Non-surgical Rhinoplasty atau rinoplasti non-bedah dilakukan dengan menyuntikkan bahan pengisi, seperti asam hialuronat, ke bawah kulit untuk mengubah struktur hidung. Rinoplasti non-bedah telah menjadi alternatif yang semakin populer dari prosedur bedah karena biayanya yang relatif lebih rendah, kenyamanan dan pemulihan yang cepat, serta profil risiko yang rendah.
Beberapa penyebab yang sering menjadi indikasi tindakan rinoplasti non-bedah adalah pengisian atau perbesaran pada area batang atau jembatan hidung, perbaikan kontur atau perbaikan simetrisitas hidung, dan pasien yang memiliki kontraindikasi untuk menjalani rinoplasti bedah.[1-3]
Penggunaan Asam Hialuronat pada Rinoplasti Non-Bedah
Bahan pengisi atau filler yang digunakan pada tindakan rinoplasti non-bedah dapat diklasifikasikan menurut komponennya, yakni asam hialuronat, kolagen, parafin, dan silikon. Klasifikasi juga digunakan menurut lama ketahanan, seperti filler non-permanen, semi-permanen, atau permanen.
Filler yang paling sering digunakan adalah filler non-permanen asam hialuronat dan kolagen dengan masa ketahanan kurang dari 1 tahun. Filler semi-permanen dan permanen memiliki ketahanan yang lebih lama dibandingkan dengan non-permanen, tetapi lebih dapat teraba pada hidung dan memerlukan tindakan pembedahan untuk mengeluarkannya.[4,5]
Asam Hialuronat vs Kolagen dan Hidroksiapatit
Asam hialuronat yang digunakan dalam rinoplasti non-bedah merupakan komponen alami dari jaringan ikat manusia dan bersifat non-imunogenik berbeda dengan kolagen. Asam hialuronat tidak beracun, non-antigenik, dan memiliki sifat kompatibel yang baik. Asam hialuronat dapat memperbaiki bentuk hampir di semua sisi pada hidung, termasuk pada ujung hidung, jembatan hidung, dan sisi lubang hidung.
Kolagen dan hidroksiapatit juga dapat digunakan, tetapi memiliki karakteristik cairan yang berbeda dibandingkan asam hialuronat. Kolagen dan hidroksiapatit dapat membentuk struktur yang lebih kaku dan hal tersebut dapat juga disukai oleh beberapa praktisi, tergantung pada tujuan utama penggunaannya.
Meski begitu, kekurangan utama dari kolagen dan hidroksiapatit adalah lebih sulit untuk diperbaiki bila terjadi komplikasi karena harus dikeluarkan melalui tindakan bedah. Kolagen tidak dapat dengan mudah dikembalikan secara sederhana dengan menyuntikan agen pelarut seperti pada penggunaan asam hialuronat.[2,4,6-8]
Tingkat Kepuasan Rinoplasti Non-Bedah
Filler rhinoplasty atau rinoplasti non-bedah adalah prosedur kosmetik sehingga keberhasilan tindakan ini berfokus pada kepuasaan pasien. Meski begitu, dalam mengukur kepuasan pasien dokter juga perlu mempertimbangkan aspek ekspektasi dari pasien, apakah realistis atau tidak.[1,4,6]
Sebuah tinjauan sistematik mengevaluasi hasil dari 11 studi dengan total 1101 pasien. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepuasan rata-rata pasien >90%. Dalam semua studi, edema, eritema, nyeri pasca injeksi, dan memar merupakan komplikasi sementara yang sering ditemukan. Komplikasi yang lebih jarang adalah gangguan vaskular dan hematoma.[6]
Kelebihan Rinoplasti Non-Bedah
Rinoplasti non-bedah memiliki beberapa keuntungan, salah satunya adalah lebih tidak invasif bila dibandingkan dengan rinoplasti bedah. Rinoplasti non-bedah juga mudah dikembalikan atau bersifat reversible, misalnya dengan menggunakan suntikan hialuronidase.
Kelebihan lainnya adalah tidak ada down time atau waktu pemulihan karena tidak ada jaringan yang dirusak, sehingga hasil bisa langsung dapat dilihat. Rinoplasti non-bedah juga dapat menjadi uji coba bagi pasien yang ingin melakukan rinoplasti bedah namun masih ragu, atau sebagai solusi bagi orang yang sudah melakukan rinoplasti namun masih ada defek kecil yang perlu diperbaiki.
Rinoplasti non-bedah juga dinilai dapat memberikan kontur yang sangat alami, bahkan untuk pasien yang memiliki kulit tipis sekalipun. Penggunaan asam hialuronat sebagai agen pada tindakan rinoplasti non-bedah dapat memberikan perbaikan pada kontur atau struktur hidung selama rata-rata 13,5 bulan hingga 30 bulan.[2,7]
Keterbatasan Rinoplasti Non-Bedah
Meskipun termasuk salah satu prosedur yang aman, tapi tindakan rinoplasti non-bedah masih memiliki potensi komplikasi.[1,2,6,9-11]
Komplikasi Dini
Komplikasi dini yang paling sering terjadi adalah bentuk struktur hidung yang masih asimetris, hipersensitivitas terhadap asam hialuronat atau bahan lain yang digunakan sebagai filler, serta gatal dan nyeri pada lokasi penyuntikkan.[1,2,6,9-11]
Nekrosis
Hidung digambarkan sebagai salah satu zona bahaya untuk dilakukan filler karena dua alasan utama. Pertama karena pada bagian ujung hidung terdapat banyak ujung arteri yang meningkatkan risiko nekrosis kulit bila terjadi oklusi akibat injeksi. Alasan kedua karena adanya anastomosis karotid internal dan eksternal yang dekat dengan radiks dapat meningkatkan risiko komplikasi okular akibat oklusi arteri yang menimbulkan kebutaan.
Kemampuan dan pengetahuan tenaga medis mengenai anatomi hidung untuk menghindari komplikasi tersebut sangat penting. Penting untuk melakukan penyuntikan pada area deep fat atau area di bawah superficial musculoaponeurotic.[1,2,6,9-11]
Komplikasi Lainnya
Beberapa komplikasi lainnya yang pernah ditemukan adalah infeksi di sekitar lokasi injeksi, hipersensitivitas, dan kesalahan penempatan injeksi. Meski jarang, rinoplasti non-bedah juga bisa menimbulkan cedera vaskular, selulitis, granuloma, dan nekrosis kulit.[1,2,6,9-11]
Rinoplasti Bedah vs Rinoplasti Non-Bedah
Rinoplasti bedah tidak bisa dikompetisikan dengan rinoplasti non-bedah karena memiliki ketahanan hasil yang berbeda, mengingat rinoplasti bedah merupakan baku emas untuk koreksi anatomi hidung dengan efek jangka panjang atau permanen. Pemilihan tindakan mana yang diambil bergantung pada kebutuhan dan kondisi dari pasien.
Beberapa pasien ragu untuk mengambil langkah rinoplasti bedah karena biaya yang lebih tinggi, waktu pemulihan yang lebih lama, hasil yang tertunda karena tidak langsung terlihat seperti pada rinoplasti non-bedah, serta ketakutan akan prosedur operasi. Dalam kondisi tersebut, rinoplasti non-bedah dapat dijadikan alternatif.
Namun, jika rinoplasti non-bedah dilakukan pada hidung yang tidak pernah dilakukan rinoplasti bedah sebelumnya, tindakan harus dilakukan dengan lebih hati-hati karena filler yang digunakan dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan gangguan vaskular. Oleh sebab itu, rinoplasti non-bedah terkadang menjadi pilihan yang kurang tepat bila kondisi deformitas hidung sangat besar atau terdapat defek mayor.
Rinoplasti non-bedah juga dikontraindikasikan pada pasien yang sedang dalam kondisi hamil, menyusui, pasien imunokompromais, memiliki gangguan pembekuan darah, hipersensitivitas pada cairan filler, serta penyakit autoimun.[6-10]
Kesimpulan
Rinoplasti non-bedah merupakan tindakan memasukkan bahan pengisi untuk mengubah bentuk dan kontur hidung. Tindakan ini merupakan alternatif non-permanen dari rinoplasti bedah yang memiliki tingkat kepuasan pasien yang tinggi, risiko komplikasi yang lebih sedikit, serta biaya yang relatif lebih murah dibandingkan pembedahan terbuka.