu Belajar Secara Individu?

Di satu sisi, belajar secara individu memiliki sejumlah kelebihan, seperti minimnya gangguan terhadap pemusatan pikiran serta adanya kendali penuh terhadap lingkungan dan jadwal belajar. Pembelajaran individual baik dilakukan apabila proses belajar sangat memerlukan konsentrasi tinggi, seperti pengulangan materi ajar atau memorisasi beberapa konsep baru.

Selain itu, belajar secara individu dapat dipertimbangkan apabila belajar berkelompok mengalami kegagalan, misalnya akibat pembatalan jadwal berulang atau ketidaksepakatan akibat tingkat pemahaman yang berbeda-beda antar individu dalam kelompok.

Mengapa Calon PPDS Perlu Belajar Berkelompok?

Belajar kelompok memiliki manfaat dalam membantu individu memahami suatu konsep, yaitu dengan cara diskusi, klarifikasi pertanyaan atau konsep yang belum dipahami secara utuh, dan saling memberi motivasi. Belajar cara ini dapat dipertimbangkan oleh calon PPDS yang cenderung mudah memahami konsep dengan cara diskusi dan memerlukan teman belajar untuk meningkatkan motivasi.

Model Flipped Classroom:

Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam memanfaatkan pembelajaran berkelompok, calon PPDS dapat menerapkan model pembelajaran terbalik (flipped classroom). Pada metode ini, sesi pertama diawali dengan seluruh individu secara mandiri mempelajari suatu materi ajar (misalnya kelainan pada analisis gas darah).

Kemudian, seluruh individu berkumpul pada sesi kedua untuk mengaplikasikan dan mengintegrasikan pengetahuan yang dimiliki, untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi (misalnya membahas pertanyaan berbasis kasus yang berhubungan dengan kelainan analisis gas darah). Dengan demikian, seluruh individu dapat saling berdiskusi tentang perbedaan karakteristik setiap kelainan pada analisis gas darah, interpretasi klinisnya, serta tata laksana untuk masing-masing kelainan.

Metode flipped classroom berpotensi meningkatkan performa individu untuk mendapatkan pengetahuan yang terintegrasi dan aplikatif. Kunci keberhasilan belajar berkelompok adalah kemauan individu untuk memenuhi tanggung jawab terhadap pembelajaran dirinya dan kelompok, disertai kerja sama yang kuat dan sasaran belajar yang jelas.[1,2]

Sumber Pembelajaran

Sebagai calon PPDS, dokter harus memiliki pengetahuan kesehatan yang up to date. Oleh karena itu, sumber pembelajaran jangan hanya dari text book, melainkan harus dilengkapi dengan informasi terbaru dari berbagai artikel online maupun kursus elektronik, misalnya:

Tips 4: Penuhi Target Revisi Materi dan Simulasi Ujian Tulis

Apapun jenis metode belajar yang dipilih, setiap calon PPDS perlu memenuhi target pengulangan materi dan melakukan simulasi ujian tulis. Penelitian menunjukkan bahwa pengulangan materi ujian dapat mengurangi tingkat kecemasan sebelum ujian dan meningkatkan performa hasil ujian.

Pengulangan materi ajar bertujuan agar calon PPDS memiliki dasar pengetahuan yang utuh dan tepat, sesuai dengan harapan setiap program studi spesialis. Sementara itu, simulasi ujian tulis bertujuan untuk menguji tingkat pemahaman calon PPDS sesuai dengan kompetensi dasar.[3]

Bagaimana Cara Melakukan Pengulangan Materi Ujian?

Revisi atau pengulangan materi ajar yang baik melibatkan tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Persiapan dengan mencari bahan acuan yang memuat seluruh topik pembelajaran. Pelaksanaan adalah mengumpulkan daftar referensi buku, catatan ajar, atau ringkasan yang membahas setiap topik, lalu mempelajarinya dengan baik.

Tahap selanjutnya adalah mengevaluasi tingkat pemahaman setiap topik pembelajaran yang telah diulang, dengan cara menjawab pertanyaan latihan atau studi kasus. Apabila masih ada jawaban yang salah, calon PPDS dapat merujuk pada kunci jawaban untuk mengetahui letak kesalahan dan mengulangi pendalaman materi ajar.

Mengapa Perlu Melakukan Simulasi Ujian Tulis?

Simulasi ujian tulis dilakukan berdasarkan pertanyaan latihan, dengan menggunakan nilai batas tertentu. Walaupun hingga kini belum terdapat referensi akurat yang merefleksikan format dan tipe soal ujian tulis setiap program studi spesialis, calon PPDS tetap dapat melakukan simulasi ujian tulis dengan beberapa cara.

Cara pertama adalah menggunakan bank soal dari buku kedokteran yang relevan. Kedua, calon PPDS dapat membentuk kelompok untuk saling berkontribusi membuat suatu bank soal dan melakukan pembahasan secara bersama-sama. Apapun cara yang digunakan, calon PPDS perlu memastikan bahwa simulasi merefleksikan kompetensi seorang dokter umum yang hendak melanjutkan program studi spesialis.[3-5]

Tips 5: Lakukan Simulasi Wawancara

Simulasi wawancara dan umpan balik terhadap hasil latihan wawancara dapat membantu mempersiapkan calon PPDS dalam menghadapi seleksi wawancara. Wawancara calon PPDS umumnya dilakukan secara terstruktur atau semi-struktur, sehingga hal-hal yang hendak diketahui oleh pihak universitas relatif sama untuk seluruh kandidat PPDS.

Wawancara dapat dilakukan dengan cara pertemuan tatap muka atau virtual, dan dapat melibatkan lebih dari satu pewawancara. Dokumen yang dijadikan acuan wawancara antara lain riwayat hidup, formulir pendaftaran, salinan ijazah, transkrip nilai, sertifikat pelatihan, dan esai.[6]

Mengapa Simulasi Wawancara Penting untuk Dilakukan?

Wawancara dapat menjadi suatu proses yang terasa asing dan memicu kecemasan, tetapi dapat menjadi momen bagi calon PPDS untuk menonjolkan kelebihan dirinya. Penelitian menunjukkan bahwa wawancara dapat menimbulkan rasa cemas berlebih, yang berkontribusi pada perilaku yang tak diharapkan, seperti bicara terbata-bata dan hilangnya kefasihan dalam menyampaikan ide.

Untuk mencegah kejadian tersebut, calon PPDS perlu mempersiapkan diri agar terbiasa dengan lingkungan wawancara dan lebih percaya diri dalam menghadapi pertanyaan.

Penelitian oleh Buckley et al mengungkapkan bahwa kandidat yang melakukan simulasi wawancara sangat diuntungkan oleh umpan balik konstruktif dan spesifik dari pewawancara. Oleh sebab itu, simulasi wawancara yang baik berperan penting dalam membantu calon PPDS mendapatkan hasil terbaik saat wawancara.[7,8]

Bagaimana Cara Melakukan Simulasi Wawancara?

Simulasi wawancara dapat disiapkan dengan bertanya kepada PPDS yang telah menjalani masa 1‒3 semester di program studi yang dituju. Calon PPDS dapat menggali pengalaman PPDS yang lebih senior tersebut saat wawancara, termasuk lingkungan, jumlah pewawancara, isi pertanyaan, cara menjawab setiap pertanyaan, hingga umpan balik dari pewawancara.

Kemudian, calon PPDS dapat menyusun daftar pertanyaan wawancara dan mencari pewawancara potensial yang dapat membantu calon PPDS dalam melakukan simulasi. Pewawancara potensial sebaiknya lebih dari satu orang, yang telah berpengalaman dalam melakukan wawancara dan mampu memberikan umpan balik secara konstruktif. Simulasi wawancara dapat dilakukan berulang kali hingga calon PPDS merasa percaya diri dan mantap dalam menjawab setiap pertanyaan.[6,8]

Hal-Hal Penting Terkait Persiapan Wawancara

Pada hari pelaksanaan wawancara, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk menunjang keberhasilan wawancara, yaitu:

  • Menghindari frase atau skema komunikasi yang cenderung menonjolkan diri secara berlebih
  • Menegaskan prestasi diri dan penghargaan, tetapi hanya yang berhubungan dengan pertanyaan
  • Mengenakan pakaian formal yang sesuai dengan aturan berpakaian yang ditetapkan oleh panitia seleksi, dan jangan menggunakan pakaian yang berwarna terlalu mencolok atau perhiasan yang berlebihan
  • Mengutamakan karakter positif, seperti kejujuran, mawas diri, etos kerja yang tinggi, antusiasme, dan kemampuan bekerja dalam tim[6]

Saat hari wawancara, calon PPDS harus berperilaku baik terhadap sesama kandidat, sebab sangat mungkin akan menjadi kolega selama berkarier. Calon PPDS diharapkan mampu mengelaborasi atribut positif dalam setiap menjawab dan berperilaku.[6]

Isi Pertanyaan Wawancara Secara Umum

Walaupun pertanyaan wawancara dapat bervariasi antar program studi dan universitas, secara umum isi pertanyaan calon PPDS meliputi perkenalan diri, aspirasi karir, alasan memilih program studi, potensi kendala dan cara mengatasinya, kemampuan untuk memenuhi biaya hidup dan biaya studi, serta kelebihan dan kekurangan.

Perkenalan Diri dan Riwayat Hidup:

Calon PPDS dapat menjawab pertanyaan pembuka semacam ini dengan pernyataan lugas, yang menggambarkan posisi karier saat ini. Namun, calon PPDS perlu bersiap apabila terdapat potensi pertanyaan lanjutan dalam perjalanan karier PPDS, misalnya rencana cuti atau pindah pekerjaan. Sebaiknya jawaban difokuskan pada tingkat pengalaman yang dimiliki, dan hindari informasi yang tidak relevan.

Aspirasi Karir:

Pertanyaan ini bertujuan untuk menggali visi pribadi calon PPDS dalam 3‒5 tahun ke depan, dan bagaimana program studi yang dituju dapat membantu calon PPDS mencapai visi tersebut. Oleh sebab itu, calon PPDS sebaiknya menyusun jawaban dengan cara mengaitkan kompetensi yang akan didapat setelah lulus program studi terhadap permasalahan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian.

Selain itu, pewawancara juga menyukai apabila calon PPDS memiliki ketertarikan aspirasi karier yang melibatkan kegiatan penelitian, pendidikan, atau pengabdian masyarakat.

Alasan Memilih Program Studi:

Pertanyaan ini menguji pengetahuan calon PPDS terhadap program studi yang dituju. Jawaban sebaiknya disusun berdasarkan apa yang diketahui oleh calon PPDS tentang pencapaian program studi, khususnya di bidang pelayanan, penelitian, dan pendidikan, serta bagaimana calon PPDS dapat menjadi bagian dalam proses yang telah berjalan.

Contoh jawaban yang diharapkan, “Alasan Saya memilih program studi di universitas ini didasarkan atas kontribusi rumah sakit dan universitas ini dalam mengatasi penyakit langka di Indonesia. Informasi yang Saya ketahui, rumah sakit ini memiliki sentra penelitian yang melayani sekitar 1.000 pasien dengan penyakit langka dari seluruh Indonesia, dan telah bekerja sama dengan berbagai lembaga dari dalam dan luar negeri untuk meningkatkan kapabilitas dalam mendiagnosis dan mengobati berbagai penyakit langka. Saya tertarik untuk turut terlibat dalam kegiatan semacam itu, sekaligus meningkatkan kompetensi saya sebagai calon dokter spesialis penyakit dalam di Indonesia”.

Potensi Kendala yang akan Dihadapi Calon PPDS Selama Studi:

Setiap institusi mengharapkan para PPDS dapat menjalani pendidikan tanpa terhambat oleh faktor-faktor yang dapat dikendalikan. Saat menjawab pertanyaan ini, calon PPDS perlu menyampaikan secara terbuka potensi-potensi kendala yang mungkin dihadapi calon PPDS selama studi, misalnya berperan sebagai orang tua tunggal atau memiliki kondisi medis tertentu.

Cara Mengatasi Kendala Tersebut:

Pada pertanyaan ini, pewawancara mengharapkan calon PPDS telah memiliki pilihan solusi atas setiap potensi kendala. Kunci keberhasilan dalam menjawab pertanyaan ini adalah keterbukaan atas segala kekurangan dalam diri calon PPDS, yang telah didiskusikan bersama keluarga mengenai pilihan solusi. Hal yang paling penting adalah selalu memiliki pilihan solusi atas potensi kendala, sehingga tidak akan menghambat jalannya pendidikan.

Dukungan Keluarga Terhadap Calon PPDS:

Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kesiapan keluarga dalam mendukung pendidikan dan karir calon PPDS. Jawaban yang diharapkan tentunya adalah dukungan penuh keluarga.

Kemampuan untuk Memenuhi Biaya Hidup dan Biaya Studi:

Maksud pertanyaan ini untuk mengetahui kesiapan calon PPDS dalam mencukupi biaya hidup dan pendidikan. Calon PPDS dapat menjelaskan kondisi keuangan saat ini, dan bagaimana hal tersebut dapat mendukung keberlangsungan pendidikan secara finansial. Apabila calon PPDS merupakan penerima beasiswa, calon PPDS dapat mengungkapkannya kepada pewawancara.

Kelebihan dan Kekurangan Kandidat:

Pertanyaan semacam ini memerlukan jawaban yang lugas, sebab dapat menentukan penilaian pewawancara terhadap karakter calon PPDS. Saat menjelaskan kelebihan, calon PPDS sebaiknya menjawab dengan jujur dan rendah hati. Contoh jawaban yang ideal, “Saya melihat kelebihan dalam diri saya, khususnya terkait kemampuan berkomunikasi efektif sehingga dapat membuat lawan bicara mudah memahami ide yang kompleks”.

Di sisi lain, saat menjawab tentang kekurangan diri, calon PPDS tetap perlu bersikap jujur, tetapi jangan sampai mengkritik diri terlalu keras atau cenderung merendahkan kemampuan diri. Akan lebih baik apabila calon PPDS dapat menggambarkan karakteristik pribadi yang tidak terlalu menonjol, kemudian tambahkan penjelasan tentang cara mengatasi atau memperbaiki kekurangan tersebut.

Contoh jawaban yang ideal, “Kadangkala saya merasa tidak terlalu percaya diri saat memimpin tim dalam bekerja. Kemudian, saya mencoba untuk terlibat lebih banyak dalam proyek yang saya sukai di lingkungan kerja, sehingga secara perlahan saya menjadi semakin percaya diri untuk memimpin tim di tempat kerja”.

Tips 6: Seimbangkan Kehidupan dengan Beristirahat dan Olahraga Yang Cukup

Walaupun proses persiapan seleksi PPDS dapat membuat jadwal kegiatan terasa padat, calon PPDS tetap perlu menyeimbangkan diri dengan beristirahat dan berolahraga yang cukup. Bukti ilmiah mengisyaratkan bahwa individu memiliki risiko lebih tinggi terhadap kualitas tidur yang buruk saat menjelang periode ujian, yang disebabkan oleh tingkat stres yang lebih tinggi sehingga dapat memengaruhi performa akademik.

Beristirahat yang Teratur, Cukup, dan Berkualitas

Penelitian oleh Fakhari et al mengungkapkan bahwa individu dengan waktu tidur malam yang cukup, yaitu 6‒10 jam dalam kurun waktu 24 jam sebelum hari ujian, mencapai skor ujian yang lebih tinggi dibandingkan individu dengan waktu tidur <6 jam. Bahkan, individu yang tidak tidur mengalami dampak negatif terhadap performa ujian, khususnya yang berkaitan dengan pemusatan perhatian, daya ingat, kemampuan belajar, dan ketepatan dalam menyelesaikan tugas kompleks.

Oleh karena itu, jadwal tidur yang teratur, cukup, dan berkualitas perlu diintegrasikan sebagai bagian dari jadwal persiapan ujian calon PPDS.[9-11]

Olahraga secara Rutin

Olahraga secara rutin juga berpotensi meningkatkan performa calon PPDS saat menjalani ujian seleksi. Tinjauan sistematik oleh De Greef et al menemukan bahwa aktivitas fisik akut pada anak usia 6‒12 tahun berdampak secara signifikan terhadap pemusatan perhatian, dan jika dilakukan secara terus menerus turut berdampak terhadap fungsi eksekutif, perhatian, dan performa akademik.

Penelitian oleh Zhang et al mengungkapkan bahwa latihan fisik secara teratur, dengan durasi minimal 20 menit, frekuensi minimal 2‒3 kali/minggu, selama minimal 4 minggu, dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan. Mengingat potensi tingkat stres yang tinggi selama persiapan ujian PPDS, setiap calon PPDS perlu melakukan olahraga atau latihan fisik secara rutin.[12,13]

Referensi