Kandidiasis Oral pada Bayi

Oleh :
drg.Dewi Hestiara Safitri

Kandidiasis oral atau oral thrush yang disebabkan oleh jamur Candida cukup sering ditemukan pada bayi. Secara global, prevalensi kandidiasis oral pada bayi berkisar antara 11–15%. Bahkan, prevalensi di Amerika Serikat dilaporkan mencapai 30–37%. Spesies Candida yang paling banyak terlibat dalam infeksi ini adalah Candida albicans dengan persentase sebesar 68,6%.[1,2]

Infeksi jamur Candida pada bayi dapat berasal dari berbagai sumber, seperti infeksi selama persalinan, infeksi dari puting ibu, dan infeksi dari botol susu. Selain itu, infeksi juga bisa berasal dari infeksi silang dengan bayi atau orang dewasa yang menderita kandidiasis atau merupakan infeksi oportunistik akibat kondisi immunocompromised.[3]

Kandidiasis Oral pada Bayi-min

Pada bayi yang sehat, kandidiasis oral mungkin menghilang dengan sendirinya. Akan tetapi, beberapa kasus kandidiasis oral dapat menyebabkan keterlibatan saluran cerna dan terjadinya candidal diaper dermatitis pada bayi. Beberapa kasus kandidiasis oral juga dapat menyebabkan iritasi oral yang mengganggu proses feeding.[2-4]

Faktor Risiko Kandidiasis Oral pada Bayi

Faktor risiko kandidiasis oral pada bayi dibedakan menjadi faktor dalam (endogen) dan faktor luar (eksogen). Faktor endogen meliputi kondisi imunologis pasien, konsumsi antibiotik yang menyebabkan perubahan keseimbangan flora normal di dalam rongga mulut, dan penyakit sistemik tertentu.[3]

Sementara itu, faktor eksogen meliputi kebersihan puting ibu atau kebersihan botol bayi yang kurang baik, infeksi silang setelah kontak dengan penderita kandidiasis oral lain (bisa sesama bayi atau orang dewasa), dan infeksi saat masa kelahiran akibat infeksi Candida vulvovaginal pada ibu.[3]

Prevalensi Kandidiasis Oral pada Bayi

Kandidiasis oral atau oral thrush sering ditemukan pada bayi berusia 4 minggu hingga 5 bulan. Sementara itu, pada bayi berusia 6–9 bulan, kandidiasis oral jarang ditemukan. Secara global, prevalensi kandidiasis oral pada bayi berkisar antara 11–15%. Angka ini pun diperkirakan jauh di bawah angka sebenarnya, karena penyakit ini sering kurang terdiagnosis (under-diagnosed) di berbagai negara berkembang.[1,5-7]

Di Amerika Serikat, prevalensi kandidiasis oral pada bayi sehat menyentuh angka 30–37%, di mana mayoritas infeksi terjadi saat masa neonatus akibat Candida di vagina ibu yang melahirkan. Di Indonesia, data prevalensi kandidiasis oral, terutama pada bayi, masih terbatas. Mayoritas studi yang ada merupakan studi dari rumah sakit tertentu di beberapa kota. Studi epidemiologi nasional masih diperlukan.[2,4,6,8]

Studi Al-Sharifi, et al. di Irak melaporkan bahwa 98% bayi yang mengalami kandidiasis oral berasal dari keluarga dengan tingkat pendidikan yang rendah, yang tidak memiliki akses ke informasi seputar kelahiran yang adekuat. Sekitar 59% bayi yang mengalami kandidiasis oral terinfeksi saat fase neonatus, sekitar 43% terinfeksi saat minum dari botol bayi, dan sekitar 18% terinfeksi saat menyusu pada ibunya.[4]

Pada populasi dengan kondisi immunocompromised (misalnya akibat infeksi HIV), angka kejadian kandidiasis oral meningkat. Di Afrika, kandidiasis oral ditemukan pada 48% anak immunocompromised. Sementara itu, di Amerika, 50% anak dengan infeksi HIV menderita kandidiasis oral.[1,5]

Ditinjau dari spesies yang terlibat dalam kandidiasis oral, Candida albicans menduduki peringkat pertama dengan prevalensi sebesar 68,6%, yang diikuti oleh C. glabrata (12,9%), C. krusei (8,5%), C. tropicalis (5,6%), dan akhirnya C. lusitaniae (0,4%).[9]

Pencegahan Kandidiasis Oral pada Bayi

Pencegahan kandidiasis oral pada bayi dapat dibedakan berdasarkan faktor risikonya, yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Pada pasien yang mempunyai faktor risiko endogen, penggunaan antifungal profilaksis dapat dipertimbangkan. Contohnya adalah pemberian antifungal profilaksis pada bayi yang memiliki kondisi immunocompromised akibat infeksi HIV.[1,7,8]

Pencegahan terhadap faktor risiko eksogen menitikberatkan pada kebersihan yang baik dari orang tua. Contohnya adalah pemberian edukasi pada ibu untuk selalu menjaga kebersihan puting dan botol bayi. Untuk botol bayi, lakukan pencucian di bawah air mengalir dan lakukan sterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan kembali.[1,8]

Orang tua juga disarankan untuk membersihkan mulut bayi secara teratur dengan kain hangat halus sebelum gigi erupsi. Jika gigi decidui sudah erupsi, sikat gigi khusus bayi dapat gunakan.[4,5]

Hindari kontak antara bayi dan penderita kandidiasis, baik sesama bayi maupun orang dewasa. Jika orang dewasa ingin memegang atau menggendong bayi, pastikan orang tersebut sudah mencuci tangan dengan tepat. Kemudian, mengingat angka infeksi neonatus yang cukup tinggi, jika saat masa kehamilan ibu telah diketahui mengalami kandidiasis vulvovaginal, lakukan terapi kandidiasis tersebut terlebih dahulu.[4,5]

Kesimpulan

Kandidiasis oral atau oral thrush cukup sering ditemukan pada bayi, terutama bayi yang berusia 4 minggu hingga 5 bulan. Prevalensi kandidiasis oral pada bayi secara global diperkirakan berkisar antara 11–15%. Faktor risiko kandidiasis oral pada bayi meliputi faktor endogen seperti kondisi immunocompromised pada bayi dan faktor eksogen seperti kurang baiknya kebersihan puting ibu atau kebersihan botol susu bayi.

Pencegahan kandidiasis oral pada bayi dapat dilakukan sesuai dengan faktor risiko. Pada pasien dengan faktor risiko endogen seperti kondisi immunocompromised akibat infeksi HIV, terapi antifungal profilaksis dapat dipertimbangkan. Pencegahan terhadap faktor eksternal juga perlu diedukasikan pada orang tua, yakni mengenai penjagaan kebersihan puting ibu dan botol bayi, serta kebersihan tangan orang dewasa yang berkontak dengan bayi.

Referensi