Etiologi

Etiologi osteosarkoma belum diketahui secara pasti. Tipe kariotip yang sangat kompleks pada sitologi tumor osteosarkoma menyulitkan peneliti untuk mengidentifikasi suatu mutasi kromosom yang rekuren.[3,5,8]

Osteosarkoma telah dihubungkan dengan pertumbuhan fisiologis yang meliputi berat lahir dan panjang badan lahir yang berlebih. Hilangnya fungsi tumor suppressor umum ditemukan pada pasien osteosarkoma, dan diduga berperan dalam patogenesis.[3]

Faktor Risiko

Terdapat beberapa sindrom yang merupakan faktor risiko terjadinya osteosarkoma.

Li-Fraumeni Syndrome (LFS)

Li-Fraumeni Syndrome (LFS) melibatkan mutasi gen TP53, yang menyandi p53. P53 adalah faktor transkripsi yang meregulasi perbaikan DNA dan menginisiasi apoptosis jika kerusakan tidak bisa diperbaiki. Hilangnya fungsi supresan tersebut merupakan predisposisi berbagai keganasan. Diperkirakan 30% pasien LFS menderita osteosarkoma.[3]

Retinoblastoma

Retinoblastoma sering menjadi predisposisi osteosarkoma. Pada retinoblastoma, terjadi kehilangan protein retinoblastoma (pRb) yang mengakibatkan progresivitas siklus sel tidak terkendali. Hilangnya pRb ditemukan pada > 60% kasus osteosarkoma.[2,3]

Faktor Risiko Osteosarkoma Sekunder

Osteosarkoma sekunder dapat muncul akibat paparan radiasi dan penyakit Paget, ditemukan di 1/3 kasus pada pasien berusia > 65 tahun. Osteosarkoma sekunder yang berhubungan dengan radiasi umumnya disebabkan kerusakan DNA. Sementara itu, pada penyakit Paget, patogenesis osteosarkoma masih belum diketahui secara pasti.[3,7]