Pasien bergejala dengan rapid test positif namun mendapatkan hasil swab test yang negatif - Diskusi Dokter

general_alomedika

Selamat sore dok, mau bertanya mengenai tes covid, apa ya interpretasinya jika hasil Rapid Test antibodi positif dengan hasil Swab Test RT-PCR negatif pada...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Pasien bergejala dengan rapid test positif namun mendapatkan hasil swab test yang negatif

    Dibalas 20 Oktober 2020, 15:17

    Selamat sore dok, mau bertanya mengenai tes covid, apa ya interpretasinya jika hasil Rapid Test antibodi positif dengan hasil Swab Test RT-PCR negatif pada pasien yang simtomatik? Terima kasih

19 Oktober 2020, 18:21
dr. Abi Noya
dr. Abi Noya
Dokter Umum

Alo, Selamat Sore, Dokter,

Dari studi pascapemasaran, tes rapid antibodi COVID-19 yang tersedia di Indonesia memiliki sensitivitas yang terbilang rendah (18-35%) dengan spesifisitas yang rendah pula (70%).  Hasil analisa Cochrane menyatakan bahwa perkiraan akurasi tes antibodi ini perlu ditafsirkan dengan hati-hati. 

 

Antibodi positif menunjukkan pasien pernah terpapar virus SARS-CoV-2 sebelumnya, tes ini harus dilakukan setidaknya 2 minggu setelah timbulnya gejala. Sehingga, bila tes antibodi yang memiliki spesifisitas rendah memberikan hasil positif, kemungkinan risiko positif palsu patut diantisipasi. 
Referensi:
https://bmj.com/content/370/bmj.m3325 

 

Penelitian lain menyebutkan perkiraan tingkat negatif palsu dari RT-PCR antara 2-29%. Tes RT-PCR sebenarnya tergolong sangat spesifik, dengan kemungkinan positif palsu rendah, hanya saja terdapat peluang negatif palsu jika sampel mengandung viral load yang tidak mencukupi.  Kondisi tersebut bisa terjadi karena pemeriksaan yang terlalu dini atau terlambat, masalah teknis (cara pengambilan swab yang kurang benar, misalnya cotton dibiarkan di luar sebelum masuk ke dalam media transpostasi), atau transportasi yang salah ke laboratorium (terlalu panas, terlalu dingin, atau paparan sinar UV).
Referensi: https://www.researchgate.net/publication/340495501_Estimating_false-negative_detection_rate_of_SARS-CoV-2_by_RT-PCR

 

Pada kasus ini, menyikapi hasil tes rapid antibodi positif dengan hasil swab negatif pada pasien simtomatik, pasien mungkin perlu dianjurkan untuk karantina dan mewaspadai perkembangan gejala untuk mengantisipasi kemungkinan negatif palsu dari hasil swab. Keputusan klinis untuk melakukan pengulangan tes swab adalah ketika hal ini diperlukan untuk diagnosis atau pengobatan (meskipun tidak ada pengobatan khusus yang tersedia untuk COVID-19 di komunitas atau Yankes primer). Tes swab dapat diulang dalam waktu 48-72 jam. 

 

Semoga membantu ya, dok. 

 

CMIIW

20 Oktober 2020, 15:17
dr....
dr....
Dokter Umum
Mau menambahkan, dok. 
Ketika melakukan rapid test covid 19,  hasil dari tes bisa menunjukkan dua kemungkinan, yaitu false negatif atau false positif. False negatif berarti hasil tes yang dilakukan tidak menunjukkan adanya reaksi antibodi, padahal virus sudah masuk dalam tubuh. Begitu juga dengan false positif yang berarti hasil tes menunjukkan reaktif, namun tidak menunjukkan adanya infeksi virus Covid-19.
Kegunaan rapid test Covid-19 atau tes cepat yang dimaksud di sini hanyalah sebagai pemeriksaan skrining atau pemeriksaan penyaring, bukan sebagai pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosa infeksi virus corona pada Covid-19. Jadi, rapid test sebenarnya tidak akurat untuk mendiagnosis covid 19.
Hasil dari rapid test yang dilakukan dengan menggunakan sampel darah dapat memperlihatkan adanya IgG atau IgM yang terbentuk pada tubuh pasien. Namun, jika hasil yang muncul pada rapid test menunjukkan hasil positif atau adanya infeksi. Hal tersebut bukan menandakan bahwa pasien tersebut terinfeksi virus Covid-19 karena bisa saja itu merupakan jenis lain selain virus corona.
Oleh karena itu, pasien dengan hasil rapid test yang positif perlu melakukan tes ulang. Pemeriksaan lanjutan yang bisa dilakukan berupa pemeriksaan swab hidung atau tenggorokan yang dinilai lebih akurat sebagai patokan dalam melakukan diagnosis, karena virus Covid-19 dapat menempel di tenggorokan bagian dalam atau hidung saat masuk ke tubuh seseorang.
Sampel yang diambil dari tenggorokan atau hidung akan diperiksa menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dan hasil akhirnya nanti dapat memperlihatkan ada atau tidaknya virus Covid-19 di tubuh pasien. Dari cara kerja inilah yang membedakan antara metode rapid test dengan metode PCR atau swab test.
Bagaimana tingkat akurasi rapid test covid 19 bisa diakses di https://www-farmaku-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.farmaku.com/artikel/penyebab-false-negatif-rapid-test-covid19/amp/?amp_js_v=a6&;amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA%3D#aoh=16031814507553&amp_ct=1603182163219&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.farmaku.com%2Farticle%2Fpenyebab-false-negatif-rapid-test-covid19%2F.
Semoga bermanfaat ilmunya. Terima kasih.
19 Oktober 2020, 18:56
dr. Ratri saumi, M.Kes, SpGK
dr. Ratri saumi, M.Kes, SpGK
Dokter Spesialis Gizi
Coba dirontgen untuk menyingkirkan GGO
20 Oktober 2020, 07:35

iya setuju.. terimakasih dok

20 Oktober 2020, 11:51

Alo Dok, 

Ini kasus pasiennya suspek atau probable dok? Mungkin bisa diulang PCRnya sambil dilakukan pemeriksaan lab (darah lengkap dan CRP) serta radiologis (rontgen thorax dan/atau CT scan thorax). 

Untuk kemungkinan hasil pemeriksaan bisa rapid testnya yang positif palsu atau PCRnya yang negatif palsu. Jika klinisnya mendukung, coba sarankan untuk PCR ulang dok. 

Referensi berikut mungkin dapat membantu :