Kuat2 ya dek koas.
Anggap aja mental kita sedang ditempa keras dan di didik dengan tegas.Dulu saya juga pernah melakukan kesalahan dan pernah disebut gak pantas jadi dokter, tapi waktu berlalu dan saya lulus paling cepat diangkatan saya dg bbrpa teman saya.
Sekarang ketemu beliau, baik sekali bahkan masih mengenali saya saat saya sebut nama.  Saya yakin dulu beliau tidak sedikitpun membenci saya. Semangatt. Gas terus.

ini pov yang pernah jadi residen di bidang yang "katanya" sering ada bullying. di jaman itu belum marak istilah, dan medsos tidak seramai ini, jadi digalakin dikit tidak serta merta diartiin "bully".
Gak cuman di kedokteran, sekolah apapun yang membutuhkan "zero error" dan berhubungan dengan nyawa, tensionnya pasti tinggi.
Dimarahin itu biasa. coba ambil pov di sisi yang marah, apakah kalau jadi dia kamu akan marah juga? kalau perlu tanya rekan yang dipercaya, dan koreksi bila memang ada yang salah.
tapi ingat juga bahwa kamu tidak bisa dan tidak mampu menyenangkan semua orang ya. jadi lakukan saja bagianmu, dan tetap berusaha yang terbaik yang kita bisa.
kalau capek, istirahat. lakukan hobimu. olah raga, nonton drakor, hang out, travelling, makan, apapun yang beda dari rutinitas.
toh dunia nantinya juga akan membawa kita ketemu tipe2 orang yang berbeda. baik pasien, konsulen atasan, dosen, atau pasangan hidup. jadi pintar2lah menempatkan diri.
tetap semangat ya.

saya malah masih semester 1, waktu mau praktikum Anatomi ada pre test, ditanya syaraf tulang belakang itu ada berapa saya bilang 12, tapi gk bilang 12 pasang. Saya,d ejek yg begini mau jadi dokter.. Rasa sakit hati membuat saya bertekad saya mau tunjuki saya bisa jadi dokter.Anakku sayang, apa pun yg dibilang mereka. Jadikan penyemangat y dan jangan lupa berdoa. Mohon diberi kemudahan, kesehatan, kelancaran.
Terus semangat....

Alo dokter muda,sepertinya saya adalah orang yang pernah posting perihal bullying tersebut, hahaha.begini dok, bullying dalam pendidikan kedokteran kita jelas ada. kalau ada yang bilang tidak ada, berarti dia menutup mata akan kenyataan atau mungkin kebetulan dia memang tidak pernah jadi korban nya. senior marah marah itu biasa, tetapi coba dilihat marah-marahnya, apakah berbobot atau tidak. ada yang marah karena kita berbuat salah lalu kita diajari yang benar, sebaliknya ada juga yang marah marah tidak jelas hanya untuk sekedar menunjukkan siapa yang berkuasa dan paling hebat di situ. jika termasuk golongan yang pertama, maka dengarkanlah dan tidak perlu sakit hati, dia tidak bermaksud jahat. tetapi kalau termasuk golongan kedua, saran saya ya tidak usah didengarkan dan anggap angin lalu.sebenarnya saya punya saran yang lebih dari berdoa dan berusaha. berusaha di sini adalah berusaha melawan bahkan merubah. tapi untuk melakukannya dok, yakinkan diri dulu bahwa anda memiliki literasi yang baik dalam keilmuan anda sehingga anda melawan tidak asal asalan, tetapi memiliki dasar ilmiah untuk berdebat dengan senior anda tersebut. bahkan dengan semua itu pun anda akan tetap dibully dok, tetapi paling tidak dia akan berpikir 2x sebelum melakukannya lagi. berhenti mengeluh dan lakukan sesuatu dok, saran saya bila memang ada hal hal yang jelas salah, jangan diam saja. lawan. kalau tidak berani ya jangan mengeluh dok. tiada guna.

Minta doa ibu bapak.. biar semakin lancar.. bener!jangan menyerah, sedikit lagi..
Lalu, diingat dek - perjuangan yg berat ini - biar nanti udah jadi dokter jangan ngaco spt berita2 saat ini..

Sampai jadi dokter pun kerja juga masih di marahin dr spesialis,ambil ilmunya aj dok.kan dr umum harus bisa semuanya,lupa wajar.yang ptg tau kemampuan kita dimana dan harus rujuk

"Bullying" itu sering terjadi di ranah pendidikan kedokteran, namun dengan berjalannya waktu, akan semakin berkurang. Karena saat sekarang ini makin banyak kasus yang muncul ke permukaan dan menyebabkan banyak pihak makin waspada dan sadar kalau hal ini dapat terkait ke kasus hukum dan lain-lain. Tetap semangat dan selalu memohon perlindunganNya