Efek Ketoanalog pada Deteriorasi Penyakit Ginjal Kronis – Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr.Eduward Thendiono, SpPD,FINASIM

The Effect of Ketoanalogues on Chronic Kidney Disease Deterioration: A Meta-Analysis

Li A, Lee HY, Lin YC. Nutrients, 2019. 11(5): 957. PMID: 31035482

Abstrak

Efek ketoanalog (KA) pada deteriorasi penyakit ginjal kronis (CKD) masih belum dikonfirmasi sepenuhnya. Untuk memperkuat bukti mengenai peran KA terhadap CKD, kami mencari penelitian-penelitian yang diterbitkan hingga februari 2019 di PubMed dan Embase. Effect size yang terdiri dari sepuluh penelitian acak terkontrol (RCT) dan dua penelitian non RCT, dengan total 951 pasien, dikelompokkan dan dianalisis. Diet protein terbatas yang ditambah dengan ketoanalog (RPKA) dapat menunda progresi CKD secara signifikan, terutama bagi pasien dengan estimasi glomerular filtration rate (eGFR) > 18 mL/menit/1,73 m2. Tidak ditemukan perubahan eGFR yang signifikan di antara diet protein amat rendah dengan diet protein rendah. Selain itu, jika dibandingkan dengan placebo, RPKA tidak menyebabkan malnutrisi. Bahkan, RPKA mampu mengurangi kadar fosfor, meningkatkan kadar kalsium, dan mengurangi kadar hormon paratiroid (PTH) pada pasien-pasien dengan eGFR < 18 mL/menit/1,73 m2 secara signifikan. Kesimpulannya, RPKA dapat memperlambat progresi CKD pada pasien-pasien dengan eGFR >18 mL/menit/1,73 m2 tanpa menyebabkan malnutrisi dan memperbaiki CKD-mineral bone disorders (MBD) pada pasien-pasien dengan eGFR <18 mL/menit/1,73 m2.

Efek Ketoanalog pada Deteriorasi Penyakit Ginjal Kronis-min

Ulasan Alomedika

Tujuan penatalaksanaan penyakit ginjal kronis (chronic kidney disease atau CKD) pada prinsipnya adalah mencegah atau memperlambat kerusakan ginjal lebih lanjut. Hingga saat ini, intervensi diet protein terbatas masih menjadi pendekatan utama dalam penanganan CKD. Saat ini, ada dua jenis intervensi diet pada CKD, yakni diet rendah protein (0,6 g/kg/hari) dan diet sangat rendah protein (0,3-0,4/kg/hari).  Namun, diet protein berpotensi pula untuk menimbulkan masalah malnutrisi pada pasien.

Saat ini, sudah tersedia suplemen ketoanalog (KA) asam amino yang menyediakan asam amino esensial bebas nitrogen yang aman bagi pasien gagal ginjal. Suplemen ini ditujukan untuk melengkapi manajemen diet pada CKD. Namun, data klinis yang tersedia masih terbatas. Meta analisis ini bertujuan untuk menambah bukti mengenai manfaat pemberian KA pada diet protein terbatas bagi pasien dengan CKD.

Ulasan Metode Penelitian

Pada penelitian ini, proses pencarian, ekstraksi, dan pengolahan data diuraikan secara mendetail, termasuk analisis hasilnya. Penelitian ini merupakan meta analisis dari kombinasi hasil penelitian randomized controlled trial (RCT) dan non RCT yang berasal dari basis data terpercaya, yaitu PubMed dan Embase. Hasilnya dilaporkan menurut Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analysis (PRISMA) statement.

Pemeriksaan kualitas metodologi penelitian-penelitian yang direkrut sudah menggunakan Cochrane Risk of Bias Tool untuk RCT dan Skala Newcastle-Ottawa untuk studi non RCT. Selain itu, tes I2 turut dipakai untuk memeriksa derajat heterogenitas data yang dikumpulkan.

Ulasan Hasil Penelitian

Meta analisis ini mengolah data dari 10 RCT dan dua penelitian non RCT dengan total 951 pasien. Analisis luaran primer menemukan bahwa diet protein terbatas yang ditambah dengan suplemen ketoanalog (RPKA) dapat memperbaiki deteriorasi eGFR  (p = 0,008), serum kreatinin (p = 0,04), dan blood urea nitrogen (BUN) (p = 0,001).

Analisis subgrup menemukan bahwa efek ini signifikan untuk pasien-pasien CKD dengan estimasi glomerular filtration rate (eGFR) >18 mL/menit/1,73 m2, namun tidak signifikan pada grup pasien dengan eGFR <18 mL/menit/1,73 m2. Analisis subgrup lainnya tidak menemukan perubahan eGFR yang signifikan di antara grup diet protein amat rendah dengan diet protein rendah.

Untuk pengukuran luaran sekunder, RPKA tidak menyebabkan malnutrisi jika dibandingkan dengan placebo. Selain itu, RPKA mampu mengurangi kadar fosfor, meningkatkan kadar kalsium, dan mengurangi kadar hormon paratiroid (PTH) pada pasien CKD dengan eGFR <18 mL/menit/1,73 m2 secara signifikan.

Kelebihan Penelitian

Kelebihan penelitian ini terletak pada desain penelitian yang baik, termasuk analisis derajat heterogenitas data yang diolah, serta merekrut data penelitian yang paling terkini (hingga Februari 2019). Selain itu, hasil meta analisis ini lebih lengkap dari penelitian sejenis sebelumnya, yakni memberikan data yang lebih solid tentang timing pemberian suplemen KA bagi pasien CKD, serta data manfaat suplemen KA bagi komplikasi CKD (mineral bone disorder dan malnutrisi).

Limitasi Penelitian

Terlepas dari kelebihannya, hasil meta analisis ini mempunyai sejumlah keterbatasan. Pertama, jumlah penelitian dan subyek penelitian masih relatif kecil sehingga berkontribusi pada statistical power yang terbatas.

Kedua, data yang dikumpulkan berasal dari penelitian yang terdiri dari kombinasi antara RCT dan non RCT, sehingga meningkatkan heterogenitas.

Ketiga, meta analisis ini belum mampu mengalokasi semua level data pasien. Untuk penilaian status nutrisi hanya menggunakan kadar albumin dan kolesterol saja.

Keempat, pasien CKD yang dianalisis adalah pasien CKD tahap 4-5, sehingga hasil meta analisis belum bisa digeneralisir untuk pasien CKD pada tahap awal.

Aplikasi Hasil Penelitian Di Indonesia

Hasil meta analisis ini menyajikan data yang cukup komprehensif untuk penerapan suplemen KA pada penatalaksanaan CKD. Selain itu, ketersediaan suplemen KA turut memudahkan penerapannya bagi pasien CKD di Indonesia.

Referensi