Edukasi dan Promosi Kesehatan Anemia Megaloblastik
Edukasi dan promosi kesehatan pada anemia megaloblastik perlu dilakukan terkait peran diet dalam tata laksana, kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi, dan pemantauan yang harus dilakukan.
Edukasi Pasien
Pasien anemia megaloblastik perlu didukung untuk rutin menjalani pengobatan. Pengobatan berupa suplementasi vitamin B12 dilakukan minimal selama 2 bulan, sedangkan pemberian asam folat dilakukan minimal selama 2 tahun untuk mencegah anemia berulang. [4]
Konsumsi vitamin B12 dan asam folat dari diet akan mendukung tata laksana medikamentosa yang diberikan. Vitamin B12 bisa didapatkan dari makanan daging, ikan, telur, dan produk susu. Asam folat bisa didapatkan dari brokoli, bayam, lemon, pisang, melon, hati, dan jamur. Makanan sebaiknya tidak dimasak terlalu lama untuk menghindari hilangnya mikronutrien dan sebaiknya tidak dilarutkan dalam air yang banyak.
Pemantauan harus dilakukan secara rutin untuk mendeteksi rekurensi megaloblastosis. Parameter pemantauan meliputi hemoglobin, dan jika perlu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium lain (misalnya kadar vitamin B12 serum). Pada pasien anemia pernisiosa, endoskopi rutin disarankan karena anemia pernisiosa dilaporkan meningkatkan risiko kanker lambung. [7]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Diet yang lengkap dan seimbang dapat mencegah timbulnya defisiensi vitamin B12 yang merupakan penyebab tersering anemia megaloblastik. Daging, ikan, dan produk susu adalah contoh makanan kaya vitamin B12. Makanan yang kaya asam folat adalah sayuran hijau, daging, buah, dan hati. Pada ibu hamil, kontrol kehamilan yang rutin dan konsumsi suplementasi dapat mencegah timbulnya anemia megaloblastik, defisiensi mikronutrien, dan komplikasi akibat defisiensi tersebut (misalnya neural tube defect). [5,7]