Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Endometriosis general_alomedika 2020-06-23T17:38:33+07:00 2020-06-23T17:38:33+07:00
Endometriosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Endometriosis

Oleh :
dr. Agnes Tjakrapawira
Share To Social Media:

Sampai saat ini, patofisiologi endometriosis diduga disebabkan oleh menstruasi retrograde. Walaupun patofisiologi pastinya masih harus diteliti lebih lanjut, sebagian besar studi endometriosis yang mencakup data molekuler dan klinis selama dua dekade terakhir mendukung teori menstruasi retrograde. Namun, beberapa teori patogenesis dan progresi penyakit dapat dijelaskan melalui inflamasi, pembentukan pembuluh darah, peran sitokin dan kemokin, serta reseptor hormon.

Menstruasi Retrograde

Pada keadaan normal, darah yang berasal dari peluruhan dinding endometrium akan dikeluarkan melalui vagina. Pada kondisi menstruasi retrograde, darah menstruasi akan berbalik menuju peritoneum. Mekanisme awal pembentukan endometriosis terjadi ketika sel-sel epitel dan stroma endometrium berada dalam rongga peritoneum. Endometrium ektopik dapat bertumbuh dan mengalami peluruhan saat siklus menstruasi terjadi.

Produk peluruhan dinding endometrium pada peritonium terjadi melalui tuba falopi. Endometrium di luar rahim dapat menyebabkan peradangan, jaringan fibrosa,  serta terbentuknya kista dan adhesi. Adhesi dapat memengaruhi fungsi organ sekitar uterus. Peradangan kronis yang diakibatkan oleh endometriosis dapat berujung pada infertilitas.[1-8]

Inflamasi

Peningkatan sitokin dan kemokin pada reaksi inflamasi endometriosis memiliki peran dalam patofisiologi endometriosis. Studi menyatakan bahwa interleukin-1 (IL-1) dapat terdeteksi pada cairan peritoneum wanita dengan endometriosis, sehingga sitokin mungkin berperan sebagai pemberi sinyal inflamasi. Dalam studi tersebut, didapati juga adanya peningkatan reseptor dari IL-1, yang berperan dalam merangsang pelepasan vascular endothelial growth factor (VEGF), tumor necrosis factor-alpha (TNF-alpha), serta IL-6 dan IL-8. Kemokin juga memiliki peran dalam menginduksi kemotaksis pada sel responsif terdekatnya.[2,3,7-8]

Pembentukan Pembuluh Darah

Pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) diperlukan untuk jaringan endometriosis sebagai asupan pembentukan atau pemeliharaan lesi. Beberapa faktor pertumbuhan dan gen terkait dengan angiogenesis telah dipelajari dalam patofisiologi endometriosis. VEGF diketahui memiliki peran dalam angiogenesis dan vaskulogenesis. Beberapa studi membuktikan kadar protein VEGF yang tidak konsisten pada cairan peritoneum wanita dengan endometriosis. Pembentukan pembuluh darah biasanya diikuti juga dengan pembentukan serabut saraf. Hal ini berkontribusi pada rasa nyeri pada endometriosis.[2,7-8]

Peran Sitokin dan Kemokin

Sitokin dan kemokin memiliki peran penting dalam patofisiologi endometriosis. Peran keduanya dijelaskan secara rinci oleh studi yang dilaksanakan oleh Chen et al dan Fassbender et al. Sitokin adalah protein yang memiliki peran penting dalam pengiriman sinyal sel, sedangkan kemokin menginduksi kemotaksis pada sel di dekatnya. Peran keduanya menjadi kunci dalam proses inflamasi pada lesi endometriosis. Peran sitokin IL-17A juga terlihat dalam pembentukan pembuluh darah. Chen et al dan Fassbender et al mengambil sampel endometriosis dari cairan peritoneal, lesi endometriosis, dan serum darah. Studi menemukan bahwa fungsi protein-protein tersebut berbeda jika dibandingkan pada wanita yang tidak memiliki endometriosis.[2-12]

Referensi

1. Yong PJ, Matwani S, Brace C, et al. 2019. Endometriosis and ectopic pregnancy: A meta-analysis. Journal of Minimally Invasive Gynecology. doi:10.1016/j.jmig.2019.09.778
2. Greene AD, Lang SA, Kendziorski JA, et al. 2016. Endometriosis: where are we and where are we going? Reproduction, 152(3), R63–R78. doi:10.1530/rep-16-0052
3. Liu, Z. 2016. Inflammation and endometriosis. Frontiers in Bioscience, 21(5), 941–948. doi:10.2741/4431
4. Falcone T, Flyckt R. 2018. Clinical Management of Endometriosis. Obstetrics & Gynecology, 131(3), 557–571. doi:10.1097/aog.0000000000002469
5. Tanbo T, Fedorcsak P. 2017. Endometriosis-associated infertility: aspects of pathophysiological mechanisms and treatment options. Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 96(6), 659–667. doi:10.1111/aogs.13082
6. Koninckx PR, Ussia A, Adamyan L, et al. 2018. Pathogenesis of endometriosis: the genetic/epigenetic theory. Fertility and Sterility. doi:10.1016/j.fertnstert.2018.10.013
7. Dowlut-McElroy T, Strickland JL. 2017. Endometriosis in adolescents. Current Opinion in Obstetrics and Gynecology, 29(5), 306–309. doi:10.1097/gco.0000000000000402
8. Bulun SE, Yilmaz BD, Sison C, et al. 2019. Endometriosis. Endocrine Reviews, 40(4), 1048–1079. doi:10.1210/er.2018-00242
9. Donnellan N, Sanfilippo J, Stuparich M. 2016. Endometriosis in the Adolescent Patient. Seminars in Reproductive Medicine, 35(01), 102–109. doi:10.1055/s-0036-1597121
10. Tomassetti C, D’Hooghe T. 2018. Endometriosis and infertility: Insights into the causal link and management strategies. Best Practice & Research Clinical Obstetrics & Gynaecology. doi:10.1016/j.bpobgyn.2018.06.002
11. Chen SQ, Li JB, Jiang HY, et al. 2012. Expression of human β-defensin-2 in the eutopic and ectopic endometrial tissues in patients with endometriosis. Archives of Gynecology and Obstetrics, 287(6), 1151–1157. doi:10.1007/s00404-012-2686-7
12. Fassbender A, Vodolazkaia A, Saunders P, et al. 2013. Biomarkers of endometriosis. Fertility and Sterility, 99(4), 1135–1145. doi:10.1016/j.fertnstert.2013.01.097

Pendahuluan Endometriosis
Etiologi Endometriosis

Artikel Terkait

  • Risiko Kanker Ovarium pada Endometriosis
    Risiko Kanker Ovarium pada Endometriosis
Diskusi Terkait
Anonymous
24 hari yang lalu
Endometriosis dan anovulasi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, bagaimana kah gambaran lesi endometriosis pada pemeriksaan USG transvaginal jika pasien tidak bisa melakukan laparoskopi? Jika endometriosis...
Anonymous
27 Oktober 2021
Kapankah endometriosis perlu dibedah - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Thomas Malonda Sp.OG, saya ingin bertanya, Dok. Sebenarnya kasus endometriosis seperti apakah yang merupakan indikasi bedah? dan kasus endometriosis...
dr. Berry Eka Parda Bancin
23 Juli 2021
Pasien dengan kista endometriosis apakah dapat diberikan injeksi Kontrasepsi Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA)
Oleh: dr. Berry Eka Parda Bancin
2 Balasan
izin bertanya dokter, untuk pasien dengan kista endometriosis, dengan keluhan siklik setiap haid, apakah boleh diberikan injeksi DMPA per 3 bulan? berapa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.