Perbandingan Dampak Berbagai Protokol Kebersihan Mulut dan Aplikasi Sealant Pada Kesehatan Gigi Mulut Pasien Ortodonti Cekat – Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
drg. Bella Karenina

A Randomized Clinical Trial Comparing The Impact of Different Oral Hygiene Protocols and Sealant Applications on Plaque, Gingival, and Caries Index Scores

Zingler S, Pritsch M, Wrede DJ, Ludwig B, Bister D, Kneist S, Lux CJ. A randomized clinical trial comparing the impact of different oral hygiene protocols and sealant applications on plaque, gingival, and caries index scores. Eur J Ortho, 2014. 36(2):150-63. doi: 10.1093/ejo/cjt043. PMID: 23825160.

Abstrak

Latar Belakang: Perkembangan inisial lesi karies merupakan  salah satu dampak tidak diinginkan yang paling sering dialami oleh pasien dengan perawatan ortodonti cekat. Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa pasien ortodonti cekat dapat mengalami perkembangan satu atau lebih dekalsifikasi selama perawatan ortodonti.  Insiden yang tinggi ini dikaitkan dengan retensi plak dari komponen alat ortodonti yang membuat proses  menyikat gigi lebih sulit dan menyebabkan akumulasi  biofilm pada permukaan gigi. Beberapa strategi pencegahan telah disarankan seperti variasi metode pembersihan gigi serta aplikasi sealant.

Tujuan: Uji klinis prospektif acak ini menyelidiki perbandingan beberapa metode pembersihan gigi dan aplikasi sealant pada pasien ortodonti cekat terhadap dampak pada kesehatan gigi dan mulut melalui penilaian: indeks plak, gingiva, skor karies, kondisi periodontal, mikroba, serta biologi molekuler.

Material dan Metode: 55 pasien laki-laki dan 63 pasien perempuan berusia 11-15 tahun diikutkan dalam uji klinis kelompok paralel empat lengan selama 12 minggu ini. Pasien kelompok 1 menggunakan sikat gigi elektrik Sonicare FlexCare; pasien kelompok 2 menggunakan sikat manual (elmex interX short head) plus sikat interdental (Curaprox CPS 15); dan pasien kelompok 3 dan 4 hanya menggunakan sikat manual. Gigi pasien pada kelompok 1, 2, dan 3 dilapisi dengan filled resin (ProSeal). Pasien disarankan untuk menyikat gigi 2 kali sehari dan mengukur waktu yang dihabiskan untuk menyikat gigi pagi dan sore hari [durasi menyikat gigi (TBD)]. Skor plak (PIB, TQHI, MAPI) dan indeks gingiva (PBI) serta indeks karies (DMFT/DMFS) dinilai pada awal dan setelah 4, 8, dan 12 minggu.

Hasil dan Kesimpulan: Tidak ada perbedaan signifikan durasi menyikat gigi (TBD) antara pasien yang menggunakan sikat gigi elektrik maupun manual (antara 197 dan 209 detik) tetapi lebih lama saat menggunakan kombinasi manual dan sikat interdental (kelompok 2). Selain itu, diperoleh hasil TBD sedikit lebih lama dilakukan pada saat membersihkan gigi di malam hari. Tidak ada perbedaan hasil yang signifikan antara jenis kelamin dalam durasi menyikat gigi (TBD). Meskipun TBD didapatkan lebih lama untuk kelompok kombinasi, tidak dapat ditemukan efek menguntungkan pada parameter hasil untuk kelompok ini. Tidak ada perbedaan bermakna antara permukaan gigi yang diberi aplikasi sealant dengan yang tidak terkait penggunaan sikat manual Perbandingan Dampak Berbagai Protokol Kebersihan Mulut dan Aplikasi Sealant Pada Kesehatan Gigi Mulut Pasien Ortodonti Cekat-minatau elektrik.

 

 

Ulasan Alomedika

Jurnal ini membandingkan tiga teknik menyikat gigi yang terdiri dari sikat gigi manual, modifikasi sikat gigi manual dengan kombinasi sikat interdental, dan sikat gigi elektrik pada gigi yang sudah diberi aplikasi sealant maupun tanpa sealant. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah mendeskripsikan serta membandingkan beberapa teknik menyikat gigi maupun intervensi aplikasi sealant terhadap kesehatan gigi dan mulut pasien dengan perawatan ortodonti cekat.

Uji klinis acak terkontrol ini dilaksanakan pada 4 kelompok secara paralel agar dapat dianalisis perbandingan luaran pada masing-masing perlakuan. Dalam penelitian ini, dipilih desain grup paralel, yang dianggap dapat bermanfaat untuk percobaan dengan durasi yang lebih lama. Dampak pada kesehatan gigi dan mulut ditinjau dari durasi menyikat gigi, skor indeks plak, gingiva, periodontal, dan karies.

Ulasan Metode Penelitian

Uji klinis acak ini melibatkan subjek berusia antara 11 dan 15 tahun. Rentang usia ini dipilih karena merupakan usia paling umum pasien menjalani perawatan ortodonti dan  memiliki risiko tertinggi mengalami dekalsifikasi selama menjalani terapi ortodonti cekat. Skor indeks plak dan  gingiva dapat dipengaruhi oleh standar kebersihan mulut awal peserta. Subjek dikelompokkan menurut tingkat dasar plak untuk memastikan distribusi yang sama antar kelompok.

Pasien kelompok 1 menggunakan sikat gigi elektrik (n=28); pasien kelompok 2 menggunakan sikat gigi manual dan sikat interdental (n=30); pasien kelompok 3 (n=29) dan kelompok 4 (n=31) hanya menggunakan sikat gigi manual. Gigi pasien pada kelompok 1, 2, dan 3 diaplikasikan sealant, sedangkan kelompok 4 tanpa diaplikasikan sealant. Pasien disarankan untuk menyikat gigi 2 kali sehari dan mengukur waktu yang diperlukan selama  menyikat gigi pagi dan malam hari

Pada penelitian ini untuk dapat merepresentasikan dampak kesehatan gigi dan mulut dilakukan penilaian melalui parameter terukur yang berupa penilaian plak klinis, penilaian skor indeks gingiva, penilaian indeks karies (DMFT/DMFS) dan pengamatan durasi menyikat gigi (TBD) yang diukur pada kunjungan awal dan setelah 4, 8, dan 12 minggu.

Pada penelitian ini digunakan tiga indeks plak yang berbeda, yaitu:

  • Plaque index bracket (PIB) sebagai salah satu indeks kategoris yang paling valid untuk mengevaluasi jumlah plak di sekitar braket perangkat ortodonti cekat

  • Modified Approximal Plaque Index (MAPI) untuk menganalisis permukaan proksimal

  • Turesky modification of the Quigley–Hein Index (TQHI) sebagai indeks yang paling sering digunakan untuk menekankan perbedaan pada sepertiga servikal dari permukaan gigi

Kombinasi dari ketiga indeks ini memungkinkan evaluasi melalui sudut pandang yang berbeda dari area risiko akumulasi plak dan perkembangan lesi white spot yang dapat terjadi selama perawatan ortodonti cekat. Karena akumulasi plak dan kemungkinan gingivitis dapat bervariasi dalam rentang waktu selama penelitian berlangsung, semua skor dievaluasi dalam interval waktu yang telah ditetapkan.

Ulasan Hasil Penelitian

Dalam studi ini, tidak ditemukan perbedaan signifikan durasi menyikat gigi (TBD) antara pasien yang menggunakan sikat gigi elektrik maupun manual (antara 197 dan 209 detik). Durasi lebih lama dilaporkan pada pasien yang menggunakan kombinasi sikat gigi manual dan sikat interdental. Selain itu, diperoleh hasil TBD sedikit lebih lama dilakukan pada saat membersihkan gigi di malam hari. Efek signifikan dari penggunaan sikat gigi elektrik dibandingkan dengan sikat manual belum dapat dibuktikan pada studi ini. Efek klinis yang signifikan dari penggunaan sikat interdental untuk membersihkan area di sekitar braket juga belum dapat dibuktikan.

Selain itu, dari 118 pasien yang berhasil menyelesaikan uji klinis ini, terdapat 114 orang (97%) yang memiliki skor DMFT/S sebesar 0. Sejumlah 4 orang subjek penelitian diketahui melakukan prosedur klinis penambalan (filling). Semua parameter penilaian klinis memiliki distribusi yang sama antar semua kelompok penelitian. Subjek pada kelompok 3 memiliki median PIB yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kelompok lain tetapi tidak signifikan. Skor PIB, Papillary Bleeding Index (PBI), TQHI, dan MAPI  tidak mengalami perubahan yang signifikan dari periode awal hingga akhir penelitian.

Selama periode pengamatan 12 minggu, perubahan keseluruhan skor plak dan indeks gingiva tidak berbeda secara signifikan antara pasien dengan permukaan email gigi yang diaplikasikan sealant maupun tanpa sealant pada setiap kelompok. Oleh karena itu, aplikasi sealant tampaknya tidak mempengaruhi akumulasi plak dalam jangka pendek atau inflamasi gingiva pada permukaan bukal. Hal ini mungkin karena indeks yang digunakan dalam studi tidak cukup sensitif untuk mendeteksi perbedaan kebersihan mulut. Apabila penilaian dilakukan dengan teknologi citra digital untuk memantau pertumbuhan plak ex vivo dengan tingkat presisi yang lebih tinggi, maka mungkin pengurangan akumulasi plak pada email yang diaplikasikan sealant dapat tergambar lebih jelas.

Kelebihan Penelitian

Penelitian ini merupakan uji klinis prospektif acak pertama yang menyediakan data pengukuran durasi menyikat gigi (TBD) pada pasien ortodonti cekat menggunakan stopwatch. Sejauh ini, penelitian yang menyajikan data TBD merupakan penelitian retrospektif. Dalam studi ini, pengukuran TBD dilakukan sendiri di rumah dan dilaporkan oleh pasien secara mandiri.

Penggunaan 4 lengan penelitian yang paralel juga mampu mengukur hasil intervensi secara komprehensif. Hal ini dapat menggambarkan dan membandingkan dampak dari berbagai cara menyikat gigi yang berbeda dan pengaruh aplikasi sealant pada status kebersihan mulut pasien ortodontik selama 3 bulan pertama perawatan dengan peralatan cekat.

Selain itu, berbagai cara juga telah diterapkan untuk meminimalisir bias dalam uji klinis ini. Subjek penelitian diberikan instruksi verbal tentang urutan dan teknik menyikat gigi sesuai perangkat yang digunakan. Instruksi verbal juga didukung oleh demonstrasi pada model plastik dan semua pasien mendapat instruksi tertulis yang terdiri dari teks dan gambar. Alat menyikat gigi yang digunakan semua partisipan dalam masing-masing kelompok adalah sama, termasuk pasta giginya. Partisipan juga diminta untuk tidak menggunakan produk kebersihan mulut lain selain yang digunakan untuk penelitian.

Limitasi Penelitian

Meskipun durasi menyikat gigi (TBD) diukur menggunakan stopwatch, pelaporannya dilakukan secara mandiri sehingga bisa timbul inakurasi. Sebetulnya, hal ini dapat diatasi misalnya dengan perekaman video selama aktivitas menyikat gigi.

Keterbatasan lain dari uji klinis ini adalah penilaian kuantifikasi plak yang didasarkan pada indeks yang tidak dirancang untuk pasien dengan perawatan ortodonti cekat.

Aplikasi Hasil Penelitian di Indonesia

Penggunaan ortodonti cekat di Indonesia semakin meningkat. Hasil uji klinis ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna terkait kebersihan mulut pada pasien yang menggunakan sikat gigi manual maupun elektrik, serta dengan aplikasi sealant maupun yang tidak. Sikat interdental juga didapatkan tidak memberi efek signifikan. Oleh karenanya, hal ini bermanfaat bagi dokter gigi untuk memberi edukasi terkait perawatan kebersihan mulut pada pasien dengan ortodonti cekat. Perawatan dengan sikat gigi manual seperti biasa nampaknya dapat memberi luaran klinis yang sama baik dengan perawatan menggunakan sikat gigi elektrik, interdental, ataupun aplikasi sealant. Studi lebih lanjut dengan jumlah sampel lebih besar perlu dilakukan untuk mengetahui cara menjaga kebersihan gigi terbaik pada pasien ortodonti cekat.

Referensi