Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Amblyopia general_alomedika 2022-09-20T11:32:42+07:00 2022-09-20T11:32:42+07:00
Amblyopia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Amblyopia

Oleh :
dr. Florentina Priscilia
Share To Social Media:

Penatalaksanaan amblyopia harus dilakukan sedini mungkin, karena terapi yang lebih cepat akan memberikan prognosis lebih baik. Pemeriksaan rutin sebagai terapi pemeliharaan harus dilakukan untuk mencegah amblyopia berulang. Tujuan penatalaksanaan adalah untuk memperbaiki visus, keseimbangan posisi aksis, dan persepsi penglihatan.[16-19]

Pilihan terapi tergantung pada penyebab, beratnya kelainan, dan usia pasien saat mulai terapi. Beberapa prinsip penatalaksanaan amblyopia adalah:

  • Eliminasi semua penghalang masuknya sinar ke dalam mata
  • Koreksi gangguan refraksi
  • Oklusi
  • Degradasi optikal atau penalisasi[16-19]

Eliminasi Penghalang Penglihatan

Eliminasi penghalang penglihatan sering dilakukan pada amblyopia deprivasi. Tujuan tindakan agar aksis optik terbebas dari hambatan yang menjadi penyebab gangguan penglihatan, seperti katarak kongenital, kekeruhan kornea, perdarahan vitreus, maupun blepharoptosis. Pilihan terapi bisa observasi maupun operasi tergantung patofisiologi, keterlibatan mata, derajat kelainan, dan durasi.[9,19]

Terapi ini pada anak harus dilakukan sedini mungkin mengingat perkembangan visus sempurna tercapai pada usia 7‒8 tahun.  Bahkan kasus katarak kongenital padat dan bilateral, diindikasikan untuk operasi pada usia 2−3 bulan yang dilanjutkan dengan pemasangan lensa intraokular, lensa kontak, atau penggunaan kacamata afakia.[11,12]

Koreksi Gangguan Refraksi

Koreksi gangguan refraksi menjadi pilihan utama terapi amblyopia isometropia dan anisometropia, serta menjadi terapi tambahan pada jenis lainnya. Pilihan terapi berupa penggunaan kacamata dan/atau lensa kontak dengan ukuran koreksi penuh dan penggunaan sikloplegik. Pada kasus anisometropia seperti miopia tinggi unilateral, lensa kontak menjadi pilihan utama untuk mengurangi aniseikonia, efek prisma, distorsi perifer, penyempitan lapang pandang, dan efek kosmetik yang buruk. Selain itu, sebaiknya dikombinasikan dengan terapi oklusi agar dapat memacu penggunaan mata yang lemah.[18,19]

Oklusi

Oklusi dan degradasi optikal merupakan pilihan terapi semua jenis amblyopia. Bertujuan untuk memaksakan penggunaan mata yang lemah dan membatasi penggunaan mata yang lebih baik. Alat untuk oklusi atau okluder dapat berupa patch, kacamata penutup, atau lensa kontak opak.  Pilihan penggunaan oklusi dapat berupa oklusi full time atau part time.[17-19]

Oklusi Full Time

Penggunaan oklusi full time adalah setiap saat, waktu tidak menggunakan hanya 1 jam dalam 1 hari. Jenis oklusi ini biasanya dipilih untuk kasus strabismus konstan yang menghambat penglihatan binokular. Beberapa pedoman terapi oklusi full time adalah:

  • Oklusi inisial atau pertama kali dilakukan oklusi adalah selama 1 minggu untuk setiap tahun usianya, sebagai contoh pada anak usia 2 tahun maka mata ditutup selama 2 minggu, pada usia 3 tahun selama 3 minggu, dan seterusnya
  • Bila oklusi inisial tidak ada perbaikan dalam 1 bulan awal, maka dilanjutkan dengan mencari penyebab lain yang mungkin menyertai
  • Bila pemberian oklusi ada perbaikan, maka dapat dilakukan terapi dan observasi hingga pasien berusia 9 tahun agar perbaikan dapat tercapai
  • Bila selama 6 bulan tetap tidak ada perbaikan, maka perlu dilakukan pemeriksaan untuk penyebab organik lainnya
  • Penggunaan okluder harus melekat sempurna, hindari sebanyak mata terpapar cahaya[17-19]

Oklusi Part Time

Penggunaan oklusi part timer yaitu penggunaan okluder 1−6 jam dalam sehari, yang umumnya dikombinasikan dengan aktivitas melihat dekat selama 1 jam per hari. Pada kondisi ini biasanya menjadi alternatif pilihan untuk jenis strabismus yang lebih ringan, serta pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan oklusi full time.[17,19]

Degradasi Optikal atau Penalisasi

Degradasi optikal atau penalisasi adalah metode untuk menurunkan kualitas bayangan pada mata sehat, sehingga menjadi lebih buruk daripada mata yang lemah. Salah satu pilihan adalah pemberian tetes mata sikloplegik, seperti atropin 1% atau homatropin 5%, yang diberikan 1 kali seminggu. Berdasarkan penelitian, metode ini dapat memperbaiki amblyopia ringan hingga sedang, pada kelompok usia 3−7 tahun.[16,17]

Metode tetes mata ini menjadi pilihan karena terlihat lebih baik dari segi kosmetik, dan dapat mencegah efek samping perlekatan okluder. Namun, perlu diwaspadai efek samping dari tetes mata atropine, seperti kemerahan pada mata, iritasi, atau pandangan kabur. Degradasi optikal dapat pula dilakukan dengan pemberian lensa positif ukuran tinggi yang memberikan efek fogging pada mata yang sehat.[16,17]

Perawatan untuk Mencegah Rekurensi

Kondisi rekurensi dapat dikurangi dengan pengaturan penglihatan walaupun telah perbaikan penuh dengan menggunakan patching selama 1‒3 jam perhari, penalisasi optik selama 1‒2 hari per minggu. Upaya ini dilanjutkan sampai dengan tajam penglihatan anak stabil tanpa dukungan terapi lain. Anjuran interval pemeriksaan mata adalah setiap 6 bulan.[16,17]

Referensi

9. Cadet N, Huang PC, Superstein R, Koenekoop R, Hess RF. The effects of the age of onset of strabismus on monocular and binocular visual function in genetically identical twins. Can J Ophthalmol. 2018;53(6):609-613.
11. O'Donoghue L, McClelland JF, Logan NS, Rudnicka AR, Owen CG, Saunders KJ. Profile of anisometropia and aniso-astigmatism in children: prevalence and association with age, ocular biometric measures, and refractive status. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2013;54(1):602-608.
12. Toor S, Horwood AM, Riddell P. Asymmetrical accommodation in hyperopic anisometropic amblyopia. Br J Ophthalmol. 2018;102(6):772-778.
16. Zipori AB, Colpa L, Wong AMF, Cushing SL, Gordon KA. Postural stability and visual impairment: Assessing balance in children with strabismus and amblyopia. PLoS One. 2018;13(10):e0205857.
17. Tailor V, Bossi M, Greenwood JA, Dahlmann-Noor A. Childhood amblyopia: current management and new trends. Br Med Bull. 2016;119(1):75-86.
18. Holmes JM, Lazar EL, Melia BM, Astle WF, Dagi LR, Donahue SP, et al. Effect of age on response to amblyopia treatment in children. Arch Ophthalmol. 2011 Nov. 129(11): 1451-7. doi: 10.001/archophthalmol. 2011.179. Epub 2011 Jul 11
19. Birch EE, Castañeda YS, Cheng-Patel CS, Morale SE, Kelly KR, Beauchamp CL, et al. Self-perception of school-aged children with amblyopia and its association with reading speed and motor skills. JAMA Ophthalmology. 2019;137(2):167-173

Diagnosis Amblyopia
Prognosis Amblyopia

Artikel Terkait

  • Evaluasi Tes Skrining Visus di Rumah pada Praktik Telemedisin-Telaah Jurnal Alomedika
    Evaluasi Tes Skrining Visus di Rumah pada Praktik Telemedisin-Telaah Jurnal Alomedika
  • Tips Pemeriksaan Visus pada Anak-anak
    Tips Pemeriksaan Visus pada Anak-anak
Diskusi Terkait
dr.Ciho Olfriani
25 November 2020
Risiko Ambliopia pada Penggunaan Kacamata vs Lensa Kontak
Oleh: dr.Ciho Olfriani
1 Balasan
ALO, dr. Utami.Izin bertanya, Dok. Apakah benar penggunaan kacamata lebih berisiko menyebabkan ambliopia jika dibandingkan dengan penggunaan lensa kontak?...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.