Cara Mengajak Pasien Curiga Skizofrenia Untuk Berobat - Diskusi Dokter

general_alomedika

Alodokter,Saat ini kasus mental health sudah marak sekali ya.Sudah dua kali saya menemui kasus curiga skizofrenia pada kerabat dan teman sendiri. Gejalanya...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Cara Mengajak Pasien Curiga Skizofrenia Untuk Berobat

    Dibalas 24 Mei 2019, 22:56

    Alodokter,

    Saat ini kasus mental health sudah marak sekali ya.

    Sudah dua kali saya menemui kasus curiga skizofrenia pada kerabat dan teman sendiri. Gejalanya nampak seperti ada pikiran yg tidak realistis, waham curiga, halusinasi dengar/lihat, dsb. Insightnya tidak baik, dimana memang mereka merasa tidak sakit dan tidak perlu berobat. Hal seperti ini juga bbrp kali muncul pada pertanyaan user, tentang bagaimana cara mengajak saudara/kerabat dengan kasus seperti ini untuk berobat.


    Dari kasus ini, saya pernah konsultasikan ke bbrp psikiater yanga mana dulu adalah dosen S1. Ada pendapat dimana boleh diberikan haloperidol tetes secara tersembunyi sampai insight baik dan mau diajak berobat. Namun ada pula yg berpendapat bahwa cara ini tidak etis dan lebih baik membawa paksa pasien ke IGD (karena waham curiga pasien skizofrenia sangat besar dan apabila ketahuan malah berisiko membuatpasien tidak percaya lagi dan tidak mau berobat).


    Saat menjawab user yg bertanya seperti ini, akhirmya saya mengusulkan agarkelyarganya dahulu yg menemui psikiater untuk mendiskusikan langkah pengobatannya.


    Mungkin dari sejawat sekalian ada pengalaman atau tips tersendiri terkait kasus seperti ini jika terjadi di sekeliling kita dan juga tips menjawab pertanyaan user yg berkaitan dg kasus seperti ini.


    Terimakasih dok ๐Ÿ˜Š

23 Mei 2019, 22:04
dr. Anastasia Venny Yustiana M.Biomed SpKJ
dr. Anastasia Venny Yustiana M.Biomed SpKJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Dibuat 23 Mei 2019, 08:29

Alodokter,

Saat ini kasus mental health sudah marak sekali ya.

Sudah dua kali saya menemui kasus curiga skizofrenia pada kerabat dan teman sendiri. Gejalanya nampak seperti ada pikiran yg tidak realistis, waham curiga, halusinasi dengar/lihat, dsb. Insightnya tidak baik, dimana memang mereka merasa tidak sakit dan tidak perlu berobat. Hal seperti ini juga bbrp kali muncul pada pertanyaan user, tentang bagaimana cara mengajak saudara/kerabat dengan kasus seperti ini untuk berobat.


Dari kasus ini, saya pernah konsultasikan ke bbrp psikiater yanga mana dulu adalah dosen S1. Ada pendapat dimana boleh diberikan haloperidol tetes secara tersembunyi sampai insight baik dan mau diajak berobat. Namun ada pula yg berpendapat bahwa cara ini tidak etis dan lebih baik membawa paksa pasien ke IGD (karena waham curiga pasien skizofrenia sangat besar dan apabila ketahuan malah berisiko membuatpasien tidak percaya lagi dan tidak mau berobat).


Saat menjawab user yg bertanya seperti ini, akhirmya saya mengusulkan agarkelyarganya dahulu yg menemui psikiater untuk mendiskusikan langkah pengobatannya.


Mungkin dari sejawat sekalian ada pengalaman atau tips tersendiri terkait kasus seperti ini jika terjadi di sekeliling kita dan juga tips menjawab pertanyaan user yg berkaitan dg kasus seperti ini.


Terimakasih dok ๐Ÿ˜Š

Haloo dok, ikut sharing dan menanggapi ya.
Memang cukup sulit membawa pasien skizofrenia yg memiliki insight buruk dan juga kecurigaan yg tinggi. Saya setuju dengan tindakan memberikan antispikotik drops yg dpt dicampur pada minumannya, pilihannya pun saat ini sdh ada bbrp macam ada haloperidol dan risperidon juga yg memiliki efek samping lbh ringan drpd haloperidol.

Selain itu msh ada cara lainnya antara lain keluarga berkoordinasi dgn puskesmas setempat agar pasien dapat dilakukan home visit oleh dokter umum terlebih dahulu lalu dr puskesmas dpt melanjutkan ke rsud setempat. Saat ini puskesmas juga sdh ada yg memiliki layanan keswa (kesehatan jiwa) dengan bgtu pasien lbh mudah tertangani dan bs mjd fokus perhatian puskesmas juga.

Mohon tanggapan dr sejawat lainnya yg memiliki pengalaman. Terima kasih.
24 Mei 2019, 08:17
Wah, terimakasih banyak tambahannya, dr. Anastasia.
Iya dok, jujur masalah ini tadinya belum terpikirkan sampai akhirnya terjadi pada kenalan sendiri, lalu bingung caranya untuk membawa berobat ke psikiater hehe. Untuk antipsikotik drop sendiri boleh diresepkan oleh dokter umum ya dok?

24 Mei 2019, 08:19
Dan layanan puskesmas sudah oke banget ya. Semoga ke depannya dapat dilayani di seluruh puskesmas di Indonesia. Tentu akan sangatmembantu bagi pasien dan keluarga. 
23 Mei 2019, 09:07
dr. Andre
dr. Andre
Dokter Umum

Alo dr. Sita!

Menurut saya langkah TS untuk meminta keluarga terlebih dahulu menemui psikiater untuk mendiskusikan langkah pengobatannya sudah tepat.

Saya pernah berdiskusi dengan psikiater mengenai masalah ini. Solusi yang bisa diambil saat ini ya memang memasukkan obat tetes secara tersembunyi atau cara lain adalah keluarga datang terlebih dahulu ke psikiater untuk meminta surat rawat kemudian baru membawa pasien ke RS untuk kemudian dirawat. 

24 Mei 2019, 08:15
Trims banyak responnya, dr. Andre. Berarti memang serupa ya. Sejauh ini memang begitu jalan keluarnya ya. Thanks for sharing, doc :)
24 Mei 2019, 22:54
dr. Anastasia Venny Yustiana M.Biomed SpKJ
dr. Anastasia Venny Yustiana M.Biomed SpKJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
24 Mei 2019, 08:17
Wah, terimakasih banyak tambahannya, dr. Anastasia.
Iya dok, jujur masalah ini tadinya belum terpikirkan sampai akhirnya terjadi pada kenalan sendiri, lalu bingung caranya untuk membawa berobat ke psikiater hehe. Untuk antipsikotik drop sendiri boleh diresepkan oleh dokter umum ya dok?

Kalau memang tidak ada psikiater didaerah tsb bisa diresepkan oleh dokter umum dok. Tetapi utk pengawasan dan evaluasi dosis memang lbh baik ke psikiater ya. Jangan lupa juga edukasi ke pasien tentang efek samping obat terutama jika menggunakan golongan tipikal misal haloperidol ya. 
24 Mei 2019, 22:56
dr. Anastasia Venny Yustiana M.Biomed SpKJ
dr. Anastasia Venny Yustiana M.Biomed SpKJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
24 Mei 2019, 08:19
Dan layanan puskesmas sudah oke banget ya. Semoga ke depannya dapat dilayani di seluruh puskesmas di Indonesia. Tentu akan sangatmembantu bagi pasien dan keluarga. 
Iya puskesmas di Bali sdh byk yg melakukan kunjungan rumah juga keswa nya. RSUD tempat teman bekerja di Kalimantan pun juga sudah mulai ada home visit ke pasien keswa. Karena memang msh byk pasien2 keswa yg blm tertangani baik dikarenakan biaya, jarak ataupun stigma di masyarakat sendiri.