Peran Pemberian Edukasi Nutrisi dan Kesehatan Reproduksi pada Wanita Hamil dalam Pencegahan Stunting – Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr.Gloscindy Arma Occifa

The Effect of Nutrition and Reproductive Health Education of Pregnant Women in Indonesia using Quasi Experimental Study

Permatasari TAE, Rizqiya F, Kusumaningati W, Suryaalamsyah II, Hermiwahyoeni Z. BMC Pregnancy and Childbirth. 2021. 21(180):1-15. doi:10.1186/s12884-021-03676-x

Abstrak

Latar Belakang: Hampir sepertiga balita di Indonesia mengalami stunting. Stunting dapat dicegah secara optimal selama kehamilan sebagai fase awal dari 1000 hari pertama kehidupan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi kepada wanita hamil di Bogor, Indonesia.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental terhadap 194 wanita hamil yang dilakukan dari bulan Agustus hingga November 2019. Wanita hamil dipilih secara acak dari 4 desa di Bogor. Kelompok perlakuan (n = 97) mendapatkan edukasi tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi selama 2 jam dalam kelompok kecil (4-5 wanita tiap kelompok) setiap 2 minggu selama 3 bulan berturut-turut. Edukasi interaktif diberikan oleh fasilitator menggunakan metode yang meliputi penyampaian materi, bermain peran, simulasi, dan permainan. Kelompok kontrol (n = 97) mendapatkan pelayanan kesehatan reguler. Kuesioner terstruktur digunakan untuk mengumpulkan data yang terdiri dari karakteristik maternal, pengetahuan, sikap, dan praktik tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi pada kedua kelompok. Data dianalisis dengan uji t dan chi-square.

Hasil: Wanita hamil pada kelompok perlakuan memperlihatkan peningkatan yang signifikan dalam hal pengetahuan, sikap, dan praktik tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi setelah memperoleh edukasi. Rerata nilai pre-test dan post-test pada kelompok perlakuan adalah 55,1 dan 83,1 untuk pengetahuan secara umum; 40,2 dan 49,0 untuk sikap; serta 36,2 dan 40,2 untuk praktik. Pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan signifikan antara rerata nilai pre-test dan post-test untuk ketiga variabel tersebut. Terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,001) pada rerata nilai post-test antara kelompok perlakuan dan kontrol, namun perbedaan tidak signifikan (p > 0,05) untuk rerata nilai pre-test.

Kesimpulan: Pemberian edukasi tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi dalam kelompok-kelompok kecil dengan metode interaktif kepada wanita hamil meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik. Perlakuan ini berpotensi untuk direplikasi dan dikembangkan untuk penerapan dalam skala besar dengan mengoptimalkan kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan penyedia layanan kesehatan untuk ibu dan anak.

Peran Pemberian Edukasi Nutrisi dan Kesehatan Reproduksi pada Wanita Hamil dalam Pencegahan Stunting-min

Ulasan Alomedia

Penurunan angka stunting di Indonesia tergolong lambat, yaitu dari 37,2% menjadi 30,8% dalam 5 tahun. Angka ini relatif tinggi berdasarkan kategori WHO (30-39%). Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian stunting di Indonesia adalah tingkat pengetahuan ibu tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi.

Strategi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi telah secara konsisten berperan dalam mengurangi angka stunting di Indonesia. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi dengan metode interaktif terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik. Metode interaktif tersebut meliputi 3 topik yaitu parenting, diet seimbang dan imunisasi, serta kesehatan reproduksi, Setiap topik menggunakan teknik berbeda antara bermain peran, latihan, dan permainan.

Ulasan Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental dengan pre-test dan post-test terhadap wanita hamil. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap pengembangan instrumen, pelatihan fasilitator, dan pelaksanaan pemberian edukasi pada kelompok perlakuan.

Penelitian dilakukan di Bogor, Indonesia dengan fokus wilayah stunting meliputi 10 desa. Dari 10 desa tersebut dipilih 4 desa dengan karakteristik sosio-demografi yang sama, Subjek wanita hamil dipilih secara acak dari 4 desa tersebut dengan kriteria inklusi antara lain maksimal usia kehamilan 27 minggu dan telah tinggal di desa tersebut minimal 6 bulan. Sementara itu, kriteria eksklusi yaitu terdiagnosis menderita masalah kesehatan yang memerlukan diet dan kebutuhan nutrisi khusus,

Subjek yang terpilih dibagi menjadi 2 kelompok tanpa randomisasi, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan akan mendapatkan edukasi tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi dengan metode interaktif. Subjek dalam kelompok ini akan dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 subjek. Edukasi diberikan oleh fasilitator terlatih selama 2 jam setiap 2 minggu dalam 3 bulan berturut-turut. Edukasi terdiri dari 3 sesi yang mencakup teori dan praktik. Sesi pertama tentang parenting (psiko-emosional dan nutrisi) dengan teknik penyampaian materi dan bermain peran; sesi kedua tentang nutrisi selama kehamilan, stunting, dan imunisasi dengan teknik penyampaian materi dan simulasi; kemudian sesi ketiga tentang kesehatan reproduksi dengan teknik penyampaian materi dan permainan.

Kelompok kontrol akan menerima edukasi dari pelayanan kesehatan reguler setiap bulan oleh kader. Edukasi yang diberikan adalah terkait kesehatan ibu dan anak meliputi nutrisi dan kesehatan reproduksi, pengukuran berat dan tinggi anak, serta imunisasi utama untuk anak.

Kuesioner terstruktur digunakan untuk mengumpulkan data pre-test dan post-test yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan praktik tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi pada kedua kelompok. Luaran yang dinilai adalah perbedaan nilai pre-test dan post-test pada masing-masing kelompok dan antar kelompok yang dianalisis secara statistik menggunakan uji t.

Ulasan Hasil Penelitian

Jumlah subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah 194 wanita hamil yang terbagi dalam 2 kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 97 subjek. Karakteristik yang meliputi sosiodemografi, riwayat kehamilan, informasi tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi, serta penggunaan pelayanan kesehatan sama antara kedua kelompok.

Secara keseluruhan, terdapat perbedaan signifikan antara nilai pre-test dan post-test pada kelompok perlakuan (p < 0,001) baik dari segi pengetahuan, sikap, dan praktik tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi. Pada penelitian ini, pemberian edukasi nutrisi dan kesehatan reproduksi dengan metode interaktif dapat menaikkan rerata nilai pengetahuan dari 55,1 menjadi 83,1; nilai sikap dari 40,2 menjadi 49,0; dan nilai praktik dari 36,2 menjadi 40,2.

Perbedaan nilai post-test antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol juga signifikan pada ketiga hal tersebut (p < 0,001). Perbandingan nilai post-test antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yaitu 83,1 dan 55,9 untuk pengetahuan; 49,0 dan 40,5 untuk sikap; serta 40,2 dan 36,3 untuk praktik.

Kelebihan Penelitian

Penelitian ini melibatkan jumlah sampel yang cukup dengan sebelumnya menyertakan power 90% dan kemungkinan loss to follow up 10% dalam perhitungan. Subjek yang terlibat dalam penelitian memiliki karakteristik yang serupa antara kelompok perlakuan dengan kontrol.

Fasilitator pemberi edukasi bagi subjek pada kelompok perlakuan sebelumnya telah diberikan pelatihan khusus terkait keterampilan edukasi kesehatan, metode, dan pengetahuan tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi. Kepada seluruh fasilitator dilakukan penilaian pre-test dan post-test untuk memastikan homogenitas dalam hal karakteristik sosiodemografi, keterampilan, dan pengetahuan.

Pengumpulan data subjek penelitian dilakukan oleh 4 wanita ahli gizi yang telah mendapat pelatihan selama 2 hari oleh 2 orang praktisi kesehatan. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara langsung, sehingga meminimalisir adanya kesalahan dalam pengisian.

Limitasi Penelitian

Penelitian ini tidak menyampaikan kriteria desa yang dipilih menjadi tempat penelitian. Selain itu, subjek dalam kedua kelompok sama-sama dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 wanita hamil, tapi frekuensi pemberian edukasi pada kedua kelompok tidak sama. Kelompok perlakuan mendapatkan edukasi setiap 2 minggu, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan edukasi hanya 1 kali dalam sebulan.

Penelitian ini juga tidak melakukan pemantauan akhir yang bermakna secara klinis. Post test memang dinilai tetapi tidak dievaluasi bagaimana efeknya terhadap kejadian stunting. Luaran akhir yang signifikan secara klinis untuk jenis penelitian ini adalah menilai tingkat stunting pada kelompok kontrol dibandingkan intervensi. Selain itu, pemantauan berat badan bayi dan pertumbuhan bayi seharusnya dilakukan dengan pengukuran terstandar, seperti kurva pertumbuhan WHO, serta dilakukan dalam 1000 hari pertama kehidupan.

Aplikasi Hasil Penelitian di Indonesia

Penelitian ini dilakukan di salah satu daerah di Indonesia sehingga hasil penelitian dapat diterapkan secara luas di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya metode edukasi yang tepat kepada wanita hamil tentang nutrisi dan kesehatan reproduksi agar mudah dipahami sebagai upaya pencegahan stunting di Indonesia. Meski demikian, penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih baik untuk mengevaluasi luaran yang lebih signifikan secara klinis dalam 1000 hari pertama kehidupan anak diperlukan. Penelitian dengan perbaikan metodologi tersebut dapat mengukur pengaruh intervensi edukasi dengan lebih adekuat.

Referensi