Dosis suplemen Vitamin D pada era pandemi COVID-19 - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo Dokter! Selama pandemi Covid19, Vitamin D tampaknya menjadi primadona dan banyak dibicarakan kembali, di antara sekian banyak vitamin dan suplemen...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Dosis suplemen Vitamin D pada era pandemi COVID-19

    Dibalas 21 Maret 2022, 03:07
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo Dokter! Selama pandemi Covid19, Vitamin D tampaknya menjadi primadona dan banyak dibicarakan kembali, di antara sekian banyak vitamin dan suplemen imunitas yang ada.

    Berawal dari bahasan manfaat Vitamin D terhadap daya tahan tubuh terhadap penyakit, dua tahun ini Covid, banyak orang (termasuk pakar kesehatan juga masyarakat) yang mengulik mengenai manfaat lainnya dari Vitamin D.

    Banyak sekali saya dapati perdebatan mengenai dosis harian, dosis terapi, dosis booster (dll istilahnya) bahkan di kalangan pakar sendiri.

    Saya beberapa kali membaca dan mendengar bahwa dosis vitamin D memang tidak dapat disamakan pada semua orang, bahkan untuk dosis harian sekalipun. Karena pemberiannya berdasarkan kadar 25(OH)vit D dalam darah.

    Sebenarnya, adakah acuan/konsensus yang menentukan berapa dosis tepat/aman pada range kadar 25(OH)vit D dalam darah?

    Misal; Bila range kadar 25(OH)vit D xxx nmol/L maka diberikan yyy IU vit D3.


    Apabila ditemukan gejala klinis yang mengarah sekali ke kondisi defisiensi Vit D (dari riwayat hingga pemeriksaan fisik) apakah diperbolehkan diberikan suplemen vit d secara "blind" dengan dosis anjuran harian? Dengan catatan; pemeriksaan kontrol kadar dlm darah tetap dilakukan stlh 3-6 bulan.


    Mohon pencerahannya, Dok.

    Terima kasih.

21 Maret 2022, 03:07
Selamat pagi dok, izin ikut berdiskusi. Pemberian vitamin D sebaiknya mengikuti dosis. Terdapat acuan/konsensus pemberian vitamin d. Pada kondisi mapan kebutuhan vitamin D 4000IU/hari dengan kadar serum vitamin d rata2 125nmol/L sebagaimana yang tertulis pada Pernyataan konsensus dari Konferensi Internasional ke-2 tentang Kontroversi dalam Vitamin D dalam link https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7113202/Mungkin ada pendapat TS yang lain?