Alo dokter, kalau ditanya apakah boleh dikombinasi? Jawabannya adalah boleh dok, sedangkan kapan perlu dikombinasi? Lagi Lagi tergantung pasien apa dulu dok. Kombinasi pengetahuan tentang patofisiolofi suatu penyakit dan farmakologi obat akan lebih memudahkan untuk memilih kombinasi tersebut. Yang penting paham dok bagaimana karakteristik dari obat simpatomimetik yang akan ddipakai.  Misal Norepinephrine (NE), NE ini sangat dominan kerjanya di alpha 1 yang menyebabkan vasokonstriksi dan reflek baroreseptor yang disebabkan NE membuat nadi justru akan turun pada dosis di bawah 0,2mcg/kg/menit (di atas dosis tersebut barulah stimulasi pada beta 1 cukup kuat untuk menyebabkan naiknya nadi pasien) , sangat cocok dipakai pada pasien pasien seperti pasien septic shock. Misal lagi pada dobutamine, obat ini sangat dominan kerjanya di beta 1 yang menyebabkan efek inotropik, chronotropik, dromotropic, dan lusitropic. Bila dipakai dengan dosis di bawah 5mcg/kg/menit, obat ini akan menyebabkan efek lain yaitu vasodilatasi vena dan perifer. Untuk dopamine sendiri dia bekerja pada beta dan alpha, tergantung dosis yang kita berikan. Bila diberi 5-10mcg/kg/menit efek beta 1 nya akan muncul, bila diberi lebih dari 10mcg/kg/menit efek alpha 1 juga akan muncul, yang menarik bila diberikan kurang dari 5mcg/kg/menit, dia akan mengaktifkan reseptor dopamine adrenergik 1 yang ada di arteri ginjal, coroner, sehingga menyebabkan vasodilatasi pada pembuluh darah tersebut. Nah jika sudah tau farmakologi nya, kita tinggal. Mencocokkan saja dengan patofisiologi penyakit pasien, misal pasien septic shock dengan gagal jantung, maka kombinasi NE + dobutamine atau dopamine masih rasional. Terima kasih dok

ALO dokter

Ijin ikut berdiskusi

Dobutamin bisa bekerja sebagai inodilator, jadi bisa meningkatkan kontraktilitas lewat aktivitas inotropiknya, dan bisa memiliki efek vasodilator secara perifer. Selain itu juga punya efek kronotropik ringan. Dopamin bekerja dengan sifat α- and β-adrenergik and agonis dopaminergik, memiliki efek inotropik, kronotropik, dan vasokonstriksi (terutama pada dosis tinggi). Penggunaan keduanya memiliki efek samping seperti aritmia dan peningkatan kebutuhan oksigen miokardium.

 

Sebenarnya jawaban dari pertanyaan ini masih kontroversial.

 

Pada keadaan syok kardiogenik dengan MAP <65, LVEF <40%, CI <1,8 tanpa disfungsi ventrikel kanan dan peningkatan resistensi vaskular paru, dobutamin bisa dimulai kemudian dititrasi naik. Bila MAP tetap <65 setelah titrasi, maka norepinefrin bisa diberikan. Tapi bila etiologinya STEMI, dopamin tidak boleh digunakan.

 

Apabila pasien sudah dengan norepinefrin infusion pump sebelumnya, sebaiknya dicek terlebih dahulu apa yang membuat pasien hipotensi refrakter, dari status hidrasi (misalnya liat urine output dan balance), TTV dan monitor. Perbaiki penyebabnya terlebih dahulu. Pasien juga bisa dikonsul terlebih dahulu ke dokter Sp.JP untuk menjalani echo hemodinamik atau melakukan pemeriksaan hemodinamik nonivasif lainnya, untuk membantu memutuskan diperlukan atau tidaknya kombinasi norepinefrin dengan inotropik lain. 

 

Tapi, perlu diperhatikan bahwa berdasarkan studi evidence based Cochrane, belum ada bukti yang sufisien bahwa kombinasi semua ini bisa menurunkan angka mortalitas pada pasien kritis.

 

Berikut artikel Alomedika mengenai Dopamin dan Dobutamin:

https://www.alomedika.com/obat/obat-kardiovaskuler/obat-syok-kardiogenik-dan-sepsis/dopamin

https://www.alomedika.com/obat/obat-kardiovaskuler/obat-syok-kardiogenik-dan-sepsis/dobutamin

CMIIW

Semoga membantu