Tatalaksana terbaru reaksi anafilaksis pada anak - Diskusi Dokter

general_alomedika

Bagaimana penanganan syok anafilaktik terbaru pada anak?Kasus kali ini adalah anak usia 5 tahun dengan berat badan 16 kg datang dengan keluhan bengkak dan...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Tatalaksana terbaru reaksi anafilaksis pada anak

    Dibalas 15 Juni 2020, 19:14
    dr.Achmad Rafli, Sp.A(K)
    dr.Achmad Rafli, Sp.A(K)
    Dokter Spesialis Anak

    Bagaimana penanganan syok anafilaktik terbaru pada anak?

    Kasus kali ini adalah anak usia 5 tahun dengan berat badan 16 kg datang dengan keluhan bengkak dan sesak setelah 30 menit minum obat tradisional yang diberikan oleh orangtuanya. Keringat dingin dan pandangan kabur.

    Pemeriksaan fisik menunjukkan 

    Tanda vital:

    takikardia isi cukup teratur

    TD masih normal sesuai usia

    takipnea 

    suhu normal

    Pemeriksaan fisik terdapat stridor walaupun minimal dan ruam kemerahan pada wajah yang mulai menyebar ke tubuh bagian lain

    Pasien didiagnosis sebagai reaksi anafilaksis ec suspek obat dan segera diberikan tatalaksana protokol anafilaktis yaitu

    O2 2 lpm nasal kanul dengan target saturasi di atas 95%

    epinefrin 1:1000 IM pada mid anterolateral paha sebanyak 0,2 mL

    posisi tungkai lebih tinggi dari kepala

    pasang infus cairan kristaloid 1300 mL/24 jam

    Observasi tanda vital tiap 30 menit 

    ANAFILAKSIS

    Anafilaksis adalah reaksi alergi berat dengan onset yang cepat dan dapat menyebabkan kematian. 

    Anafilaksis terjadi akibat sejumlah besar mediator inflamasi dilepaskan dari sel mast dan basofil sesudah paparan pada alergen pada individu yang sudah tersensitisasi sebelumnya. 

    Reaksi anafilaktoid mirip dengan reaksi anafilaksis tetapi tidak diperantarai oleh IgE, mungkin oleh anafilaktosin seperti C3a dan C5a atau bahan yang mampu menginduksi degranulasi sel mast tanpa melalui reaksi imunologis.

    Penyebab reaksi anafilaksis adalah:

    1. Obat (antibiotik, bahan anestetikum)

    2. Makanan (kacang tanah, ikan, kerang, susu, telur, dan lain-lain)

    3. Bahan biologis (latex, insulin, ekstrak alergen, antiserum, produk darah, enzim)

    4. Gigitan serangga

    Penyebab reaksi anafilaktoid:

    1. Bahan media radiokontras

    2. Aspirin dan obat anti inflamasi non steroid lain

    3. Bahan anestetikum

    Manifestasi klinis dan diagnosis

    Anafilaksis harus dicurigai bila terdapat 1 dari 3 kriteria di bawah ini:

    1. Onset akut dari suatu penyakit (dalam menit sampai beberapa jam) dengan keterlibatan kulit, mukosa, atau keduanya (misalnya urtikaria generalisata, gatal atau kemerahan di seluruh badan, edema bibir/lidah/uvula) Dan disertai oleh salah satu dari kriteria di bawah ini:

    a. Gejala saluran napas (sesak, mengi/bronkospasme, stridor, turunnya PEF (peak expiratory flow), hipoksemia).

    b. Tekanan darah turun atau gejala yang berhubungan (hipotonia/kolaps,sinkop)

    2. Dua atau lebih dari gejala di bawah ini yang timbul secara cepat (dalam hitungan menit sampai beberapa jam) setelah pajanan terhadap suatu zat yang diduga sebagai alergen:

    3. Tekanan darah turun setelah pajanan terhadap suatu alergen yang sudah diketahui sebelumnya.

    Laboratorium

    Pada penanganan akut anafilaksis, tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium.

    Bila ada keraguan mengenai diagnosis anafilaksis, maka dapat diperiksakan serum triptase (bila ada) yang hasilnya akan meningkat dan mencapai puncak pada 1-2 jam pertama.

    Tata laksana

    1. Perawatan umum:

    Bila mungkin hentikan pajanan antigen. Lakukan penilaian terhadap jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi. jalan napas harus dijamin terbuka, nadi dan tekanan darah dipantau. Pasien dibaringkan dengan tungkai ditinggikan. Oksigen diberikan dengan sungkup atau kanul hidung dengan pemantauan kadar oksigen.

    2. Epinefrin

    Epinefrin konsentrasi 1:1000 dengan dosis 0,01 mL/kg maksimal 0,3 ml per kali disuntikkan intramuskular di daerah mid-anterolateral paha. Dosis yang sama dapat diulangi dengan jarak 5-15 menit sampai 2–3 kali.

    3. Cairan

    Hipotensi persisten perlu diatasi dengan perbaikan cairan intravaskular dengan infus kristaloid 20-30 ml/kg dalam 1 jam pertama.

    4. Antihistamin

    Difenhidramin 1-2 mg/kg maksimal 50 mg dapat disuntikkan intramuskular atau intravena. Bila diberikan intravena maka harus diberikan secara infus selama 5-10 menit untuk menghindari hipotensi.

    5. Bronkodilator

    Inhalasi β2-agonis berguna untuk mengatasi bronkokonstriksi.

    6. Kortikosteroid

    Bila diberikan segera setelah kegawatan teratasi dapat mencegah anafilaksis bifasik. Metilprednisolon dosis 1-2 mg/kg diberikan secara intravena setiap 4-6 jam.

    7. Vasopresor

    Bila hipotensi berlanjut perlu diberikan dopamin atau epinefrin

    8. Observasi

    Pasien yang anafilaksisnya sudah teratasi harus dipantau untuk mengawasi kemungkinan anafilaksis bifasik.

    Apakah rekan-rekan sejawat ada yang ingin ditanyakan atau diskusikan?atau ingin berbagi pengalaman menangani kasus yang sama?

    Berikut ini saya lampirkan pedoman penanganan anafilaktik terbaru untuk anak baik di fasilitas primer maupun RS lengkap 

    Sumber: 

    Campbell RL,John RK.Uptodate.Nov 2018

    Pedoman Kemenkes RI.2017

    Pedoman Pelayanan Klinis.RSCM.2015

04 Desember 2018, 11:16

Thanks for sharing dok!

Selalu menarik nih sharing-nya dr.Rafli.

Di Alomedika kita punya artikel panjang ttg Anafilaksis nih dok : https://www.alomedika.com/penyakit/kegawatdaruratan-medis/anafilaksis

04 Desember 2018, 11:29
dr.Achmad Rafli, Sp.A(K)
dr.Achmad Rafli, Sp.A(K)
Dokter Spesialis Anak
semoga bermanfaat ya
09 Desember 2018, 16:48
Terimakasih dok sangat bermanfaat sekali
04 Desember 2018, 13:09
Sharingnya bermanfaat Dok
04 Desember 2018, 15:28
dr.Achmad Rafli, Sp.A(K)
dr.Achmad Rafli, Sp.A(K)
Dokter Spesialis Anak
sama-sama dr.Maya🙏
04 Desember 2018, 14:50
Makasi dok.. Walau beda divisi, namun ilmu apapun tetap menarik
04 Desember 2018, 15:27
dr.Achmad Rafli, Sp.A(K)
dr.Achmad Rafli, Sp.A(K)
Dokter Spesialis Anak
sama sama dr.Dewi🙏
04 Desember 2018, 11:31
dr.Achmad Rafli, Sp.A(K)
dr.Achmad Rafli, Sp.A(K)
Dokter Spesialis Anak
terima kasih..wah👍
04 Desember 2018, 14:29
Terima kashdok 
04 Desember 2018, 15:34
Terimakasih dok share ilmunya 🙏
07 Desember 2018, 10:53
Terima kasih dok. Sangat bermanfaat 
09 Desember 2018, 15:33
Makasih dok sharing ilmu nya. Sukses selalu
09 Desember 2018, 18:05
dr.Achmad Rafli, Sp.A(K)
dr.Achmad Rafli, Sp.A(K)
Dokter Spesialis Anak
sama sama ya semoga bermanfaat ya
09 Desember 2018, 23:23
terimakasih dok, bermanfaat sekali
10 Desember 2018, 11:32
Terima kasih banyak sharingnya dok 
10 Desember 2018, 15:01
Terimakasih banyak dok sharing ilmunya 🙏😊
10 Desember 2018, 18:52
Terima kasih dok infonya. Sangat bermanfaat 😊
14 Juni 2020, 07:09
Terima kasih Dok.  Sangat bermanfaat