Epidemiologi Tumor Karsinoid
Secara epidemiologi, tumor karsinoid adalah neoplasma yang jarang dijumpai. Namun, bila dibandingkan dengan jenis tumor neuroendokrin lain, tumor karsinoid adalah jenis yang paling umum dijumpai di Amerika Serikat. Estimasi kasusnya adalah 1,5–1,9 kasus per 100.000 populasi. Insidensi tumor karsinoid pada kasus otopsi lebih tinggi, yaitu sekitar 650 kasus per 100.000 populasi.[1,4]
Global
Insidensi tumor karsinoid berdasarkan data The Surveillance, Epidemiology, and End Result (SEER) adalah 2,5–5 per 100.000 orang per tahun. Insidensi tertinggi dilaporkan pada pasien berusia 50–70 tahun. Studi kohort retrospektif oleh Kasumova et al melaporkan bahwa dari 10.752 pasien, 12,7% didiagnosis dengan tumor karsinoid. Dari angka itu, 84,7% adalah tumor karsinoid nonfungsional.[2,7,8]
Sebagian besar tumor neuroendokrin terjadi pada saluran cerna (60%) dan pada sistem pernapasan (25%). Di saluran cerna, lokasi tumor karsinoid yang paling sering adalah duodenum (45%), rektum (20%), apendiks (17%), kolon (11%), dan abdomen (7%).[2,4]
Indonesia
Saat ini data epidemiologi tumor karsinoid di Indonesia belum tersedia. Akan tetapi, ada suatu laporan yang menjabarkan temuan 5 kasus tumor neuroendokrin selama tahun 2008–2010 di Departemen Ilmu Bedah rumah sakit Dr. Soetomo, Surabaya. Dari 5 kasus tersebut, rentang usia pasien adalah 60–68 tahun. Pasien terdiri dari 2 laki-laki dan 4 perempuan. Sebanyak 2 kasus berasal dari pankreas, 1 kasus dari paraaorta kiri, 1 dari suprarenalis, dan 1 dari presakral.[9]
Mortalitas
Mortalitas tumor karsinoid umumnya dipengaruhi oleh ganas tidaknya sifat tumor. Angka kesintasan 5 tahun umumnya lebih tinggi pada tumor karsinoid nonfungsional. Data menunjukkan bahwa sekitar 12,9% tumor karsinoid telah bermetastasis saat diagnosis ditegakkan. Jika ada metastasis jauh saat diagnosis ditegakkan, maka angka kesintasan 5 tahun tumor karsinoid diperkirakan sekitar 27% pada pasien yang tidak menjalani pengobatan.[4,8]