Antioksidan Tidak Bermanfaat Dalam Mencegah dan Mengurangi Delayed Onset Muscle Soreness – Telaah Jurnal

Oleh :
dr. Andreas Michael Sihombing

Antioxidants for Preventing and Reducing Muscle Soreness After Exercise

Ranchordas  MK, Rogerson  D, Soltani  H, Costello  JT. Antioxidants for preventing and reducing muscle soreness after exercise. Cochrane Database of Systematic Reviews 2017, Issue 12. Art. No.: CD009789. doi: 10.1002/14651858.CD009789.pub2.

Abstrak

Latar Belakang: Nyeri otot umumnya terjadi setelah olahraga atau aktivitas fisik yang berat, dan paling berat dirasakan antara 24 hingga 72 jam setelah aktivitas. Penggunaan suplemen antioksidan atau makanan yang mengandung antioksidan sebelum dan sesudah aktivitas diyakini dapat mencegah atau mengurangi nyeri otot pasca olahraga. Nyeri otot juga dapat diatasi dengan teknik manajemen nyeri kronis.

Tujuan: Mengetahui efek (keuntungan dan kerugian) penggunaan suplemen antioksidan dan makanan yang mengandung antioksidan dalam mencegah dan mengurangi keparahan dan durasi delayed onset muscle soreness (DOMS) pasca olahraga.

Metode Pencarian: Pencarian dilakukan pada Cochrane Bone, Joint and Muscle Trauma Group Specialised Register, the Cochrane Central Register of Controlled Trials, MEDLINE, Embase, SPORTDiscus, register uji klinis, daftar referensi pada berbagai artikel, dan laporan konferensi ilmiah hingga Februari 2017.

Kriteria Seleksi: Kriteria inklusi adalah uji klinis yang bersifat acak dan kuasi-acak yang menyelidiki efek penggunaan semua jenis suplementasi antioksidan (tablet, serbuk, konsentrat antioksidan atau makanan yang mengandung antioksidan) dalam mencegah atau mengurangi delayed onset muscle soreness (DOMS). Kriteria eksklusi adalah studi yang mengombinasikan suplemen antioksidan dengan suplemen lain.

Pengumpulan data dan analisis: Dua peneliti melakukan skrining terhadap hasil pencarian secara independen, memeriksa risiko bias dan melakukan pencatatan data dari tiap studi dengan menggunakan formulir yang sudah divalidasi. Hasil dari beberapa studi sebanding digabungkan dengan menggunakan model efek-acak bila memungkinkan. Luaran utama adalah nyeri otot (diukur pada waktu kurang dari 6 jam, 24, 48, 72, dan 96 jam setelah olahraga), pemulihan secara subjektif, dan efek samping. Kualitas bukti dinilai dengan menggunakan GRADE (Grading quality of evidence and strength of recommendations).

Hasil: Lima puluh uji acak terkendali dilibatkan dalam analisis, dengan 12 di antaranya menggunakan metode cross-over. Dari 1089 partisipan, 961 (88,2%) adalah laki-laki dan 128 (11,8%) adalah perempuan. Usia partisipan berkisar antara 16 hingga 55 tahun, dengan status aktivitas berkisar antara sedenter hingga aktivitas sedang. Terdapat heterogenitas pada waktu pemberian (pra- atau pasca olahraga), jenis olahraga, frekuensi, dosis, durasi, dan jenis suplemen antioksidan. Semua studi menggunakan dosis antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan rekomendasi harian. Terdapat risiko bias yang tinggi pada sebagian besar studi (47), dikarenakan desain penelitian yang melibatkan pelaporan selektif serta metode penyamaran yang tidak dijelaskan dengan baik. Perbandingan hanya dilakukan antara suplemen antioksidan dengan kontrol (plasebo).

Hasil penggabungan data menunjukkan manfaat suplementasi antioksidan terhadap luaran utama pada kurang dari 6 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 96 jam setelah olahraga. Setelah dilakukan pengelompokan menjadi skala 0-10 cm untuk mengukur perbedaan aktual antar kelompok, semua hasil berada di bawah batas perbedaan bermakna (1,4 cm). Dengan demikian, effect size kemungkinan besar tidak menunjukkan manfaat secara klinis. Analisis sub grup tidak menunjukkan perbedaan bermakna. Analisis sensitivitas tidak menunjukkan dampak bermakna pada hasil. Tidak terdapat data terkait pemulihan subjektif. Hanya ada 9 studi yang melaporkan potensi efek samping. Efek samping berupa diare atau gangguan saluran cerna ditemukan pada keenam peserta dalam kelompok antioksidan dari satu studi dan 4 dari mereka juga mengalami gangguan pencernaan ringan. Satu dari 26 peserta dalam studi kedua mengalami gangguan pencernaan ringan.

Kesimpulan: Terdapat bukti dengan kualitas sedang-rendah bahwa suplementasi antioksidan dosis tinggi tidak memberikan manfaat yang relevan secara klinis dalam mengurangi nyeri otot pada 6 jam, atau 24, 48, 72, dan 96 jam pasca olahraga. Tidak terdapat bukti terkait pemulihan subjektif dan data mengenai potensi efek samping terbatas.

 musclepaincomp

Ulasan Alomedika

Konsumsi suplemen antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, atau jus buah delima sebelum olahraga diyakini dapat mencegah delayed onset muscle soreness. Namun, data yang ada masih saling bertentangan. Penelitian ini merupakan ulasan sistematis yang bertujuan untuk menyatukan data dari berbagai studi yang telah dipublikasi.

Ulasan Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan panduan Cochrane Handbook for Systematic Reviews of Interventions, salah satu metode yang dapat dipilih untuk meminimalkan bias pada ulasan sistematis. Studi yang dilibatkan adalah uji acak atau kuasi-acak terkendali dengan luaran berupa nyeri otot pasca olahraga, pemulihan subjektif, dan efek samping, dengan hasil seleksi sejumlah 50 studi (1089 partisipan). Setiap langkah ulasan, dari seleksi studi, ekstraksi data, hingga metode pengukuran dan analisis dijelaskan secara mendetail dan disertai data mentah sebagai pendukung.

Ulasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan sedikit manfaat pemberian suplemen antioksidan dosis tinggi, namun manfaat tersebut tidak bermanfaat secara klinis. Pengukuran pada waktu follow-up yang terpenting (24 jam dan 48 jam) dengan menggunakan visual analog scale (VAS) menunjukkan rerata VAS yang lebih rendah pada subjek yang mendapatkan suplementasi antioksidan (-0,17 cm [95% CI: -0,42 hingga 0,7] pada 24 jam; -0,41 cm [95% CI: -0,69 hingga -0,12] pada 48 jam). Hasil ini masih berada di bawah perbedaan minimal bermakna (minimal important difference) yang umum untuk variabel nyeri, yaitu 1,4 cm. Dengan kata lain, pemberian regimen ini tidak memberikan manfaat yang dapat dirasakan secara bermakna oleh pasien.

Di samping itu, penelitian ini juga mendapatkan adanya kemungkinan efek samping berupa diare dan gangguan pencernaan lain seperti gangguan pencernaan ringan.

Kelebihan Penelitian

Kelebihan dari penelitian ini adalah metode yang digunakan berupa systematic review dan meta-analysis, sehingga memiliki kekuatan statistik yang kuat. Penelitian ini juga merupakan ulasan sistematis pertama yang membahas mengenai penggunaan suplemen antioksidan dalam mencegah delayed onset muscle soreness.

Untuk meminimalkan bias, setiap langkah penelitian dijelaskan secara mendetail. Data yang kurang juga dilengkapi dengan cara menghubungi peneliti utama. Analisis dilakukan secara intention-to-treat, dan pencarian komprehensif, termasuk dengan mencari uji yang tidak terpublikasi, dilakukan untuk meminimalkan bias publikasi.

Limitasi Penelitian

Terdapat beberapa limitasi penelitian yang patut dipertimbangkan.

Pertama, penelitian ini didominasi oleh subjek Kaukasia, dengan 24 dari 50 studi dilakukan di Amerika Serikat. Subjek Asia hanya direpresentasikan dalam 2 studi dari China, 1 studi dari Jepang, dan 1 studi dari Iran.

Kedua, penggabungan data (pooling studi-studi yang dianggap sebanding) dilakukan pada studi yang memiliki perbedaan dari segi metode pengukuran dan variabel paparan. Contohnya, untuk mendapatkan parameter luaran ‘kurang dari 6 jam’, peneliti menggabungkan data yang diambil segera setelah olahraga pada satu studi dengan data yang diambil beberapa jam setelah olahraga pada studi lain.

Ketiga, penelitian ini mengeksklusi 77 studi yang menggunakan metode berbeda untuk mengukur variabel delayed onset muscle soreness, sehingga terdapat potensi bias terkait eksklusi post-hoc. Mengenai hal ini, peneliti menyatakan bahwa risiko bias diminimalisasi dengan memastikan bahwa studi-studi tersebut tidak memiliki tujuan utama untuk mencegah delayed onset muscle soreness.

Aplikasi Hasil Penelitian di Indonesia

Melihat bukti penelitian ini sifatnya masih kurang dan subjek penelitian sebagian besar adalah Kaukasia, sebaiknya dilakukan penelitian serupa di Indonesia. Selain itu, pemberian antioksidan dosis tinggi untuk mengurangi delayed onset muscle soreness perlu dipertimbangkan benefit and risk nya mengingat adanya efek samping berupa gangguan pencernaan.

Referensi