Pasien laki-laki usia 50 tahun dengan stroke hemoragik mengalami kejang sebanyak 3x dalam sehari apakah dapat dikatakan epilepsi - Diskusi Dokter

general_alomedika

Selamat pagi, izin bertanya dok.Ilustrasi kasus:Pria 50 tahun, dengan stroke hemoragik, mengalami kejang 3x dalam 1 hari.Secara case dan definition criteria...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Pasien laki-laki usia 50 tahun dengan stroke hemoragik mengalami kejang sebanyak 3x dalam sehari apakah dapat dikatakan epilepsi

    Dibalas 23 September 2020, 20:10
    Anonymous
    Anonymous
    Dokter Umum

    Selamat pagi, izin bertanya dok.

    Ilustrasi kasus:

    Pria 50 tahun, dengan stroke hemoragik, mengalami kejang 3x dalam 1 hari.

    Secara case dan definition criteria epilepsi apa sudah bisa disebut epilepsi dok?

    Karena pada kasus ini pasien mengalami acute symptomatic seizure (akibat stroke hemoragik), sedangkan mengingat kriteria epilepsi disebutkan kejang harus berupa unprovoked seizure.

    (1) At least two unprovoked (or reflex) seizures occurring >24 h apart; 

    (2) one unprovoked (or reflex) seizure and a probability of further seizures similar to the general recurrence risk (at least 60%) after two unprovoked seizures, occurring over the next 10 years; 

    (3) diagnosis of an epilepsy syndrome. 

     

    Mohon pencerahan dari sejawat, terima kasih dok.

23 September 2020, 12:27
dr. Anthonius Kurniadi, SpN
dr. Anthonius Kurniadi, SpN
Dokter Spesialis Saraf
Alo dok,

Pasien yang dokter deskripsikan tsb telah didiagnosis epilepsi berdasarkan kriteria no. 2 yg telah dokter sebutkan.

Pasien dgn riwayat stroke perdarahan dan kemudian timbul bangkitan (kejang), maka resiko utk mengalami bangkitan selanjutnya adalah tinggi, mengingat penyebab bangkitan kemungkinan besar akibat dari lesi di otak bekas stroke tsb.

Memang benar bahwa ini termasuk epilepsi simtomatik (karena teridentifikasi jelas penyebabnya), namun krn penyebabnya menetap (lesi bekas stroke tsb tdk mungkin pulih kembali spt normal lagi), maka kemungkinan utk mengalami bangkitan selanjutnya tinggi. Maka, utk pasien ini wajib dimulai pemberian obat anti epilepsi (OAE).

OAE yg tepat adalah OAE pilihan utk epilepsi fokal (karena lesi akibat stroke juga fokal, bukan general), dalam hal ini pilihannya: fenitoin, carbamazepine, oxcarbazepine, atau phenobarbital; atau dari kelompok OAE generasi baru, bisa dipilih: levetiracetam, lamotrigine, atau topiramat. Pilihan disesuaikan dgn profil pasien (komorbiditas, riwayat alergi, kepatuhan minum obat).

Demikian dok diskusi dari saya. Semoga bermanfaat.
23 September 2020, 12:22

Alo Dokter

Izin ikut berdiskusi ya dok. Berdasarkan sumber ini didefinisikan bahwa kejang pasca stroke merupakan episode kejang tunggal atau multiple yang terjadi pasca stroke dan dianggap terkait dengan kerusakan otak baik reversible maupun tidak. Sedangkan epilepsi pasca stroke didefinisikan sebagai kejang berulang setelah stroke dengan diagnosis epilepsi yang sudah dikonfirmasi. Dan terkait waktu kejadian untuk kejang post stroke dapat terjadi dalam 24 jam hingga 2 minggu pasca stroke.

Berikut sumber yang dapat membantu ya dok

 

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2585721/#ref2

23 September 2020, 20:10
23 September 2020, 12:27
Alo dok,

Pasien yang dokter deskripsikan tsb telah didiagnosis epilepsi berdasarkan kriteria no. 2 yg telah dokter sebutkan.

Pasien dgn riwayat stroke perdarahan dan kemudian timbul bangkitan (kejang), maka resiko utk mengalami bangkitan selanjutnya adalah tinggi, mengingat penyebab bangkitan kemungkinan besar akibat dari lesi di otak bekas stroke tsb.

Memang benar bahwa ini termasuk epilepsi simtomatik (karena teridentifikasi jelas penyebabnya), namun krn penyebabnya menetap (lesi bekas stroke tsb tdk mungkin pulih kembali spt normal lagi), maka kemungkinan utk mengalami bangkitan selanjutnya tinggi. Maka, utk pasien ini wajib dimulai pemberian obat anti epilepsi (OAE).

OAE yg tepat adalah OAE pilihan utk epilepsi fokal (karena lesi akibat stroke juga fokal, bukan general), dalam hal ini pilihannya: fenitoin, carbamazepine, oxcarbazepine, atau phenobarbital; atau dari kelompok OAE generasi baru, bisa dipilih: levetiracetam, lamotrigine, atau topiramat. Pilihan disesuaikan dgn profil pasien (komorbiditas, riwayat alergi, kepatuhan minum obat).

Demikian dok diskusi dari saya. Semoga bermanfaat.
setuju banget dokter.