Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Sarkoma Kaposi general_alomedika 2021-03-12T14:23:36+07:00 2021-03-12T14:23:36+07:00
Sarkoma Kaposi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Sarkoma Kaposi

Oleh :
dr. Vania Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Patofisiologi sarkoma Kaposi berkaitan dengan proliferasi berlebihan dari sel spindel yang diduga berasal dari sel endotel. Meski asal sel ini belum diketahui secara pasti, ditemukannya antigen dari faktor endotelial VIIIa, marker sel spindel, dan marker makrofag memberikan kemungkinan adanya progenitor mesenkimal yang pluripoten.

Proliferasi dari sel spindel melibatkan dermis retikular (patch stage) atau seluruh ketebalan dari dermis yang akan tampak sebagai plak atau nodular.[2]

Keterlibatan Infeksi Human Herpesvirus-8 (HHV-8) dan Sistem Imun

Pada lebih dari 90% kasus, ditemukan adanya human herpesvirus-8 (HHV-8), sehingga dinyatakan bahwa patogenesis sarkoma Kaposi terjadi akibat infeksi virus tersebut. Infeksi ini dapat membentuk molekul yang berperan penting dalam transduksi sinyal untuk menstimulasi proliferasi sel dan menghambat apoptosis.

Namun, infeksi HHV-8 saja tidak cukup untuk menyebabkan sarkoma Kaposi. Kombinasi infeksi HHV-8, defek imunitas, dan inflamasi diperlukan untuk menyebabkan keganasan.  Kondisi imunosupresi dan inflamasi menyebabkan HHV-8 dapat tetap tumbuh dan berproliferasi.[1-2,5]

Salah satu antigen dari HHV-8, yakni latency-associated nuclear antigen (LANA) berperan penting dalam mengikat genom virus ke sel inang. LANA diketahui akan berikatan dengan tumor suppressor antigen p53 dan menyebabkan perubahan kerja dari p53. Protein ini memiliki peran penting dalam mengatur siklus sel, menginduksi kematian sel dan perbaikan DNA, sebagai respons terhadap stres, agen genotoksik, hipoksia, maupun aktivasi onkogen.

Melalui ikatan dengan p53, LANA dapat berkontribusi dalam transformasi sel yang terinfeksi dan juga mempertahankan ketahanan sel tersebut dengan menghambat apoptosis.[1,5,8-9]

HHV-8 atau HHV-8 mengaktivasi mTOR, menyebabkan sel endotel berdiferensiasi menjadi sel mesenkimal, dan merangsang angiogenesis yang aberan. HHV-8 akan mengaktifkan NF-kB dan meningkatkan ekspresi sitokin. Activated NF-kB diikuti dengan terbentuknya protein onkogenik viral FLICE inhibitory protein yang bekerja sebagai onkogen. Terjadi pula upregulation dari VEGF dan bFGF yang mendukung angiogenesis.[1,9]

 

 

Referensi

1. Bishop BN dan Lynch DT. 2020. Kaposi Sarcoma. Treasure Island: StatPearls Publishing.
2. Katz J dan Hibbs J. Kaposi Sarcoma [Artikel di internet]. [Diakses Januari 2021]. Dapat diakses melalui URL: https://emedicine.medscape.com/article/279734-overview#a4
5. Radu O dan Pantanowitz L. Kaposi Sarcoma. Arch Pathol Lab Med. 2013; 137: 289-294.
8. Ruocco E, Ruocco V, Tornesello ML, Gambardella A, Wolf R, Buonaguoro FM. Sarkoma kaposi: Etiology and pathogenesis, inducing factors, causal associations, and treatments: Facts and controversies. Clinic in Dermatology. 2013;31:413-422.
9. Sullivan RJ, Pantanowitz L, Casper C, Stebbing J, Dezube BJ. Epidemiology, pathophysiology and treatment of Kaposi sarcoma-associated herpesvirus disease: Kaposi sarcoma, primary effusion lymphoma, and multicentric Castleman disease. 2008; 47(9):1209-1215.

Pendahuluan Sarkoma Kaposi
Etiologi Sarkoma Kaposi
Diskusi Terbaru
dr. Khalisah Atma Aulia
Kemarin, 20:49
Dramamine
Oleh: dr. Khalisah Atma Aulia
1 Balasan
Alo dokter, izin diskusi.Dramamine saat ini kan tidak bisa dijual bebas lg di apotek, harus dengan resep dokter krn takut disalahgunakan.Saya ada mendapatkan...
Anonymous
Kemarin, 19:00
Apakah kapsul di puyer akan turun efektifitas nya?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Saya sering mendapat pasien rhinitis alergi di fktp. Di alomedika dan artikel2 lain cetirizine lebih efektif dibanding Loratadine. Namun sediaan di...
Anonymous
Kemarin, 11:24
Kelainan kulit pada bayi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya mendapat pasien bayi 14 hari, lahir cukup bulan secara SC. Riwayat terapi sinar saat umur 4 hari karena ikterik. Saat ini muncul keluhan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.