hai dr.merry!

Di RS tempat saya kerja dulu di Bali kami sudah mulai menggunakan xray untuk konfirmasi. Namun tidak pada semua pasien dok.
Masih ada beberapa treating doctor yang mengonfirmasi menggunakan metode auskultasi saja.

Beberapa literatur yang saya baca mengatakan bahwa risiko aspirasi berbeda bermakna apabila pemasangan NGT dikonfirmasi menggunakan metode xray. Namun, perlu diingat juga bahwa xray memaparkan pasien terhadap radiasi.

Selamat pagi dr. Merry. Saya baru tahu lo kalau menurut artikel tersebut konfirmasi dengan auskultasi tidak disarankan karena tingkat akurasinya rendah. Selama ini sih, baik pas pendidikan maupun pas praktek, saya selalu pakai auskultasi dan tidak pernah ada masalah ya..

Konfirmasi dengan pencitraan seperti yang disarankan artikel tersebut malah tidak pernah dilakukan dan saya juga baru tahu setelah baca artikel itu..

dr.Merry Dame Cristy Pane
Jun 21, 2018 at 07:52 AM

selamat pagi TS, ijin bertanya terkait metode konfirmasi pemasangan NGT yang dilakukan oleh TS sekalian apakah masih menggunakan teknik auskultasi atau ada pilihan lain yang sering dilakukan, karena saya selama pendidikan masih menggunakan teknik auskultasi dan ketika saya baca di Link ini https://www.alomedika.com/metode-konfirmasi-pemasangan-nasogastric-tube metode auskultasi ternyata tidak direkomendasikan lagi, bagaimana di faskes TS lain? apakah metode konfirmasi dengan pencitraan atau metode konfirmasi lain sudah rutin dikerjakan?

terima kasih sebelumnya.

Alo doc!
Semua pendekatan yang digunakan untuk konfirmasi pemasangan NGT adalah baik, namun sebagai klinisi, kita dituntut untuk bijaksana dalam menentukan kebutuhan pasien. Hingga saat ini, pendekatan klinis masih digunakan untuk konfirmasi pemasangan NGT, baik dengan cara auskultasi maupun dengan adanya cairan/isi lambung yang terlihat pada selang. Secara akademik, konfirmasi diagnostik dgn pemeriksaan penunjang sangat baik, namun tidak praktis dan kurang bijak bila diterapkan untuk semua kasus. Sebagai contoh, bila pasien tidak kooperatif dan mencabut NGT hingga berkali kali, maka akan sangat merugikan pasien bila kita melakukan konfirmasi diagnostik radiologis mengingat paparan radiasi yang akan diterima. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban para klinisi untuk menambah pengalaman dan mempertajam kemampuan dalam konfirmasi pemasangan NGT, mengingat hal ini juga demi kepentingan pasien.
Semoga bermanfaat!

Salam Sejawat,

Mau menanggapi sedikit tentang topik ini, selama ini dalam praktik klinis secara pribadi saya belum pernah menggunakan Rontgen thoraks sebagai pemeriksaan penunjang untuk memastikan apakah posisi NGT  telah benar terpasang pada pasien. Sejauh ini saya masih menggunakan auskultasi dengan mencari suara borborygmus pada epigastrium untuk memastikan posisi NGT di dalam lambung. Pertimbangannya adalah karena risk and benefit pada masing-masing kasus berbeda sesuai kondisi pasien dan diagnosis serta indikasi pemasangan NGT. Untuk pasien dalam kondisi belum stabil  umumnya setelah dilakukan pemasangan NGT tidak saya konfirmasi dengan Rontgen karena risiko perburukan di saat pasien sedang dibawa atau berada di dalam ruang pemeriksaan Rontgen. 

Untuk indikasi pemasangan NGT yang bertujuan untuk memberikan terapi obat-obatan, jika meragukan, konfirmasi pemasangan NGT dengan Rontgen mungkin bisa dipertimbangkan untuk memastikan bahwa jalur pemberian obat-obatan telah secure dengan NGT. Namun hal ini juga perlu mempertimbangkan KU pasien, jika KU baik dan stabil menurut saya tidak masalah jika konfirmasi pemasangan NGT dengan Rontgen ingin dilakukan. 

Sekian,

Terima kasih.

 

 

dr. David, Sp.B, FINACS
Jun 21, 2018 at 08:24 AM

Alo doc!
Semua pendekatan yang digunakan untuk konfirmasi pemasangan NGT adalah baik, namun sebagai klinisi, kita dituntut untuk bijaksana dalam menentukan kebutuhan pasien. Hingga saat ini, pendekatan klinis masih digunakan untuk konfirmasi pemasangan NGT, baik dengan cara auskultasi maupun dengan adanya cairan/isi lambung yang terlihat pada selang. Secara akademik, konfirmasi diagnostik dgn pemeriksaan penunjang sangat baik, namun tidak praktis dan kurang bijak bila diterapkan untuk semua kasus. Sebagai contoh, bila pasien tidak kooperatif dan mencabut NGT hingga berkali kali, maka akan sangat merugikan pasien bila kita melakukan konfirmasi diagnostik radiologis mengingat paparan radiasi yang akan diterima. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban para klinisi untuk menambah pengalaman dan mempertajam kemampuan dalam konfirmasi pemasangan NGT, mengingat hal ini juga demi kepentingan pasien.
Semoga bermanfaat!

Terima Kasih Dok atas penjelasannya