Fiksasi Pin vs Plate untuk Fraktur Metakarpal – Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan

Pin vs Plate Fixation for Metacarpal Fractures: A Meta-Analysis

Zhu X, Zhang H, Wu J, Wang S, Miao L. Journal of Orthopedic Surgery and Research. 2020. 15(1):542. doi: 10.1186/s13018-020-02057-y. PMID: 33213480

studilayak

Abstrak

Latar Belakang: Perbedaan antara luaran klinis dan fungsional dari reduksi tertutup dan fiksasi pin perkutan dibandingkan dengan reduksi terbuka melalui fiksasi internal (ORIF) menggunakan plate and screws telah dianalisis secara sistematik oleh sebuah meta analisis. Bersama dengan terbitnya berbagai studi terbaru, pembaharuan terhadap meta analisis sebelumnya diperlukan.

Metode: Pencarian komprehensif dilakukan secara sistematik pada basis data PubMed, Scopus, Cochrane Central Register of Controlled Trials (CENTRAL), dan Google Scholar. Uji acak terkontrol, studi quasi-experimental, studi prospektif komparatif non-acak, hingga studi pelaporan analisis bagan retrospektif diikutkan dalam tinjauan ini. Analisis statistik dilakukan dengan STATA versi 13.0. Penilaian dengan GRADE dilakukan untuk mengetahui kualitas bukti yang ditinjau.

Hasil: 9 studi diikutkan dalam tinjuan. Data yang dikumpulkan menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antara skor disabilities of the arm, shoulder, and hand (DASH), range of movement (ROM) sendi metakarpofalangeal, dan kekuatan genggaman antara kedua modalitas intervensi. Tidak ditemukan perbedaan risiko komplikasi antara kedua intervensi. Pada seluruh luaran, kualitas bukti dinilai rendah hingga sangat rendah.

Kesimpulan: Tidak ada perbedaan jangka panjang yang signifikan terkait luaran fungsional. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua teknik sebanding. Pemilihan modalitas intervensi perlu dilakukan berdasarkan keterampilan dan preferensi dokter, serta ketersediaan sumber daya.

X-ray,Showing,Plate,Fixation,For,2th,Metacarpal,Fracture.medical,Image,Concept.

Ulasan Alomedika

Tinjauan ini membandingkan dua teknik fiksasi pada fraktur metakarpal, yaitu reduksi tertutup dengan pin dan reduksi terbuka dengan ORIF menggunakan plate. Tujuan dari tinjauan ini adalah melakukan pencarian literatur sistematik dan meta analisis yang membandingkan kedua teknik terhadap luaran disabilitas ekstremitas atas, range of motion, dan kekuatan genggaman sebagai pembaruan dari meta analisis yang sudah ada.

Ulasan Metode Penelitian

Tinjauan ini mengambil data penelitian berdasarkan pencarian komprehensif dan sistematik pada basis data PubMed, Scopus, CENTRAL dan Google Scholar. Penelitian yang diikutkan pada tinjauan adalah studi mengenai perbandingan efikasi klinis dan fungsi dari reduksi tertutup dan fiksasi pin perkutan dengan reduksi terbuka dengan ORIF menggunakan plate dan screw pada pasien dengan fraktur metakarpal. Setiap laporan kasus dan tinjauan pustaka dieksklusikan dari tinjauan ini.

Analisis statistik dilakukan dengan STATA versi 13.0. Kualitas bukti dinilai dengan kriteria GRADE. Luaran primer yang diharapkan dari tinjauan adalah skor DASH, jangkauan ROM, dan kekuatan genggaman dari kedua teknik fiksasi tersebut. Luaran sekunder berupa limb shortening, skor nyeri dengan Visual Analogue Scale (VAS), komplikasi, serta waktu union dan residual angulation.

Ulasan Hasil Penelitian

Tinjauan ini melibatkan 9 studi setelah proses screening.

Luaran Primer:

Pada luaran primer pertama, yaitu efikasi terhadap skor DASH, data dari 6 studi terhadap 329 subjek tidak menemukan adanya perbedaan signifikan pada skor DASH antara kedua modalitas intervensi.  Terdapat perbedaan signifikan pada analisis subgrup pada studi dengan rerata usia >30 tahun, di mana skor DASH lebih rendah pada subjek yang menerima fiksasi dengan pin bila dibandingkan dengan plate.

Untuk luaran primer kedua, yaitu efikasi terhadap ROM sendi metakarpofalangeal, data dari 7 studi terhadap 359 subjek tidak menemukan adanya perbedaan signifikan ROM antara kedua modalitas intervensi. Namun, pada analisis subgrup pada studi dengan masa pemantauan kurang dari 1 tahun, ROM ditemukan lebih baik pada subjek yang menerima fiksasi dengan pin.

Untuk luaran primer ketiga, efikasi terhadap persentase kekuatan genggaman, data dari 4 studi terhadap 205 subjek juga menemukan tidak adanya perbedaan signifikan kekuatan genggaman pada kedua modalitas intervensi.

Luaran Sekunder:

Luaran sekunder pada studi ini, antara lain skor VAS, komplikasi, waktu union, dan residual angulation juga menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antara kedua modalitas intervensi. Namun, pada salah satu luaran sekunder, limb shortening melalui pencitraan radiologi, ditemukan bahwa subjek yang menerima fiksasi dengan pin mengalami limb shortening yang lebih banyak bila dibandingkan dengan subjek yang menerima fiksasi plate.

Pada seluruh luaran, tidak ditemukan adanya bukti bias publikasi, dengan kualitas bukti rendah hingga sangat rendah.

Kelebihan Penelitian

Kelebihan dari tinjauan ini adalah proses seleksi studi yang komprehensif, di mana studi yang diinklusi berjenis uji acak terkontrol, studi quasi-experimental, studi prospektif komparatif non-acak, hingga studi pelaporan analisis bagan retrospektif. Studi ini mengeksklusikan laporan kasus dan tinjauan pustaka. Proses seleksi studi ini menyebabkan seluruh studi yang terlibat dalam penelitian tidak memiliki bias publikasi.

Selain itu, luaran primer dan sekunder pada tinjuan ini menggambarkan target penatalaksanaan fraktur metakarpal. Luaran primer pada tinjauan ini termasuk disabilitas pada ekstremitas atas, jangkauan mobilitas ekstremitas atas, dan kekuatan genggaman. Tidak hanya itu, tinjauan ini melakukan analisis luaran sekunder untuk menggambarkan nyeri, komplikasi, dan capaian radiologis pada pasien.

Limitasi Penelitian

Limitasi utama dari tinjauan ini adalah heterogenitas. Meskipun studi yang diikutkan memiliki kualitas bias publikasi yang baik, namun banyaknya jenis penelitian yang terlibat dalam studi ini menyebabkan data yang tidak homogen. Peneliti tinjauan ini mengatasi heterogenitas data dengan menggunakan model random effects dalam analisis sebagian besar luarannya. Heterogenitas pada tinjauan ini juga dapat dilihat dari ketiadaan standar jenis implan yang digunakan maupun lama pemantauan yang dilakukan.

Limitasi lain berupa kualitas bukti yang rendah. Seluruh luaran pada tinjauan ini memiliki kualitas bukti rendah hingga sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh jumlah sampel yang kecil pada studi yang diikutkan dalam analisis dan kebanyakan studi merupakan penelitian observasional dibandingkan uji klinis acak prospektif. Kualitas bukti rendah dapat menurunkan keandalan atau reliabilitas suatu hasil penelitian untuk digunakan sebagai dasar praktik klinis.

Keterbatasan lain adalah tidak didefinisikan dengan baik apa alasan pemilihan tindakan operatif. Ahli bedah memilih pin and plate atau K-wire fixation dengan alasan tertentu, seperti tipe fraktur, displacement, preferensi pribadi, maupun ketersediaan sumber daya.

Aplikasi Hasil Penelitian di Indonesia

Penggunaan pin dan plate telah menjadi bagian dalam penatalaksanaan fraktur metakarpal di Indonesia. Fiksasi dengan K wire perkutan merupakan alternatif dalam manajemen fraktur metakarpal. Hasil tinjauan ini dapat digunakan sebagai bagian dari pengambilan keputusan dalam penentuan modalitas intervensi.

Pada tinjauan ini diketahui bahwa penggunaan pin dan plate memiliki efikasi sebanding dalam penatalaksanaan fraktur metakarpal, sehingga pemilihan jenis modalitas intervensi kembali kepada klinisi dengan mempertimbangkan kondisi pasien, keterampilan, serta sumber daya yang tersedia. Meski begitu, karena kualitas bukti yang masih kurang baik, perlu dilakukan uji klinis acak terkontrol dengan jumlah sampel lebih besar untuk menentukan opsi pendekatan bedah mana yang memiliki luaran jangka panjang bagi pasien.

Referensi