Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Transfusi Darah Masif annisa-meidina 2025-03-03T09:30:33+07:00 2025-03-03T09:30:33+07:00
Transfusi Darah Masif
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Transfusi Darah Masif

Oleh :
dr.Eveline Yuniarti
Share To Social Media:

Teknik transfusi darah masif atau massive blood transfusion meliputi protokol transfusi masif atau MTP, di mana rasio transfusi yang direkomendasi adalah 1:1:1 hingga 1:1:2 untuk plasma, platelet, dan sel darah merah. Adjuncts berupa asam traneksamat dapat diberikan dalam 3 jam pertama trauma. Penghentian MTP dilakukan setelah kontrol perdarahan tercapai dan parameter fisiologis stabil.[1-3]

Persiapan Pasien

Persiapan pasien menyerupai persiapan pada prosedur transfusi darah pada umumnya. Informasikan kepada pasien dan keluarga mengenai indikasi transfusi darah masif dan minta informed consent. Dokter umumnya perlu mengisi formulir khusus untuk meminta darah, yang memuat informasi tentang identitas pasien, tanggal permintaan darah, dan indikasi. Lakukan pemeriksaan cross-matching dan periksa ulang kantong darah untuk memastikan bahwa darah yang akan diberikan sudah sesuai.[1-3,5,6]

Peralatan

Rapid infusion device (RID) digunakan untuk mempercepat transfusi darah, terutama pada pasien dengan perdarahan masif. Warming device bisa memanaskan darah yang akan ditransfusi untuk mencegah hipotermia akibat pemberian darah dingin dari bank darah.[1-3]

Posisi Pasien

Sebelum melakukan transfusi, posisikan pasien rileks di atas tempat tidur. Lengan yang akan digunakan untuk transfusi diatur dalam posisi ekstensi.[1-3]

Prosedural

Pada prinsipnya, teknik transfusi darah masif meliputi:

  • Aktivasi protokol transfusi masif (MTP): rasio transfusi darah yang direkomendasi antara 1:1:1 hingga 1:1:2 untuk plasma, platelet, dan sel darah merah (RBC). Produk darah universal seperti RBC O Rh-negatif dan plasma thawed harus tersedia segera setelah aktivasi MTP
  • Pemberian adjuncts: asam traneksamat (TXA) diberikan dalam 3 jam pertama trauma. Penggunaan viskoelastik seperti thromboelastography (TEG) atau rotational thromboelastometry (ROTEM) untuk panduan transfusi berbasis laboratorium dapat dilakukan
  • Penghentian MTP: dilakukan setelah kontrol perdarahan tercapai dan parameter fisiologis stabil[1-3]

Pelaksanaan transfusi darah masif melibatkan langkah-langkah sistematis untuk bisa menggantikan volume darah yang hilang secara cepat dan efektif, sekaligus mengatasi koagulopati, hipovolemia, dan komplikasi lainnya.[1-3]

Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait transfusi darah masif:

  1. Penundaan aktivasi protokol transfusi darah masif dan keterlambatan pengiriman produk darah pertama dapat memperpanjang waktu untuk mencapai hemostasis dan meningkatkan mortalitas
  2. Rasio transfusi yang terlalu tinggi (>3:1) dikaitkan dengan hasil yang lebih buruk dibandingkan rasio 1:1 hingga 2:1
  3. Pemberian asam traneksamat (TXA) setelah 3 jam cedera dapat meningkatkan risiko komplikasi
  4. Penggunaan protokol transfusi darah masif yang tidak tepat atau tidak sesuai indikasi dapat menyebabkan pemborosan produk darah
  5. Transfusi masif pada pasien dengan koagulopati yang sudah ada sebelumnya memerlukan pertimbangan khusus
  6. Risiko overload cairan dan komplikasi terkait transfusi seperti Transfusion-Related Acute Lung Injury (TRALI) meningkat dengan volume transfusi yang besar
  7. Pasien dengan riwayat reaksi transfusi sebelumnya memerlukan perhatian khusus saat transfusi darah masif
  8. Penggunaan transfusi darah masif pada pasien dengan perdarahan minor atau yang dapat diatasi dengan cara lain harus dihindari[1-3]

Aktivasi Protokol Transfusi Masif (MTP)

Protokol standar MTP diaktivasi berdasarkan kriteria klinis seperti tekanan darah sistolik <90 mmHg, denyut nadi >120 kali/menit, atau berdasarkan skor Assessment of Blood Consumption (ABC). Rasio transfusi yang direkomendasikan adalah 1:1:1 hingga 1:1:2 (plasma, platelet, dan sel darah merah) untuk menjaga hemostasis.[1-3]

Penggunaan Peralatan Khusus

Rapid infusion device (RID) digunakan untuk mempercepat transfusi darah, terutama pada pasien dengan perdarahan masif. Warming device digunakan untuk memanaskan darah dari bank darah agar tidak dingin.[1-3]

Teknik Pendukung Transfusi

Hemodilusi dan pemanasan perlu dilakukan. Darah dapat diencerkan dan dipanaskan hingga 39°C untuk meningkatkan laju aliran darah, sehingga mempercepat resusitasi. Terdapat juga teknik Intraoperative Cell Salvage (ICS), di mana darah pasien yang hilang selama operasi dikumpulkan, disaring, dan dikembalikan ke tubuh pasien untuk mengurangi kebutuhan transfusi alogenik.[1-5]

Ada juga teknik Acute Normovolemic Hemodilution (ANH), di mana sebagian darah pasien diambil sebelum operasi dan digantikan dengan cairan kristaloid atau koloid untuk mempertahankan volume darah, kemudian dikembalikan setelah perdarahan berhenti.[1-5]

Pemantauan Koagulasi

Viskoelastik seperti TEG atau ROTEM dapat membantu memandu transfusi berbasis kondisi koagulasi pasien secara real-time. Hal ini memungkinkan pendekatan transfusi yang lebih terarah dan mengurangi penggunaan produk darah secara berlebihan.[1-3]

Penyesuaian Berdasarkan Kebutuhan Pasien

Transfusi disesuaikan dengan parameter laboratorium seperti hemoglobin, hematokrit, international normalized ratio (INR), fibrinogen, dan kadar kalsium ionisasi. Koreksi hipokalsemia dilakukan dengan pemberian kalsium karena sitrat dalam produk darah dapat mengikat kalsium tubuh.[1-3]

Penghentian Protokol

Protokol transfusi masif dapat dihentikan setelah perdarahan terkendali dan parameter fisiologis pasien stabil.[1-3]

Follow Up

Evaluasi dilakukan untuk memastikan tidak ada komplikasi akibat transfusi. Beberapa contoh komplikasi adalah gangguan koagulasi, asidosis, hiperkalemia, hipokalsemia, kelebihan volume, dan reaksi transfusi akut.[1-3]

Referensi

1. Meneses E, Boneva D, McKenney M, Elkbuli A. Massive transfusion protocol in adult trauma population. American Journal of Emergency Medicine 2020;38:2661–6. https://doi.org/10.1016/j.ajem.2020.07.041.
2. Moore SA, Raval JS. Massive transfusion: a review. Ann Blood. 2022;7. https://doi.org/10.21037/aob-22-3.
3. ACS TQIP. Massive Transfusion in Trauma Guidelines. 2014. https://www.facs.org/media/zcjdtrd1/transfusion_guildelines.pdf
4. American College of Surgeons. Student Course Manual ATLS ® Advanced Trauma Life Support ®. 2018.
5. Steiner ME, Ness PM, Assmann SF, Triulzi DJ, Sloan SR, Delaney M, et al. Effects of Red-Cell Storage Duration on Patients Undergoing Cardiac Surgery. New England Journal of Medicine. 2015;372:1419–29. https://doi.org/10.1056/nejmoa1414219.
6. Lacroix J, Hébert PC, Fergusson DA, Tinmouth A, Cook DJ, Marshall JC, et al. Age of Transfused Blood in Critically Ill Adults. New England Journal of Medicine. 2015;372:1410–8. https://doi.org/10.1056/nejmoa1500704.

Kontraindikasi Transfusi Darah M...
Komplikasi Transfusi Darah Masif

Artikel Terkait

  • Stop Premedikasi untuk Transfusi Darah
    Stop Premedikasi untuk Transfusi Darah
  • Seberapa Seringkah Aman Melakukan Donor Darah
    Seberapa Seringkah Aman Melakukan Donor Darah
  • Efek Penggunaan Tabung Sampel Darah yang Lebih Kecil Terhadap Kebutuhan Transfusi pada Pasien ICU – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Penggunaan Tabung Sampel Darah yang Lebih Kecil Terhadap Kebutuhan Transfusi pada Pasien ICU – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 23 November 2024, 04:36
Syarat tekanan darah pada pasien dengan CKD untuk dilakukan transfusi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok mohon share ilmunya, saya sering mendapatkan pasien di IGD dengan CKD Anemia pro trabsfusi sekian kolf, terkadang ada yang diberi premed ada yg tidak,...
Anonymous
Dibalas 01 Oktober 2024, 08:50
Pemberian ca gluconas pada pasien transfusi PRC masif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya dan mohon koreksi, saya dulu pernah diajari ketika iship oleh dokter IGD kalau transfusi PRC hanya boleh dilakukan maks 4...
dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
Dibalas 04 Juli 2024, 08:55
Mengapa Donor Darah Rutin Penting? Temukan Manfaatnya!
Oleh: dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
1 Balasan
🩺 Pentingnya Donor Darah Secara Rutin: Manfaat dan KeamanannyaMenurut pernyataan dari American Red Cross, proses mendonorkan darah adalah aman dan bermanfaat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.