Bagaimana yang seharusnya terjadi saat menanggapi pertanyaan dengan indikasi kegawatdaruratan melalui telemedicine - Diskusi Dokter

general_alomedika

Lazim ditemukan, anamnesis yang dokter lakukan dalam telekonsultasi pada awal percakapan seringkali membahas mengenai tanda-tanda bahaya terlebih dahulu...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Bagaimana yang seharusnya terjadi saat menanggapi pertanyaan dengan indikasi kegawatdaruratan melalui telemedicine

    Dibalas 24 Juni 2021, 09:00

    Lazim ditemukan, anamnesis yang dokter lakukan dalam telekonsultasi pada awal percakapan seringkali membahas mengenai tanda-tanda bahaya terlebih dahulu untuk menapis kondisi yang butuh pertolongan langsung ataupun tidak. Terkadang, anamnesis tanda bahaya yang dilakukan dipadukan dalam 1 kalimat pertanyaan.

    Banyak pasien yang kemudian mengiyakan pertanyaan tanda bahaya yang diajukan tersebut dan kemudian dokter mengindikasikan adanya tanda bahaya serta menganjurkan pasien untuk segera pergi ke IGD. Namun, banyak kondisi dimana pasien kurang mengerti dari pertanyaan tanda bahaya yang diajukan, sehingga sebaiknya dokter dapat meneliti kembali pertanyaan awal dan bisa melakukan konfirmasi ulang terhadap keluhan tanda bahaya yang disampaikan.

    Hal ini cukup penting dilakukan agar edukasi yang dokter berikan bisa menjadi terarah dan sesuai dengan kondisi yang dialami pasien. Apabila memang setelah dilakukan konfirmasi ulang, betul terdapat tanda bahaya. Maka, dokter bisa menekankan pasien ke IGD terdekat dengan terlebih dahulu mengedukasi penanganan awal yang dapat dilakukan. Tetapi, jika kondisi pasien ternyata tidak menunjukan arah kegawatdaruratan, maka dokter bisa menjelaskan rinci dari diagnosis banding/faktor penyebab, home management, tanda bahaya dan saran ke dokter yang relevan terhadap keluhan pasien.

    Melakukan konfirmasi ulang terhadap keluhan pasien memang membutuhkan waktu tambahan, namun tidak ada salahnya agar tujuan edukasi yang tepat dapat tercapai, bukan dok? Bagaimana pendapat dan pengalaman teman sejawat sekalian?

16 Mei 2020, 11:23
dr. Soeklola SpKJ MSi
dr. Soeklola SpKJ MSi
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Terima kasih atas topik diskusinya yang menarik dok.๐Ÿ™
Berdasarkan pengalaman saya:
Konfirmasi berulang akan informasi yang disampaikan akan membantu pemahaman yang sama antar pasien dan dokter. Biasanya ada baiknya juga pasien diberikan pertanyaan terbuka di awal anamnesis jika memungkinkan. Baru dilanjutkan spesifik tiap gejala tersebut sejak kapan (onset) dan apakah masih dialami atau sudah lewat. Hal ini selain dapat mengungkap RPS dan RPD, juga menghindari kita me-leading pasien dan menimbulkan perasaan pasien bahwa ia didengarkan dan dimengerti.

Salam๐Ÿ™




24 Juni 2021, 09:00

Terima kasih dr. Aldi atas sharingnya mengenai hal ini. Betul dok, perlu anamnesis yang cukup untuk memastikan kondisinya apakah memang ada tanda bahaya atau kegawatan sehingga selanjutnya rujukan yang kita berikan pun sesuai dan dapat dengan tepat mengarahkan user ke IGD jika memang ada tanda bahaya. Serta penting juga untuk edukasi penanganan sementara yang dapat dilakukan sebelum ke IGD agar keluarga di rumah dapat mengetahui apa yang dapat dilakukan sementara sebagai penanganan awal.

15 Mei 2020, 14:34
Terima kasih dr. Aldi, 
Setuju dok perlu sekali dipastikan kondisi pasien karena kadang ada juga pasien yang menjawab tidak ada tanda bahaya ternyata setelah dikonfirmasi ada. Ataupun sebaliknya.