Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Chilblains (Pernio) general_alomedika 2021-06-25T16:16:39+07:00 2021-06-25T16:16:39+07:00
Chilblains (Pernio)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Chilblains (Pernio)

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Epidemiologi chilblains (pernio) sangat terbatas karena jarangnya kasus, sering tidak dikenali, atau terdapat kesalahan diagnosis. Secara epidemiologi, chilblains lebih sering terjadi pada jenis kelamin perempuan daripada laki-laki. Umumnya, chilblains terjadi setelah terpapar lingkungan yang dingin dan lembab sehingga paling umum terjadi pada individu yang tinggal di iklim dingin.[1,2]

Global

Secara global, epidemiologi terjadinya chilblains bervariasi sesuai iklim. Faktor yang paling berperan secara signifikan adalah paparan dingin dan lembab sehingga seringkali terjadi pada negara tanpa pemanas sentral seperti di beberapa bagian negara Inggris dan Eropa Utara. Tingkat insiden tahunan terjadinya chilblains di Inggris sebesar 10%. Kasus chilblains juga dilaporkan di Hongkong selama akhir Januari-Februari terkait cuaca dingin yang berkepanjangan dan resolusi secara spontan dalam beberapa minggu ketika cuaca menghangat.[1,2,10]

Di Belanda, prevalensi terjadinya chilblains bervariasi antara 0,9 per 1.000 dan 1,7 per 1.000 seperti yang dilaporkan oleh Netherlands Institute for Health Services Research (NIVEL) dengan jenis kelamin perempuan lebih sering dibandingkan laki-laki, dengan prevalensi masing-masing 0,9-2,1 per 1.000 vs 0,6 per 1.000.[4]

Umumnya, gejala dimulai pada awal musim dingin dan hilang pada musim semi saat paparan dingin menurun. Namun, pasien dapat mengalami kekambuhan selama musim dingin berikutnya atau mengalami penyakit yang terus-menerus.[11]

Chilblains primer lebih sering terjadi pada anak-anak. Sebaliknya, chilblains sekunder cenderung pada usia lebih tua, dengan usia rata-rata 40 tahun dalam satu studi epidemiologi. Sedangkan, pada chilblains terkait infeksi COVID-19 tampaknya memiliki kecenderungan terjadi pada pasien usia muda dengan studi dari Italia dan Spanyol yang melaporkan usia rata-rata 12-14 tahun.[3]

Indonesia

Tidak ada data epidemiologi dari childblains di Indonesia.

Mortalitas

Sebagian besar kasus chilblains dapat diatasi dengan mudah tanpa adanya gejala sisa berkepanjangan karena lesi berat jarang terjadi. Namun, pada chilblains sekunder yang disebabkan oleh kondisi sistemik seperti lupus eritematosis sistemik perlu monitoring yang memadai bersama dengan penatalaksanaan adekuat.[1,2]

Penderita lupus eritematosis sistemik memiliki tingkat morbiditas yang signifikan dan mortalitas yang tinggi dengan penyebab utama kematian termasuk penyakit kardiovaskular, renal, dan infeksi. Tingkat kelangsungan hidup sebesar 85-90% selama 10 tahun pertama.[12]

Selain itu, tingkat mortalitas meningkat pada chilblains terkait infeksi COVID-19. Respon IFN tipe I dalam patogenesis chilblains terkait infeksi COVID-19 mempengaruhi replikasi virus yang berhubungan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas, yakni pada pasien dengan usia tua memiliki respon IFN tipe I tidak adekuat/ tertunda akan memperburuk dan memicu terjadinya hipersitokinemia dan hiperkoagulabilitas sehingga meningkatkan morbiditas dan mortalitas.[3,13]

Referensi

1. Maroon MS. Pernio. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1087946-overview
2. Whitman PA, Crane JS. Pernio. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549842/
3. Ladha MA, Luca N, Constantinescu C, Naert K, Ramien ML. Approach to Chilblains During the COVID-19 Pandemic. J Cutan Med Surg. 2020; 24(5): 504-517.
4. Nyssen A, Benhadou F, Magnee M, Andre J, Koopmansch C, et al. Chilblains. Vasa. 2020; 49: 133-140.
10. Chan Y, Tang WYM, Lam WY, Loo SKF, Li SPS, et al. A cluster of chilblains in Hong Kong. Hong Kong Med J. 2008; 14(3): 185-91.
11. Kroshinsky D. Pernio (chilblains). 2020. https://www.uptodate.com/contents/pernio-chilblains
12. Levy DM, Kamphuis S. Systemic Lupus Erythematosus in Children and Adolescents. Pediatr Clin North Am. 2013; 59(2): 345-364.
13. Kolivras A, Dehavay F, Delplace D, Feoli F, Meiers I, et al. Coronavirus (COVID-19) infection–induced chilblains: A case report with histopathologic findings. JAAD Case Rep. 2020; 6(6): 489–492.

Etiologi Chilblains (Pernio)
Diagnosis Chilblains (Pernio)
Diskusi Terbaru
dr.Pittara Pansawira
Kemarin, 17:34
Buka aplikasi Alomedika di tablet tidak dapat menjadi bentuk landscape
Oleh: dr.Pittara Pansawira
7 Balasan
Alo dok, maaf agak OOT. Adakah cara untuk membuka aplikasi Alomedika agar dapat menjadi tampilan landscape?Padahal setting autorotate di tabletnya sudah...
Anonymous
Kemarin, 16:44
Tata laksana untuk pasien menggigil dan sesak setelah tranfusi PRC
Oleh: Anonymous
5 Balasan
dok izin tanya, kalau menggigil dan sesak post tranfusi prc 1 kolf itu penanganan nya bagaimana ya dok? Td premed furosemid, dan pasien CKD. 
dr. Putu Aditya Dwipayana
Kemarin, 14:23
Bolehkah antibiotik topikal yang mengandung neomycin dan tobramycin diberikan pada OMA stadium perforasi?
Oleh: dr. Putu Aditya Dwipayana
7 Balasan
Alo dokter, izin berdiskusi dokter, pada pasien OMA stadium perforasi yang telah dilakukan pencucian dengan H2O2, apakah boleh diberikan obat tetes...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.