Epidemiologi Anemia Megaloblastik
Epidemiologi anemia megaloblastik dilaporkan lebih tinggi di area dengan prevalensi malnutrisi yang tinggi dan dengan ketersediaan suplementasi yang buruk untuk populasi berisiko (misalnya ibu hamil dan menyusui). [7]
Global
Prevalensi anemia secara global menurut WHO sebesar 24,8%. Selama 20 tahun terakhir, insidensi anemia megaloblastik dilaporkan meningkat. Anemia megaloblastik lebih sering didapatkan pada pasien berusia di atas 40 tahun, dan semakin meningkat pada pasien lanjut usia. [7,10]
Sebuah studi di Jepang melaporkan bahwa penyebab anemia megaloblastik tersering adalah anemia pernisiosa (61%). Penyebab lainnya adalah defisiensi vitamin B12 akibat gastrektomi (34%), defisiensi vitamin B12 akibat penyebab lain (2%), dan defisiensi asam folat (2%). [1]
Indonesia
Prevalensi anemia di Indonesia menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia adalah 21,7%. Prevalensi anemia pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Belum terdapat laporan khusus mengenai prevalensi anemia megaloblastik. [11]