Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Gondongan general_alomedika 2022-02-23T14:38:02+07:00 2022-02-23T14:38:02+07:00
Gondongan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Gondongan

Oleh :
Edwin Wijaya
Share To Social Media:

Patofisiologi gondongan atau mumps dimulai dari masuknya Paramyxovirus melalui droplet atau kontak langsung. Manusia merupakan satu satunya host alami dari virus ini, walaupun hewan lain pernah berhasil diinfeksi dengan gondongan secara eksperimental. Biarpun demikian, tidak diketahui apakah manusia dapat menjadi karier virus ini. [2,3,4]

Setelah virus masuk ke dalam tubuh manusia, virus akan menyerang sel sel mukosa, terutama mukosa saluran pernapasan, dan melakukan replikasi. Kemudian, virus akan menyebar ke aliran darah melalui aliran getah bening sehingga menyebabkan viremia. Virus akan menyerang berbagai organ target. Biarpun semua organ sebenarnya dapat diserang, predileksi utama virus ini adalah kelenjar saliva, testis, pankreas, ovarium, dan sistem saraf pusat. [2,3,4]

Pada kelenjar yang terinfeksi, akan tampak gambaran patologi berupa: [3]

  • Infiltrat sel mononuclear perivascular
  • Edema interstitial difus disertai perdarahan
  • Nekrosis sel acinar dan epitel pada kelenjar
  • Nekrosis tubulus seminiferus pada kasus orkitis

Referensi

2. Kasper DL, Hauser SL, Lameson JL, Fauci AS, Longo DL, Loscalzo J. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19th ed. New York: McGraw Hill; 2015

3. Bennett JE, Dolin R, Blaser MJ. Mandell, Douglas, and Bennett’s Principles and Practice of Infectious Diseases. 8th ed. Philadelphia: Saunders; 2014

4. Kliegman RM, Stanton BF, St. Geme II JW, Schor NF. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2015

Pendahuluan Gondongan
Etiologi Gondongan
Diskusi Terkait
dr.karina daniel
18 Februari 2020
Hubungan struma nodosa non toksis dengan fertilitas
Oleh: dr.karina daniel
3 Balasan
Allo dokter izin bertanya..apakah ada hubungan langsung dari struma nodusa non toksis dengan kesuburan?

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.