Efikasi Brakhiterapi pada Keganasan Endometrium

Oleh :
dr.David Andi Wijaya, Sp.Onk.Rad

Beberapa studi mengindikasikan adanya manfaat brakhiterapi sebagai terapi adjuvan pada kanker endometrium. Pada kebanyakan kasus, kanker endometrium risiko rendah dapat ditangani dengan pembedahan dan observasi. Di sisi lain, kasus risiko tinggi, termasuk metastasis atau subtipe clear cell adenocarcinoma, biasanya memerlukan terapi radiasi dan kemoterapi.

Terapi radiasi pada kanker endometrium risiko tinggi dapat berupa radiasi eksternal ataupun brakhiterapi. Brakhiterapi dapat berupa brakhiterapi intrakaviter ataupun brakhiterapi vagina.[1-4]

Efikasi Brakhiterapi pada Keganasan Endometrium

Brakhiterapi Definitif pada Kasus Kanker Endometrium Inoperable

Sebuah analisis retrospektif melaporkan luaran penggunaan brakhiterapi pada 55 kasus kanker endometrium yang inoperable. Dosis yang diberikan pada studi tersebut berkisar 5 Gy per fraksi hingga 36 Gy dalam 6 fraksi. Dari studi ini, didapatkan overall survival pada kanker endometrium risiko rendah (low risk endometrial cancer / LREC) sebesar 92% dan pada kanker endometrium risiko tinggi (high risk endometrial cancer /HREC) sebesar 80%.[1]

Sebuah penelitian lain mengevaluasi 38 pasien yang diterapi dengan brakhiterapi sebagai terapi definitif kanker endometrium inoperable. Pasien diberikan dosis median 37,5 Gy yang dibagi menjadi 5-6 fraksi. Setelah 15 bulan, pasien dipantau kembali dan didapatkan 2 tahun kontrol lokal 90,6% dan overall survival 94,4%.[2]

Dalam penelitian lain, dengan sampel yang lebih sedikit yaitu 10 pasien kanker endometrium inoperable dan mendapatkan pengobatan brakhiterapi, didapatkan bahwa kanker endometrium stadium I-II dapat dikontrol dengan baik secara lokal dengan toksisitas minimal melalui brakhiterapi HDR (high dose radiation).[4]

Penelitian lain menyimpulkan bahwa brakhiterapi HDR yang dikombinasikan dengan radioterapi sinar eksternal (EBRT) adalah pengobatan yang efektif dan aman untuk kanker endometrium stadium I dan II yang tidak dapat dioperasi secara medis. Overall survival pada 5 tahun adalah 48,3% dan pada 10 tahun adalah 20,7%. Disease specific survival (DSS) pada 5 tahun adalah 73,5% dan pada 10 tahun adalah 67,9%.[5]

Brakhiterapi Sebagai Terapi Kanker Endometrium Stadium I dan II

Pada kelompok pasien kanker endometrium risiko rendah yang dapat dioperasi, brakhiterapi adjuvan tidak memberikan manfaat tambahan bagi pasien tersebut. Pada kelompok risiko menengah, brakhiterapi saja tidak cukup jika dibandingkan dengan modalitas pengobatan lain. Terapi kombinasi bersama radiasi eksternal mungkin lebih tepat untuk pengendalian lokal pada kelompok pasien ini.[5]

Tinjauan sistematik terhadap 13 studi menemukan bahwa kontrol pada stadium I berkisar antara 80-100% dan pada stadium II 61-89% untuk pasien dengan kanker endometrium risiko rendah. Tinjauan tersebut melaporkan bahwa, baik brakhiterapi, radiasi eksternal, maupun radiasi eksternal dikombinasikan dengan brakhiterapi, dapat meningkatkan overall survival bila dibandingkan kondisi tanpa terapi lokal apapun.[6]

Sebuah penelitian retrospektif pada 247 pasien kanker endometrium stadium I dan II menunjukkan bahwa brakhiterapi dengan dosis 30 Gy yang dibagi menjadi 6 fraksi menghasilkan tingkat overall survival dalam 5 tahun sebesar 91% dan tingkat disease-free survival dalam 5 tahun sebesar 83%.[7]

Efek Samping Penggunaan Brakhiterapi pada Kanker Endometrium

Dalam sebuah studi terhadap 55 pasien kanker endometrium, efek samping yang paling sering terjadi akibat brakhiterapi adalah inkontinensia urin, perdarahan, dan kelemahan. Satu pasien mengalami sistitis radiasi, 2 pasien mengalami proktitis radiasi, dan juga terdapat kasus abses inguinal.[1]

Pada berbagai studi lainnya, nyeri dan perdarahan vagina adalah efek samping akut yang paling umum. Efek samping ini terutama terlihat selama pelepasan aplikator. Mempersingkat total waktu prosedur diharapkan dapat mengurangi kejadian efek samping akut tersebut.[8-10]

Selain itu, jumlah jarum yang digunakan selama prosedur berkorelasi positif dengan skor nyeri dan volume perdarahan vagina. Namun, brakhiterapi vagina umumnya dapat ditoleransi dengan baik, dengan tingkat toksisitas vagina akut dan lanjut yang rendah. Efek samping lanjut mungkin termasuk keputihan, kekeringan, gatal, perdarahan, fibrosis, telangiektasia, stenosis, dan dispareunia.[11,12]

Kesimpulan

Berbagai bukti ilmiah menunjukkan bahwa brakhiterapi memiliki efikasi yang baik dalam meningkatkan kesintasan pasien dengan kanker endometrium. Efek samping akut yang banyak dilaporkan adalah nyeri dan perdarahan vagina, tetapi secara umum efek ini bisa ditoleransi dengan baik. Potensi efek samping lain mencakup inkontinensia, proktitis, sistitis, dan dispareunia.

Referensi