Latihan Aerobik sebagai Penatalaksanaan Fibromialgia

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan

Latihan aerobik dapat digunakan sebagai salah satu penatalaksanaan fibromialgia, yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien, meringankan intensitas nyeri, dan mengurangi kekakuan otot. Sindrom fibromialgia ditandai dengan nyeri kronik di seluruh tubuh, nyeri tekan, dan kekakuan otot tanpa didasari penyakit organik yang jelas. Fibromialgia dapat disertai gangguan mood, kelelahan, insomnia, dan gangguan kognitif.[1,2]

Terdapat beberapa modalitas untuk tata laksana fibromialgia. Terapi farmakologis yang banyak digunakan adalah antidepresan trisiklik, pregabalin, serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI), selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), dan cyclobenzaprine. Sementara itu, tata laksana nonfarmakologis dapat berupa cognitive behavior therapy (CBT), latihan fisik, dan edukasi.[1,2]

shutterstock_1679120629-min

Efek Latihan Aerobik terhadap Fibromialgia

Beberapa panduan internasional menyarankan latihan aerobik sebagai salah satu terapi lini pertama pada pasien fibromialgia, yakni panduan dari American Pain Society (APS) dan Association of the Scientific Medical Societies in Germany (AWMF). Pada tahun 2017, European League Against Rheumatism (EULAR) juga merekomendasikan latihan aerobik dan kekuatan pada pasien fibromialgia dengan level rekomendasi Ia (grade A).[3-6]

Latihan aerobik didefinisikan sebagai latihan fisik yang menyebabkan jantung dan paru bekerja lebih intens daripada saat beristirahat, contohnya berjalan, jogging, menari, bersepeda, dan berenang. Aktivitas fisik aerobik yang dimaksud sebagai latihan adalah aktivitas fisik yang dilakukan berulang minimal 3 kali seminggu, dengan durasi minimal 20 menit. Intensitas latihan aerobik harus dapat mencapai 40–85% heart rate reserve atau 64-94% heart rate maksimal.[7-9]

Studi Terkait Efek Latihan Aerobik terhadap Fibromialgia

Terdapat berbagai studi yang telah mempelajari efek latihan aerobik terhadap kualitas hidup pasien (health-related life quality atau HRLQ), intensitas nyeri, kekakuan otot, fungsi fisik, dan fungsi kardiorespirasi.

Efek Latihan Aerobik terhadap Kualitas Hidup

Studi menemukan bahwa latihan aerobik pada pasien fibromialgia dapat meningkatkan kualitas hidup penderita hingga 7-8% dibandingkan kelompok kontrol setelah 12-24 bulan latihan. Studi yang dilakukan Kayo et al menemukan perbedaan kualitas hidup yang bermakna saat evaluasi 12 minggu setelah latihan aerobik selama 16 minggu selesai.[7]

Sementara, studi King et al yang melakukan evaluasi 24 minggu setelah latihan aerobik selesai tidak menemukan perbedaan kualitas hidup yang bermakna. Studi juga dilakukan untuk membandingkan pasien fibromialgia yang mendapatkan latihan aerobik dengan yang mendapatkan terapi nonfarmakologis lainnya. Efek latihan aerobik bila dibandingkan dengan edukasi tidak menunjukkan hasil yang konklusif.[7]

Meta analisis di tahun 2022 mengungkapkan bahwa peregangan (stretching) dapat mengurangi persepsi nyeri dan depresi, serta dapat meningkatkan kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan pada penderita fibromialgia.[13]

Efek Latihan Aerobik terhadap Gejala Klinis

Dibandingkan dengan kelompok kontrol, terdapat perbaikan gejala nyeri sebesar 11% pada pasien setelah latihan aerobik selama 6–24 minggu. Selain itu, latihan aerobik juga sedikit memperbaiki gejala kekakuan otot pada pasien fibromialgia. Studi yang dilakukan Schachter et al menemukan bahwa terdapat perbaikan kekakuan pada pasien sebesar 8% setelah latihan aerobik selama 16 minggu.[10]

Meta analisis terhadap beberapa studi menemukan bahwa latihan aerobik tidak menunjukkan perbaikan gejala kelelahan yang bermakna dibandingkan kelompok kontrol dan dibandingkan kelompok yang menerima edukasi serta latihan manajemen stress. Namun, latihan aerobik menunjukkan perbaikan nyeri yang cukup bermakna dibandingkan dengan pemberian edukasi.[7,8,11]

Studi juga menunjukkan bahwa latihan aerobik dapat memperbaiki mood pasien bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Akan tetapi, latihan aerobik tidak memiliki pengaruh bermakna terhadap gangguan tidur pasien.[11]

Efek Latihan Aerobik terhadap Fungsi Fisik

Latihan aerobik pada pasien fibromialgia mengurangi keterbatasan fungsi fisik pada pasien sebesar 10% dibandingkan kelompok kontrol setelah latihan selama 8-24 minggu. Studi yang dilakukan oleh Kayo et al menemukan bahwa latihan aerobik menunjukkan perbaikan fungsi fisik pasien pada jangka panjang.[7,8]

Efek Latihan Aerobik terhadap Fungsi Kardiorespirasi

Studi menemukan bahwa tidak ada perbedaan fungsi kardiorespirasi maksimal dibanding kelompok kontrol. Namun, ada perbaikan fungsi kardiorespirasi submaksimal (pada uji six-minute walk) yang bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol. Studi jangka panjang tidak menemukan adanya perbedaan fungsi kardiorespirasi pada pasien fibromialgia yang mendapatkan latihan aerobik.[7]

Efek Samping Latihan Aerobik

Beberapa laporan menyebutkan peningkatan nyeri pada pasien setelah latihan. Suatu studi menemukan sekitar 17% pasien mengeluh bahwa latihan aerobik meningkatkan nyeri dan kelelahan. Studi juga menemukan bahwa terdapat pasien yang menarik diri dari studi karena tidak adanya perbaikan gejala.

Secara umum, hanya terdapat 4 kejadian efek samping yang didokumentasikan berkaitan dengan latihan aerobik. Satu pasien mengalami stress fracture metatarsal, satu pasien mengalami ischialgia, dan dua pasien mengalami nyeri lutut transien. Studi menyimpulkan bahwa latihan aerobik relatif aman untuk dilakukan tanpa efek samping yang bermakna.[7,8]

Jenis Latihan Aerobik yang Disarankan untuk Pasien Fibromialgia

Saat ini belum ada panduan mengenai jenis latihan aerobik yang harus diberikan pada pasien. Pada kebanyakan studi, jenis latihan yang diikutsertakan adalah berjalan atau bersepeda. Studi yang dilakukan Mannerkorpi et al membandingkan latihan nordic walking dengan jenis latihan aerobik intensitas rendah lainnya, tetapi tidak menemukan perbedaan bermakna.[5,12]

Schachter et al menemukan bahwa tidak ada perbedaan luaran pasien yang bermakna bila membandingkan durasi dan frekuensi antar bermacam tipe aerobik. Studi ini membandingkan latihan aerobik intensitas rendah jangka pendek (dua kali seminggu) dengan latihan jangka panjang satu kali seminggu.[10]

Meta analisis lain menemukan bahwa tidak ada pengaruh jenis latihan aerobik yang dilakukan pasien dengan luarannya. Pasien yang melakukan latihan di darat seperti jogging, berjalan, bersepeda, atau menari dibandingkan dengan pasien yang berlatih di air memberikan luaran yang sama.[11]

Meta analisis ini berkesimpulan bahwa pasien fibromialgia dapat melakukan latihan aerobik (di darat maupun di air) secara konsisten dengan intensitas menengah, dengan frekuensi 2–3 kali per minggu. Latihan harus dilakukan selama minimal 4 minggu.[11]

Kesimpulan

Latihan aerobik dapat memperbaiki kualitas hidup pasien fibromialgia. Latihan ini juga diperkirakan dapat mengurangi intensitas nyeri dan kekakuan otot, serta memperbaiki fungsi fisik. Namun, penelitian lebih lanjut mengenai manfaat-manfaat ini masih diperlukan mengingat masih banyaknya inkonsistensi antar hasil penelitian saat ini.

Saat ini memang belum ada data yang sufisien mengenai perbandingan latihan aerobik dengan terapi nonfarmakologis lain maupun dengan terapi farmakologis. Namun, karena latihan aerobik umumnya ditoleransi dengan baik dan tidak memiliki efek samping bermakna, pasien fibromialgia dapat disarankan untuk latihan aerobik dengan intensitas menengah, sebanyak 2–3 kali per minggu selama minimal 4 minggu.

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi