Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Teknik Scoliometer general_alomedika 2021-10-08T12:18:02+07:00 2021-10-08T12:18:02+07:00
Scoliometer
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Scoliometer

Oleh :
dr. William Sumoro
Share To Social Media:

Teknik pemeriksaan dengan scoliometer digunakan untuk tujuan skrining/penapisan adolescent idiopathic scoliosis. Pasien tidak perlu menjalani persiapan tertentu dan mendapatkan pengobatan khusus sebelum tindakan.

Pasien berada dalam posisi forward bending ketika pemeriksaan dilakukan. Pemeriksaan ini berlangsung cepat sehingga meskipun posisi pasien membungkuk ke depan, kenyamanan pasien dapat terjaga. Pemeriksaan dengan scoliometer merupakan pemeriksaan sudut rotasi batang tubuh (angle of trunk rotation/ATR) yang aman. Hasil pemeriksaan ATR akan dikombinasikan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik untuk menentukan langkah manajemen lanjutan. Pemeriksaan penunjang, seperti pencitraan radiografi dibutuhkan jika hasil pemeriksaan scoliometer telah melewati batas maksimum kelengkungan.[3,5,10]

Persiapan Pasien

Pemeriksaan dengan scoliometer tidak memerlukan persiapan khusus, termasuk anestesi. Sebelum dilakukan pemeriksaan dengan scoliometer, ada baiknya jika dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik akan menunjang hasil pemeriksaan sudut rotasi batang tubuh (angle of trunk rotation/ATR) dengan scoliometer.[3]

Sebelum memulai pemeriksaan, informed consent perlu dilakukan. Pada informed consent tersebut, tenaga medis perlu menjelaskan alasan pemeriksaan ini dilakukan, manfaat pemeriksaan, tata cara pemeriksaan, konsekuensi jika tidak dilakukan pemeriksaan ini, dan alternatif pemeriksaan lainnya. Yang perlu diperhatikan adalah memberikan kesempatan bertanya kepada pasien untuk memahami penyakit yang dideritanya.[3]

Anamnesis Scoliosis Anak

Pada anamnesis populasi anak, perlu ditanyakan usia onset, bukti-bukti maturasi, ada tidaknya nyeri punggung, gejala-gejala neurologis (abnormalitas gait, kelemahan, perubahan sensorik), riwayat keluarga, perasaan tentang penampilan secara keseluruhan dan bentuk punggung.[11]

Anamnesis Scoliosis Dewasa

Keluhan utama pada populasi dewasa dengan skoliosis adalah nyeri punggung. Namun tidak semua keluhan nyeri punggung berhubungan dengan adanya kelainan bentuk tulang belakang karena insidensi keluhan nyeri punggung pada populasi dewasa cukup tinggi terlepas dari deformitas tulang belakang.

Pada pemeriksaan pasien dewasa perlu ditanyakan apakah nyeri terlokalisasi di area deformitas, atau di persimpangan lumbosakral, apakah memiliki gejala stenosis tulang belakang atau radikulopati yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan studi pencitraan kanal tulang belakang (seperti MRI), adakah bukti perkembangan deformitas atau disfungsi kardiopulmonal.[2]

Pemeriksaan Fisik Scoliosis

Pada pemeriksaan fisik pasien skoliosis, dapat ditemukan adanya temuan-temuan yang meliputi asimetri tinggi bahu, penonjolan skapula atau tulang rusuk, asimetri tulang rusuk, adanya celah/rongga antara lengan dan sisi lateral tubuh pada perbandingan sisi kanan dengan sisi kiri pada posisi tegak, deformitas bidang sagital seperti kifosis, serta asimetri lipatan pinggang yang tidak hilang saat duduk (sebagian asimetri lipatan pinggang diakibatkan oleh perbedaan panjang kaki, temuan ini membantu pada pasien obesitas di mana pada pemeriksaan paraspinalnya dikaburkan oleh jaringan adiposa subkutan).[5,11]

Pada pemeriksaan dengan scoliometer, pasien perlu melepaskan pakaian pada bagian atas tubuh agar tulang belakang dan tulang rusuk terlihat dengan jelas. Pada perempuan, rambut kepala perlu diikat dan mengenakan pakaian kaos backless khusus, sedangkan pada laki-laki dapat dilakukan dengan bertelanjang dada.[3]

Peralatan

Peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan adalah scoliometer. Ada dua macam jenis scoliometer yang dapat digunakan antara lain scoliometer atau inclinometer berbentuk penggaris dan berbasis aplikasi:

Scoliometer atau inclinometer yang berbentuk penggaris.

Scoliometer jenis ini memiliki tingkat pengulangan atau reproduktifitas pengukuran yang baik. Hal ini ditunjukkan dari koefisien reliabilitas antar-penilai dan intra-penilai yang tinggi. Variabilitas pengukuran ditentukan oleh posisi pasien, palpasi tingkat vertebra, ketidaknyamanan dan kelelahan pasien terkait pemosisian dan pengukuran beberapa kali, dan pengulangan pengukuran yang terjadi dalam beberapa minggu.[12]

Scoliometer Berbasis Aplikasi (Iphone, Android).

Pada jenis ini, telepon genggam ditempatkan pada acrylic sleeve yang berfungsi untuk menstabilkan telepon genggam pada punggung. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh  Franko et al. menunjukkan scoliometer yang berbasis aplikasi dapat mereplikasi fungsi scoliometer dengan biaya yang lebih rendah dan lebih praktis bagi tenaga medis. Selain itu, telaah sistematis oleh Prowse et al juga menunjukkan bahwa scoliometer berbasis aplikasi ini mempunyai reliabilitas yang tinggi hingga sangat tinggi dan validitas yang sedang hingga sangat tinggi.[6,13]

Posisi Pasien

Pasien diperiksa pada posisi forward bending atau membungkuk ke depan sesuai pada pemeriksaan Adam's forward bend test. Pasien diminta untuk berdiri tegak dengan lutut lurus, kaki sejajar, dan tangan bebas digantung. Kemudian membungkuk ke depan dengan lutut lurus, kaki rapat dan tangan bebas dan digantung longgar (forward bend test, biasanya dilakukan untuk diagnosis adolescent idiopathic scoliosis). Kedua telapak tangan diposisikan saling menempel. Pada posisi ini (fleksi ke depan), tulang rusuk  akan meninggi pada sisi lengkung cembung dan tertekan pada sisi cekung.[10][12]

Pada kondisi skoliosis yang disebabkan oleh perbedaan panjang tungkai bawah, forward bend test dapat dilakukan dengan pasien atau screenee pada posisi duduk. Alternatif lainnya adalah dengan menempatkan balok kayu di bawah ekstremitas yang lebih pendek untuk mengurangi pengaruh perbedaan panjang kaki terhadap kemiringan pelvis dan skoliosis.[2]

scoliometer-min

Prosedural

Teknik prosedur pemeriksaan scoliometer merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan dengan scoliometer, terutama posisi pasien ketika dalam pemeriksaan. Posisi yang tidak tepat dapat mengakibatkan positif palsu ataupun negatif palsu.

Berikut merupakan prosedur pemeriksaan angle trunk rotation (ATR) dengan scoliometer:

  1. Minta penderita atau orang yang diperiksa (screenee) untuk membungkuk ke depan perlahan, berhenti pada saat bahu sejajar dengan pinggul.
  2. Setelah itu, amati dari belakang penderita. Perhatikan setiap ketinggian tulang rusuk dan/atau kesimetrisan di area punggung bawah.
  3. Sebelum mengukur dengan skoliometer, sesuaikan ketinggian posisi membungkuk pasien ke tingkat di mana deformitas tulang belakang paling terlihat. Posisi ini akan berbeda-beda tergantung pada lokasi lengkungannya.
  4. Letakkan skoliometer melintasi deformitas pada sudut yang tepat terhadap tubuh, dengan penanda “0” tepat di atas processus spinosus. Tempelkan skoliometer secara perlahan. Jangan menekan scoliometer.
  5. Baca sudut rotasi batang tubuh (angle of trunk rotation/ATR). Pemeriksaan dianggap positif jika pembacaan pada skoliometer adalah 7 derajat atau lebih  (≥20 ̊ sudut Cobb) pada satu atau lebih tingkatan tulang belakang regio thoraks atau lumbar. Derajat rotasi yang lebih rendah mungkin atau mungkin tidak menunjukkan derajat skoliosis yang lebih ringan.[14]

Ketidakmampuan untuk melakukan forward bending test yang disebabkan oleh nyeri di punggung atau kekencangan hamstring kemungkinan diakibatkan oleh patologi lain, termasuk nyeri punggung mekanis, herniasi diskus, spondilolisis atau infeksi.[2]

Dengan nilai cut-off ATR sama dengan atau lebih besar dari 7 derajat, pemeriksaan dengan skoliometer memiliki tingkat sensitivitas tinggi sebesar 83,3% dan spesifisitas tinggi sebesar 86,8%.[7]

Pada kelompok remaja muda dan remaja dewasa (usia > 10 tahun), pengukuran skoliometer ≥ 5 derajat s/d 7 derajat atau > 10 derajat sudut Cobb direkomendasikan untuk dirujuk ke dokter spesialis ortopedi. Namun pada pasien yang berisiko tinggi mengalami perkembangan penyakit, rujukan lebih awal perlu dipertimbangkan disebabkan oleh mayoritas intervensi non-bedah memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi pada kurva/kelengkungan vertebra yang lebih kecil. Ini termasuk pasien berusia <10 tahun dan yang memiliki riwayat keluarga dengan skoliosis berat.[5]

Follow up

Follow up yang perlu dilakukan setelah pemeriksaan dengan scoliometer adalah menentukan investigasi lanjutan. Berdasarkan Scoliosis Research Society (SRS), hasil pemeriksaan dengan scoliometer: rotasi batang tubuh (angle of trunk rotation/ATR) 5 derajat hingga 7 derajat direkomendasikan sebagai ambang batas pemeriksaan lanjutan radiografi untuk menentukan sudut Cobb dan pemeriksaan ke dokter Spesialis Ortopedi. Penentuan sudut Cobb bertujuan untuk menentukan jenis terapi dan risiko progresivitas penyakit.[1]

Selain itu, perlu juga dilakukan follow up berkala untuk menilai perkembangan penyakit atau progresivitas skoliosis. Pada kelompok remaja atau adolesen (usia >10 tahun), hasil pengukuran skoliometer ATR ≥5 derajat direkomendasikan untuk dirujuk sehingga untuk pasien dengan risiko tinggi progresivitas penyakit, rujukan lebih awal perlu dipertimbangkan.

Pada pasien berusia <10 tahun dan yang memiliki riwayat keluarga dengan skoliosis berat. Skoliosis idiopatik dengan sudut >50 derajat yang tidak diobati saat kematangan tulang kemungkinan akan terus berlanjut sepanjang hidup. Tingkat perkembangan penyakit cenderung lambat dengan 1 derajat per tahun. Selama perkiraan masa hidup penyakit, beberapa studi jangka panjang menunjukkan adanya peningkatan tingkat mortalitas.[5,15,16]

Referensi

2. V. J. Devlin, CHAPTER 6 - Evaluation of spinal deformities, THIRD EDIT. Elsevier Inc., 2021.
3. D. M. Coelho and A. S. De Oliveira, “Scoliometer measurements of patients with idiopathic scoliosis Scoliometer measurements of patients with idiopathic scoliosis,” no. April, 2013, doi: 10.1590/S1413-35552012005000081.
5. B. D. Roye, ORTHOPEDICS, 7th ed., vol. 30, no. 4. Elsevier Inc., 2021.
6. A. Prowse, R. Pope, P. Gerdhem, and A. Abbott, “Reliability and validity of inexpensive and easily administered anthropometric clinical evaluation methods of postural asymmetry measurement in adolescent idiopathic scoliosis: a systematic review,” Eur. Spine J., vol. 25, no. 2, pp. 450–466, 2016, doi: 10.1007/s00586-015-3961-7.
10. H. H. Ma, C. L. Tai, L. H. Chen, C. C. Niu, W. J. Chen, and P. L. Lai, “Application of two ‑ parameter scoliometer values for predicting scoliotic Cobb angle,” Biomed. Eng. Online, pp. 1–13, 2017, doi: 10.1186/s12938-017-0427-7.
11. J. A. Janicki and B. Alman, “Scoliosis: Review of diagnosis and treatment,” Paedriatric Child Heal., vol. 12, no. 9, pp. 771–776, 2007.
12. M. T. Izatt, G. R. Bateman, and C. J. Adam, “Evaluation of the iPhone with an acrylic sleeve versus the Scoliometer for rib hump measurement in scoliosis,” Scoliosis, vol. 7, no. 1, 2012, doi: 10.1186/1748-7161-7-14.
13. O. I. Franko, C. Bray, and P. O. Newton, “Validation of a scoliometer smartphone app to assess scoliosis,” J. Pediatr. Orthop., vol. 32, no. 8, pp. 72–75, 2012, doi: 10.1097/BPO.0b013e31826bb109.
14. H. M. Seidel, J. W. Ball, J. E. Dains, J. A. Flynn, B. S. Solomon, and R. W. Stewart, Examination Techniques and Equipment. 2011.
15. M. C. Hawes and S. L. Weinstein, “Health and Function of Patients with Untreated Idiopathic Scoliosis [2] (multiple letters),” J. Am. Med. Assoc., vol. 289, no. 20, pp. 2644–2645, 2003, doi: 10.1001/jama.289.20.2644-a.
16. A. Jada et al., “Evaluation and management of adolescent idiopathic scoliosis: A review,” Neurosurg. Focus, vol. 43, no. 4, pp. 1–9, 2017, doi: 10.3171/2017.7.FOCUS17297.

Kontraindikasi Scoliometer
Komplikasi Scoliometer

Artikel Terkait

  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
21 Oktober 2021
Rehabilitasi medis pada skoliosis - Rehabilitasi Medis Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo Dr. dr. Vitriani Biben, Sp.KFR(K), izin bertanya dokter. Bagaimana peranan rehabilitasi medis dalam tatalaksana kelainan...
dr. Andi Marsali
13 Oktober 2021
Pasien skoliosis derajat ringan mengeluh nyeri pada sacroiliac joint - Ortopedi Ask The Expert
Oleh: dr. Andi Marsali
1 Balasan
Selamat siang dr. Humaryanto, Sp.OT,Mohon informasi pendekatan diagnosis dan pemilihan modalitas terapi untuk pasien wanita 39 tahun dengan keluhan nyeri di...
Anonymous
04 Agustus 2021
Indikasi pemakaian posture-correcting brace - Ortopedi Spine Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Starifulkani, SpOTIzin bertanya, Dok. Beberapa pasien menanyakan tentang efektivitas "posture-correcting shirt" dan juga "posture-correcting brace"...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.