Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Bradikardia general_alomedika 2022-06-16T11:07:18+07:00 2022-06-16T11:07:18+07:00
Bradikardia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Prognosis
  • Penatalaksanaan
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Bradikardia

Oleh :
dr. Rifan Eka Putra Nasution
Share To Social Media:

Patofisiologi bradikardia dimulai dengan beberapa faktor yang menyebabkan disfungsi pada pacemaker nodus sinoatrial (SA) dan terhentinya hamparan impuls dari nodus SA. Hal ini mempengaruhi pula komponen sistem konduksi jantung lainnya yang mengakibatkan manifestasi bradikardia.[1,2]

Meski demikian, bradikardia umumnya merupakan temuan insidental pada individu yang sehat dan dapat dialami oleh dewasa muda, atlet, atau bahkan pada saat tidur. Peningkatan tonus vagal juga dapat menyebabkan bradikardia fisiologis yang bersifat transien.[1.2]

Sistem Konduksi Jantung

Peran sistem konduksi jantung adalah memulai sinyal listrik (impuls) yang mengontrol dan mengkoordinasikan kontraksi atrium dan ventrikel. Komponen sistem konduksi atau elektrofisiologi jantung meliputi nodus SA, nodus atrioventrikular (AV), dan sistem His-Purkinje.[8]

Nodus SA merupakan pacemaker jantung yang terletak di atrium kanan. Sel-sel khusus di dalam nodus SA terdepolarisasi secara spontan dan memulai impuls listrik. Impuls listrik kemudian menjalar ke nodus AV melalui atrium. Hantaran impuls ini menyebabkan kontraksi kedua atrium.[2,8]

Impuls selanjutnya diteruskan dari nodus AV ke Berkas His dan melalui dua percabangan Berkas His. Aktivasi listrik melalui kedua cabang berkas tersebut dan serabut Purkinje menghasilkan kontraksi ventrikel kanan dan kiri hampir bersamaan. Satu siklus kontraksi atrium dan ventrikel tersebut kemudian dikenal sebagai detak jantung yang dapat dilihat pada gambar interaktif di bawah ini.[2,8]


Pengaruh Saraf pada Sistem Konduksi Jantung

Sistem saraf simpatis dan parasimpatis mempengaruhi sistem konduksi jantung. Oleh karena itu, aktivitas yang menstimulasi respon vagal dapat mempengaruhi laju denyut jantung. Sebaliknya, peningkatan tonus simpatis meningkatkan aktivitas nodus SA sehingga terjadi percepatan detak jantung.[2,8]

Detak jantung juga dipengaruhi oleh baroreseptor, refleks Bainbridge dan detak jantung intrinsik. Baroreseptor mengatur denyut jantung melalui refleks baroreseptor yang erat dengan tekanan darah. Denyut jantung sendiri juga berperan dalam pengaturan tekanan darah. Refleks Bainbridge mengatur denyut jantung melalui peningkatan tekanan vena sentral.[1]

Selain itu, interaksi saraf otonom dengan reseptor adrenergik B meningkatkan denyut jantung. Sebaliknya, interaksi dengan reseptor muskarinik memperlambat denyut jantung. Oleh karena itu, obat yang bekerja langsung pada kedua reseptor tersebut dapat memicu bradikardia.[1]

Patogenesis Bradikardia

Iskemia, remodeling struktural pada jantung yang dapat terjadi akibat infark miokard jantung, ataupun stimulasi otonom dapat mengakibatkan disfungsi pacemaker nodus SA dan menghambat impuls selanjutnya melalui jalur konduksi nodus SA. Fenomena terhambatnya impuls melalui jalur konduksi nodus SA disebut sebagai exit block.[1,2,9]

Exit block nodus SA menyebabkan impuls pacemaker primer tidak berasal dari nodus SA, melainkan dari pacemaker lainnya seperti nodus atrioventrikular (AV). Impuls yang berasal dari nodus AV adalah 40-60 kali per menit sehingga akan menyebabkan perlambatan denyut jantung.[1,2,9]

Mutasi pada keluarga gen HCN dan mutasi gen SCN5A dapat menyebabkan sick sinus syndrome. Kondisi tersebut akan menyebabkan nodus sinus tidak dapat menciptakan detak jantung yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.[1,2,9]

Referensi

1. Wung S-F. Bradyarrhythmias: Clinical Presentation, Diagnosis, and Management. Crit Care Nurs Clin North Am. United States; 2016;28:297–308.
2. Munther KH. Sinus bradycardia. UpToDate. 2022. https://www.uptodate.com/contents/sinus-bradycardia/
8. Rob O, Abhishek B. Physiology, Cardiac . StatPearls. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526089/
9. Jennifer NS. Bradycardia in children . UpToDate. 2022. https://www.uptodate.com/contents/bradycardia-in-children/

Pendahuluan Bradikardia
Etiologi Bradikardia
Diskusi Terkait
Anonymous
6 hari yang lalu
Denyut nadi rendah pada atlet - Kedokteran Olahraga Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Putra, Sp.KO. Saya pernah mendengar bahwa bradikardi umum terjadi pada atlet atau orang yang sering berolahraga. Yang menjadi pertanyaan, berapakah...
Anonymous
8 hari yang lalu
Pasien riwayat HT dan DM tidak terkontrol dengan bradikardi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin konsul pasien datang dengan keluhan nyeri uluhati, mual dan nyeri kepala.Riw. Ht dan DM tidak terkontrolKu lemas/CMTD: awal 80/70 setelah...
Anonymous
26 hari yang lalu
Sick Sinus Syndrome - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr Badai Bhatara Tiksnadi, SpJP. Ijin tanya Dok, saya pernah membaca bahwa pasien yang dahulunya mengalami sinus bradikardia bisa menjadi sick sinus...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.