Pilihan Karir Non-Klinis Untuk Dokter di Indonesia

Oleh :
dr.Alvi Muldani

Karir individu lulusan pendidikan kedokteran tidak terbatas pada karir klinis saja, melainkan telah banyak berkembang pada berbagai macam karir non-klinis seperti penulis kedokteran, dosen, dan representatif medis perusahaan.

Banyak lulusan pendidikan kedokteran melanjutkan bekerja sebagai klinisi, yaitu dengan melakukan medical check-up, diagnosis, dan terapi penyakit. Meski begitu, banyak juga yang memilih karir non-klinis yang tidak memberikan pelayanan langsung kepada pasien. Alasan seseorang memilih dunia non-klinis beragam, termasuk keinginan untuk mencari tantangan baru atau mungkin merasa tidak cocok menekuni bidang klinis.[1-3]

Portrait,Happy,Asian,Woman,Doctor,On,White,Background

Data di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 13,5% dokter berencana untuk mencari pekerjaan non-klinis di fasilitas kesehatan dalam 1-3 tahun ke depan. Pilihan pekerjaan non-klinis bagi dokter memiliki rentang yang luas, mulai dari yang masih dalam lingkup fasilitas kesehatan hingga yang di luar fasilitas kesehatan. Selain itu, banyak di antara alternatif pekerjaan non-klinis ini juga berpendapatan baik, serta memiliki jam kerja yang lebih disukai dibandingkan bekerja secara klinis.[1-4]

1. Dosen

Dosen kedokteran adalah seseorang yang mengajar materi kedokteran ke mahasiswa kedokteran. Seorang dosen biasanya mengajar pada sebuah universitas, perguruan tinggi, atau rumah sakit pendidikan. Seorang dosen berperan dalam mendesain dan membuat kurikulum untuk mengajar materi medis yang berhubungan dengan anatomi, fisiologi, neurologi, biokimia, imunologi, dan farmakologi. Di beberapa Institusi pendidikan dosen kedokteran juga melakukan praktik di rumah sakit atau di klinik.

Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam menjalani karir ini karena berhubungan dengan mahasiswa kedokteran yang pada dasarnya belum mengerti mengenai istilah dan konsep kedokteran. Tak jarang seorang dosen juga dituntut untuk mengambil alih suatu proyek atau jabatan sehingga keterampilan memimpin diperlukan. Karakteristik dan keterampilan lain yang diperlukan tentunya manajemen waktu dan pengetahuan medis itu sendiri. Ketika berada di kampus seorang dosen juga bisa sekaligus menjadi seorang peneliti.[4-7]

Siapa Yang Cocok Menjadi Dosen?

Untuk menjadi seorang dosen kedokteran, seseorang perlu mendapat gelar S1 terlebih dahulu, baik itu kedokteran atau bidang lain yang berhubungan. Di Indonesia, biasanya seorang dosen kedokteran merupakan lulusan pendidikan kedokteran.

Setelah itu, jenjang S2 atau setara atau lebih tinggi diperlukan untuk menjadi seorang dosen. Jenjang tersebut bisa berupa magister, spesialis, ataupun jenjang lebih tinggi seperti doktorat.

Mengajar akan cocok untuk dokter yang sudah mempunyai keluarga, atau ketika memasuki masa pensiun. Mengajar juga cocok untuk dokter yang memiliki ketertarikan tinggi pada bidang akademik atau preklinik, serta mereka yang kurang menyukai atau merasa dirinya kurang cocok dengan dunia praktik klinis.[4-7]

2. Penulis Kedokteran

Penulis konten kedokteran berperan dalam pengembangan dan produksi dokumen, baik secara cetak maupun digital, yang spesifik memiliki tema kedokteran atau kesehatan. Seorang penulis kedokteran memerlukan pengetahuan sains serta menulis secara umum, dengan menggabungkan kreativitas penulis dan kemampuan ekstraksi informasi ilmiah.

Tugas dari penulis kedokteran bisa mencakup mengkomunikasikan data klinis dan ilmiah kepada sesama dokter, perawat, pelaku asuransi kesehatan, hingga pasien. Penulis konten kedokteran juga kadang bekerja dengan dokter, ilmuwan, dan ahli-ahli bidang lain untuk membuat dokumen yang menjelaskan hasil penelitian, penggunaan produk, dan informasi medis lainnya.[4,8]

3. Representatif Medis Perusahaan

Representatif medis perusahaan adalah seseorang yang bertugas untuk mempromosikan dan menjual produk perusahaan tersebut, baik obat atau alat medis. Pelanggannya dapat seorang dokter, perawat, dan apoteker.

Seorang dokter dapat bekerja sebagai representatif medis karena memiliki pengetahuan yang relevan di bidang tersebut. Seorang yang menjadi representatif medis perusahaan tidak harus seorang dokter, melainkan bisa dari profesi kesehatan lainnya seperti farmasi, keperawatan, bahkan ada yang dari lulusan perguruan tinggi non kesehatan.

Kegiatan dan tugas yang dilakukan seorang representatif medis dapat berupa mengadakan pertemuan dengan institusi kesehatan, membuat kesepakatan bisnis, negosiasi kontrak, demonstrasi produk, penelitian yang berhubungan dengan produk, pameran, perencanaan anggaran, dan evaluasi performa penjualan. Perusahaan yang dapat ditempati seorang dokter diantaranya perusahaan obat, alat kesehatan, asuransi, dan teknologi informasi kesehatan.[4,9,10]

4. Manajerial, Kepemimpinan, dan Administrasi di Fasilitas Kesehatan

Posisi manajerial biasanya merupakan posisi strategis yang berfungsi sebagai pemimpin di fasilitas kesehatan, dapat berupa kepala instalasi medis, ketua divisi pelayanan medis, sampai direktur. Posisi-posisi ini mengaplikasikan pengetahuan mengenai sistem kesehatan dan manajemen untuk mengelola sebuah rumah sakit atau fasilitas kesehatan  yang meliputi operasional harian, pembuatan standar pelayanan medis, perekrutan staf, dan penetapan strategi dan tujuan finansial jangka panjang.

Posisi manajerial biasanya meniti karir mereka secara bertahap dari posisi struktural terbawah. Seiring berjalannya waktu, pengalaman dalam mengelola rumah sakit terbentuk dan dengan pendidikan lanjutan secara akademis dalam hal bisnis dan manajemen memungkinkan untuk meningkatkan jenjang karir.[4,11,12]

5. Asuransi Kesehatan

Perusahaan asuransi sehari-harinya akan melakukan verifikasi klaim yang masuk ke perusahaan. Untuk verifikasi klaim dibutuhkan pengetahuan kedokteran yang memadai, terutama mengenai diagnosis, jenis pemeriksaan, obat, dan tindakan yang dilakukan. Seorang dokter juga akan melakukan pengecekan dengan partner fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi, apakah fasilitas kesehatan tersebut sudah beroperasi sesuai dengan standar yang diharuskan.

Keberadaan seorang dokter dalam perusahaan asuransi juga akan memudahkan komunikasi antara fasilitas kesehatan dan perusahaan asuransi tersebut ketika ada hal yang perlu didiskusikan atau ketika masalah terjadi di lapangan. Pekerjaan menjadi dokter di perusahaan asuransi cocok untuk seorang dokter yang tertarik dengan perencanaan keuangan kesehatan, bisnis, dan manajemen. Waktu kerja pada pekerjaan ini juga bisa dibilang regular dan mengikuti jam kerja kantoran.[4,13]

6. Staf dan Kepala Kedinasan Kementerian Kesehatan

Dinas dan Kementerian Kesehatan mempunyai tugas membantu pemerintah melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan yang meliputi kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, serta manajemen pelayanan dan sumber daya kesehatan. Pekerjaan pada sektor ini cocok untuk dokter yang paham mengenai sistem kesehatan dan masalah-masalah yang terjadi di sistem kesehatan

Dalam sektor ini, dokter bisa menjadi staf, staf ahli, kepala bagian, koordinator, kepala dinas, kepala dirjen, bahkan sampai menteri kesehatan. Seorang dokter yang bekerja di pemerintahan harus memiliki kemampuan komunikasi dan kepemimpinan yang baik. Dokter juga harus bisa melakukan evaluasi kinerja serta pertanggungjawaban program yang dipimpin.[4,14,15]

7. Surveyor Fasilitas Kesehatan

Akreditasi rumah sakit adalah salah satu upaya yang dilakukan suatu fasilitas kesehatan dan pemerintah untuk menjamin mutu yang berjalan di institusi tersebut. Surveyor akreditasi adalah seseorang yang terjun langsung ke lapangan untuk menilai dan membandingkan operasional yang berjalan baik secara tertulis maupun aktual dengan pedoman akreditasi yang telah dibuat oleh pemerintah.

Seorang surveyor akreditasi rumah sakit harus memiliki latar belakang pengalaman bekerja di rumah sakit, mengikuti pelatihan sebagai surveior akreditasi rumah sakit, dan memiliki pendidikan yang biasanya berhubungan dengan bidang kesehatan, seperti dokter spesialis atau  dokter umum.[16]

8. Konsultan di Perusahaan Berbasis Teknologi

Permintaan dokter untuk bekerja atau bertindak sebagai konsultan juga meningkat karena teknologi kesehatan terus dikembangkan dan diimplementasikan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Sebagai contoh, dokter bisa memberi insight pada perusahaan pengembang artificial intelligence yang berkaitan dengan kesehatan dan kedokteran.[17]

Kesimpulan

Karakteristik dan kemampuan individu masing-masing dokter mempengaruhi pemilihan jalan karir. Setiap karir yang dipilih seorang dokter memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Karir non-klinis yang bisa dijalani seorang dokter di Indonesia antara lain dosen, penulis kedokteran, representatif medis perusahaan, manajer di fasilitas kesehatan, dokter asuransi kesehatan, pekerja dinas kesehatan, dan surveyor fasilitas kesehatan.

Referensi