Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Karies Gigi general_alomedika 2023-01-10T14:14:29+07:00 2023-01-10T14:14:29+07:00
Karies Gigi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Karies Gigi

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Patofisiologi karies gigi berupa pembentukan plak gigi oleh mikroorganisme yang akan menyebabkan terjadinya demineralisasi gigi, mulai dari struktur enamel, hingga sementum.

Enamel

Enamel/email merupakan bagian terluar gigi dan merupakan jaringan yang sangat tinggi mineral. Karies gigi awalnya akan terbentuk pada enamel dengan pembentukan plak gigi terlebih dahulu yang 70% berisi bakteri.

Bakteri dan terkadang jamur dapat mengonsumsi karbohidrat dan menggunakannya sebagai energi dan memproduksi asam laktat. Asam yang diproduksi agen-agen ini kemudian menguraikan matriks mineral pada gigi. Pada stadium awal ini akan memiliki gambaran white spot lesion, yaitu lesi seperti putih kapur pada bagian lesi. Lesi bercak putih tersebut kemudian akan berubah menjadi lesi berwarna kehitaman. [1,4,5]

Remineralisasi gigi dapat terjadi dengan deposit kristal dan mineral pada saliva. Namun, apabila pasien tetap tidak menjaga kebersihan gigi dari plak dan tidak mengurangi konsumsi gula maka proses demineralisasi akan terus berlanjut melalui produksi asam dari bakteri pada lesi. Seiring terjadinya demineralisasi, beberapa zona akan terbentuk pada enamel, yaitu:

  • Zona translusen: fase awal terjadi karies. Zona ini terbentuk saat enamel sudah kehilangan mineral sebanyak 0,5%
  • Zona gelap: apabila demineralisasi terus terjadi maka zona gelap akan terbentuk. Pada zona ini terjadi remineralisasi yang mengisi bagian prisma email
  • Zona badan lesi: pada zona ini terjadi destruksi dan demineralisasi hebat. Pori-pori pada jaringan ini sebesar 5% pada bagian tepi dan membesar menjadi 25% pada bagian tengah
  • Zona permukaan: memiliki gambaran bercak putih pada permukaan enamel. Pada zona ini terjadi remineralisasi pada permukaan, namun pada bagian dalam sudah terbentuk rongga kosong. Hal ini menyebabkan permukaan terlihat seolah-olah utuh namun dalam jangka waktu pendek akan terbentuk kavitas[1,4]

Dentin

Apabila kavitasi enamel terjadi, maka bakteri akan dengan mudah masuk ke dentin dan menginfeksi jaringan tersebut. Area pada dentin yang berperan penting dalam pembentukan karies adalah zona ujung depan, penetrasi, dan destruksi. Pada zona ujung depan terjadi demineralisasi dentin akibat asam, akan tetapi pada zona ini tidak ditemukan bakteri.

Pada zona penetrasi, tubulus dentin terjadi invasi bakteri dan juga terdapat dekomposisi dari dentin. Bagian terakhir, zona destruksi merupakan zona di mana dentin telah dihancurkan dengan enzim proteolitik dan pada zona ini lebih banyak populasi bakteri yang beragam.[1,3]

Sementum

Karies pada sementum umumnya lebih sering terjadi pada orang tua, di mana terjadi resesi gingiva. Kejadian-kejadian seperti trauma atau penyakit periodontal dapat mengganggu gingiva di mana kemudian akan terjadi proses kronik sampai lesi menginvasi akar gigi yang berlanjut sampai dentin. Peradangan yang berlanjut dan tidak dirawat dapat menyebar ke jaringan akar gigi hingga menyebabkan periodontitis.[3,4]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Veiga N, Alres D, Douglas F, Pereira M, Vaz A, Rama L, et al. Dental Caries: A Review. J Dent Oral Heal. 2016;2(5):1–3.
2. Petersen PE, Ogawa H. The global burden of periodontal disease: towards integration with chronic disease prevention and control. Periodontol 2000. 2012 Oct;60(1):15-39. doi: 10.1111/j.1600-0757.2011.00425.x. PMID: 22909104.
3. Schwendicke F, Frencken J, Innes N (eds): Caries Excavation: Evolution of Treating Cavitated Carious Lesions. Monogr Oral Sci. Basel, Karger, 2018, vol 27, pp 1-10
4. Yadav K, Prakash S. Dental Caries : A Review. Asian J Biomed Pharm Sci. 2016;2(5):2–4.
5. Sanghi DK, Tiwle R. A Comprehensive Review on Dental Caries. JIPBS. 2015;2(4):369-77

Pendahuluan Karies Gigi
Etiologi Karies Gigi
Diskusi Terbaru
dr.Pittara Pansawira
Kemarin, 17:34
Buka aplikasi Alomedika di tablet tidak dapat menjadi bentuk landscape
Oleh: dr.Pittara Pansawira
7 Balasan
Alo dok, maaf agak OOT. Adakah cara untuk membuka aplikasi Alomedika agar dapat menjadi tampilan landscape?Padahal setting autorotate di tabletnya sudah...
Anonymous
Kemarin, 16:44
Tata laksana untuk pasien menggigil dan sesak setelah tranfusi PRC
Oleh: Anonymous
5 Balasan
dok izin tanya, kalau menggigil dan sesak post tranfusi prc 1 kolf itu penanganan nya bagaimana ya dok? Td premed furosemid, dan pasien CKD. 
dr. Putu Aditya Dwipayana
Kemarin, 14:23
Bolehkah antibiotik topikal yang mengandung neomycin dan tobramycin diberikan pada OMA stadium perforasi?
Oleh: dr. Putu Aditya Dwipayana
7 Balasan
Alo dokter, izin berdiskusi dokter, pada pasien OMA stadium perforasi yang telah dilakukan pencucian dengan H2O2, apakah boleh diberikan obat tetes...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.