Pasien usia 43 tahun yang mengalami penurunan nilai CT value tanpa adanya gejala COVID-19 dan telah menjalani isolasi mandiri apakah sudah dapat dinyatakan sembuh - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alo dokter. Saya memiliki pasien umur 43 tahun yang terkonfirmasi Covid-19 dengan hasil PCR sebagai berikutSwab PCR tanggal 24 Desember 2020 : CT value gen N...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Pasien usia 43 tahun yang mengalami penurunan nilai CT value tanpa adanya gejala COVID-19 dan telah menjalani isolasi mandiri apakah sudah dapat dinyatakan sembuh

    Dibalas 08 Januari 2021, 10:46
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Alo dokter. Saya memiliki pasien umur 43 tahun yang terkonfirmasi Covid-19 dengan hasil PCR sebagai berikut

    Swab PCR tanggal 24 Desember 2020 : CT value gen N 24,7 dan Gen ORF 23,58. Interpretasi positif SARS COV-2

    Pasien tidak ada gejala sehingga hanya isolasi mandiri di rumah. Pasien memiliki riwayat PCI dan masih rutin minum obat.

    Pasien kemudian swab ulang pada tanggal 4 Januari dengan hasil

    Swab PCR tanggal 4 Januari 2021 : CT value gen N 18,59 dan gen ORF 18,58. Interpretasi positif SARS COV-2

    Yang ingin saya tanyakan, mengapa setelah isolasi mandiri, nilai CT value malah turun? Apakah berarti pasien masih sangat menular sehingga perlu isolasi lagi? Atau sudah bisa dinyatakan sembuh menurut pedoman Kemenkes? Terima kasih atas jawabannya

07 Januari 2021, 08:08
Alodok terimakasih buat kasusnya. Saya akan bantu menjawab. Sebenarnya nilai CT tidak bisa sepenuhnya bisa digunakan untuk menilai tingkat kesembuhan atau kesakitan pasien. Karena sebenarnya nilai CT itu adalah kemampuan hasil baca mesin terhadap sampel yang di periksa, kemudian dilakukan kultur virus terhadap nilai2 CT yang muncul tersebut. Dari situ peneliti melihat perbandingan nilai CT terhadap hasil kultur virusnya.
Yang teman2 sejawat harus ketahui kemampuan baca mesin PCR itu berbeda beda. Bukan karena perbedaan KIT yang digunakan saja, tetapi adalah hasil swab yang di dapat pada naso dan oro itu pengaruh sekali. Lalu penyimpanan VTM, dan waktu VTM itu digunakan untuk diperiksa sangata pengaruh.
Kemudian yang mempengaruhi juga gasil CT adalah ekstraksi sampel untuk mendapatkan eluen. Lalu proses mastermix juga berpengaruh. Jadi jangan pernah menilai tingkat keparahan pasien positif covid-19 dari nilai CT nya. Tapi cukup tau saja bahwa pasien tersebut masih positif atau negatif dari PCRnya, dan lakukan penilaian fisik dan lab lainnya seperti darah lengkap dan CRP untuk menilai kemajuan terapi.Kemenkes kan sudah buat edaran agar tidak memberikan CT untuk hasil PCR karena banyak menimbulkan kesalahpahaman. Karena banyak orang yang tidak paham.  Semoga bisa bantu menjawab. Terimakasih
08 Januari 2021, 10:46

Alo Dokter,

Berdasarkan pedoman Kemenkes dan WHO, seseorang yang terkonfirmasi positif tanpa gejala sudah dianggap tidak menularkan lagi bila telah isolasi 10 hari, dan tidak perlu melakukan PCR ulang karena PCR juga tidak dapat memastikan apakah virus itu mati atau hidup dan bisa terjadi hasil PCR positif yang prolong selama beberapa minggu namun tidak menunjukkan arti klinis. 

Referensi: https://pamki.or.id/wp-content/uploads/2020/08/ARTI-KLINIS-NILAI-Ct.pdf