keamanan ibu menyusui dengan HIV dan HBSG positif - Diskusi Dokter

general_alomedika

dok, untuk ibu menyusui dengan HIV atau HBsAg positif, apakah masih diperbolehkan menyusui ya?terima kasih

Diskusi Dokter

21 Oktober 2018, 11:13

Halo dok, saya coba bantu jawab sedikit ya.

 

Seperti yang mungkin dokter sudah ketahui, HIV juga bisa ditemukan di ASI dan dapat menular melalui ASI. Oleh karena itu, di Amerika, wanita dengan HIV tidak disarankan untuk memberikan ASI pada bayinya. Salah satu alasan pelarangan pemberian ASI ini adalah karena di Amerika akses air bersih dan susu formula (bahkan donor ASI yang aman) sudah terjamin.

https://www.cdc.gov/breastfeeding/breastfeeding-special-circumstances/maternal-or-infant-illnesses/hiv.html

Meskipun demikian, WHO tetap menyarankan pemberian ASI meskipun ibunya menderita HIV dengan syarat ibunya harus konsumsi ARV.  Dengan demikian diharapkan risiko transmisi HIV ke bayi dapat diminimalisasi.  

http://www.who.int/bulletin/volumes/88/1/10-030110/en/

Sementara itu penyakit hepatitis B bukan kontraindikasi untuk menyusui (karena tidak ditularkan melalui ASI). Namun dalam kasus yang anda sampaikan, bila memang ibunya punya HIV dan hepatitis B, bila memang ingin menyusui, sebaiknya ibunya harus minum ARV terlebih dahulu. Bila tidak, maka sebaiknya tidak menyusui.

Selain itu sebaiknya tatalaksana untuk bayinya juga diperhatikan karena risiko transmisi HIV dan Hepatitis B juga bisa terjadi melalui kehamilan dan persalinan.

 

Sekian dari saya dok, mohon dikoreksi kalau ada salah

 

21 Oktober 2018, 12:56

dr.irna cecilia wyrahardja
Oct 21, 2018 at 11:13 AM

Halo dok, saya coba bantu jawab sedikit ya.


 


Seperti yang mungkin dokter sudah ketahui, HIV juga bisa ditemukan di ASI dan dapat menular melalui ASI. Oleh karena itu, di Amerika, wanita dengan HIV tidak disarankan untuk memberikan ASI pada bayinya. Salah satu alasan pelarangan pemberian ASI ini adalah karena di Amerika akses air bersih dan susu formula (bahkan donor ASI yang aman) sudah terjamin.


https://www.cdc.gov/breastfeeding/breastfeeding-special-circumstances/maternal-or-infant-illnesses/hiv.html


Meskipun demikian, WHO tetap menyarankan pemberian ASI meskipun ibunya menderita HIV dengan syarat ibunya harus konsumsi ARV.  Dengan demikian diharapkan risiko transmisi HIV ke bayi dapat diminimalisasi.  


http://www.who.int/bulletin/volumes/88/1/10-030110/en/


Sementara itu penyakit hepatitis B bukan kontraindikasi untuk menyusui (karena tidak ditularkan melalui ASI). Namun dalam kasus yang anda sampaikan, bila memang ibunya punya HIV dan hepatitis B, bila memang ingin menyusui, sebaiknya ibunya harus minum ARV terlebih dahulu. Bila tidak, maka sebaiknya tidak menyusui.


Selain itu sebaiknya tatalaksana untuk bayinya juga diperhatikan karena risiko transmisi HIV dan Hepatitis B juga bisa terjadi melalui kehamilan dan persalinan.


 


Sekian dari saya dok, mohon dikoreksi kalau ada salah


 

terima kasih dokter, sangat membantu

22 Oktober 2018, 21:30
utk tambahan dok, pada HBsAg + maka saat mnyusui ASI hrs diedukasi utk perlekatan yg benar krna puting sama sekali tidak boleh luka dan lecet, krna jika smpai mngluarkan darah dpt membuat resiko penularan jg ke bayi.

dan ktika bayi lahir dari Ibu HBsAg + maka, stlah lahir dlm 12 jam prtama sdh hrs diberikan vaksin Hep B dan suntikan Imunoglobulin jg

utk kasus HIV, jika kriteria AFASS dapat dipenuhi maka tdk dianjurkan utk ASI eksklusif,
jd lebih diutamakan utk mncari ASI donor dlu ya

smoga mmbantu
23 Oktober 2018, 12:52
dr.Hervyasti Purwiandari SpOG
dr.Hervyasti Purwiandari SpOG
Dokter Spesialis Kandungan
untuk ibu dengan HIV positif memang tidak disarankan untuk menyusui dan menggantikannya dengan PASI (pengganti asi) yang memenuhi kriteria AFASS ( affordable,feasible, acceptable sustainable and sterill) yang artinya pemberian pengganti asi harus bisa dijangkau oleh keluarga pasien dapat diterima bayi berkelanjutan dan bersih
pada kondisi dimana keluarga ibu tidak dapat menyediakan pasi yang memenuhi kriteria AFASS, bayi dapat diberikan hanya ASI saja oleh ibunya selama 6 bulan tanpa pemberian susu formula atau donor asi dengan catatan ibu tetap mengkonsumsinARV dan tidak ada luka/lecet pada puting
setelah 6 bulan bayi langsung diberikan mpasi