Edukasi obat pada pasien skizofrenia dengan halusinasi dan waham curiga - Diskusi Dokter

general_alomedika

Selamat malam dok, di puskesmas saya ada pasien skizofrenia dengan halusinasi dan waham curiga usia 17 tahun yang dibawa berobat oleh keluarganya . Selama...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Edukasi obat pada pasien skizofrenia dengan halusinasi dan waham curiga

    Dibalas 03 Juli 2020, 09:23

    Selamat malam dok, di puskesmas saya ada pasien skizofrenia dengan halusinasi dan waham curiga usia 17 tahun yang dibawa berobat oleh keluarganya . Selama ini obat tidak rutin diminum krn pasien tau kalo itu obat gangguan jiwa dengan melihat di internet dan dia merasa tidak gila. Bagaimana cara mengatasinya dok? Krn pasien ini suka melihat informasi obat di youtube dan google

17 Desember 2019, 20:48
dr.Patricia Wulandari,SpKJ
dr.Patricia Wulandari,SpKJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
17 Desember 2019, 20:44
Pada pasien seperti ini pemberian injeksi depo im haloperidol decanoat apakah disarankan dokter?
Bila memungkinkan, dapat diberikan antipsikotik depo, tentunya dengan inform konsen sebelumnya pada pasien dan keluarga tentang manfaat pemberian obat tersebut.
17 Desember 2019, 20:49
Terimakasih Dokter
17 Desember 2019, 21:10
dr. Rabiatul Udawiyah, Sp.KJ
dr. Rabiatul Udawiyah, Sp.KJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Betul sekali, istilah lainnya injeksi long acting antipsikotik, jika pasien mengalami ketidak patuhan terhadap pengobatan tindakan ini bisa menjadi pilihan. Jenisnya yg paling sering tersedia di FKTP yaitu haldol decanoas atau sikzonoat, namun tidak menutup kemungkinan pasien juga tidak patuh terhadap pengobatan long acting atau depo antipsikotik ini. Sehingga psikoedukasi kelurga sangatlah penting.
Namun harus diwaspadai pemberian antipsikotik  karena dapat menyebabkan EPS sehingga alangkah baiknya sebelum dilakukan injeksi long acting dapat dicoba memberikan terapi oral yg satu golongan dg obat injeksi long acting tersebut. Semoga bermanfaat  
18 Desember 2019, 01:10
Terima kasih dokter
17 Desember 2019, 19:53
dr. Rabiatul Udawiyah, Sp.KJ
dr. Rabiatul Udawiyah, Sp.KJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Saya setuju, peran utama dalam pengawasan minum obat adalah caregiver bisa keluarga atau teman pasien yang dapat membantu kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Pada pasien ODGJ kita berikan psikofarmaka terlebih dahulu agar stabil sehingga psikoterapi baru bisa kita berikan. Terimaksih 
17 Desember 2019, 20:44
Pada pasien seperti ini pemberian injeksi depo im haloperidol decanoat apakah disarankan dokter?
15 November 2019, 22:22
Selamat malam dokter,

Kalau yg saya pahami utk pasien dg insight yg buruk spt ini maka dibutuhkan pendekatan scr psikologisnya juga, kita perlu mendalami bagaimana pikiran dan cara pandang pasien thdp penyakit dan pengobatan yg ia terima. Perlu ada edukasi utk meyakinkan pasien bhw pengobatan akan memberikan hasil yg lbh baik utk hidupnya. Salah satu caranya yaitu dengan metode terapi kepatuhan yg terdiri dari motivational interviewing dan terapi kognitif. Selain itu, dukungan keluarga juga sangat membantu dlm hal kepatuhan terapi, karenya keluarga juga perlu mendapatkan penjelasan yg memadai terhadap apa yg dialami oleh pasien. Bagaimana kondisi penyakitnya, bgmn efek samping terapi yg mgkn timbul, serta ajarkan kelurga utk jg mendukung dr segi emosional salah satunya yaitu dg tdk menyalahkn pasien atas penyakit yg dideritanya. Cmiiw

Mgkn ada dktr lain yg pny pengalaman dan bersedia berbagi. Terimakasih
17 November 2019, 12:40
Terima kasih dok 
16 November 2019, 00:30

Alodokter. 

Izin urun diskusi dan sharing.

Manajemen pasien ODGJ dgn insight yg kurang di puskesmas bisa dibilang susah susah gampang.

Sewaktu dinas dlu. Puskesmas kami trdapat divisi layanan konseling. Kebetulan disamping saya yg mengawasi tilikan dan monitoring obat yang telah diberikan di Faskes tersier, para psikolog di puskesmas mampu memberikan sesi CBT dan motivasi ke caregiver scr komprehensif. Sehingga mampu sedikit meningkatkan kepatuhan minum obat.

Apabila sdh tidak memungkinkan,  kita rujuk agar bisa di evaluasi dosis obat atau penambahan lain yg akan membuat pasien nyaman.

Keluarga pasien perlu diberitahukan, agar tidak selalu menyalahkan pasien dan menuntutnya. Karena justru akan memperberat terapi yg akan dijalankan.

 Mungkin ada dokter lain yg punya pengalaman yg berbeda.

Mohon untuk diluruskan. Trims

17 November 2019, 12:40
Terima kasih dok
16 November 2019, 07:39
dr.Patricia Wulandari,SpKJ
dr.Patricia Wulandari,SpKJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Alodokter,
Setuju dg para sejawat kalau untuk pasien skizofrenia paranoid kita tidak hanya melakukan pendekatan secara farmakoterapi namun juga melalui psikoterapi.
Untuk meningkatkan kepatuhan obat, bisa dicoba dengan cara memberikan obat racikan (dibuat pulveres) sehingga pasien mau meminum obat tersebut.
Ketakutan pasien untuk minum obat bisa jadi merupakan bagian dari waham paranoidnya. Sehingga dokter dapat mengedukasi pada keluarga bahwa hal tsb adalah bagian dari gejala, dan mendukung pasien untuk berobat teratur.
Semoga membantu.
17 November 2019, 12:41
Baik, terima kasih dok infonya
16 November 2019, 07:39
dr.Patricia Wulandari,SpKJ
dr.Patricia Wulandari,SpKJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Alodokter,
Setuju dg para sejawat kalau untuk pasien skizofrenia paranoid kita tidak hanya melakukan pendekatan secara farmakoterapi namun juga melalui psikoterapi.
Untuk meningkatkan kepatuhan obat, bisa dicoba dengan cara memberikan obat racikan (dibuat pulveres) sehingga pasien mau meminum obat tersebut.
Ketakutan pasien untuk minum obat bisa jadi merupakan bagian dari waham paranoidnya. Sehingga dokter dapat mengedukasi pada keluarga bahwa hal tsb adalah bagian dari gejala, dan mendukung pasien untuk berobat teratur.
Semoga membantu.
17 Desember 2019, 18:18
πŸ‘πŸ‘
18 Desember 2019, 21:37
dr. Novandra Abdillah, SpPD
dr. Novandra Abdillah, SpPD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
πŸ‘πŸ‘
19 Desember 2019, 07:07
dr. Rina Sugiyanti, Sp.KJ
dr. Rina Sugiyanti, Sp.KJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Izin berbagi pengalaman, utk kasus2 dg waham paranoid klien memang seringkali menolak obat. Dapat dipertimbangkan berbagai metode seperti sediaan pulv, drop (tetes), long acting injectable, atau rawat inap.
Ketika rawat inap, dapat dilakukan konseling dan psikoterapi untuk menumbuhkan insight bahwa pasien mengalami gangguan jiwa dan membutuhkan obat2an. Diperlukan kolaborasi psikiater, psikolog, perawat, pekerja rehabilitasi mental utk menumbuhkan insight klien tentang gangguan jiwa yang ia alami dan pentingnya pengobatan rutin.
19 Desember 2019, 07:07
dr. Rina Sugiyanti, Sp.KJ
dr. Rina Sugiyanti, Sp.KJ
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
Izin berbagi pengalaman, utk kasus2 dg waham paranoid klien memang seringkali menolak obat. Dapat dipertimbangkan berbagai metode seperti sediaan pulv, drop (tetes), long acting injectable, atau rawat inap.
Ketika rawat inap, dapat dilakukan konseling dan psikoterapi untuk menumbuhkan insight bahwa pasien mengalami gangguan jiwa dan membutuhkan obat2an. Diperlukan kolaborasi psikiater, psikolog, perawat, pekerja rehabilitasi mental utk menumbuhkan insight klien tentang gangguan jiwa yang ia alami dan pentingnya pengobatan rutin.
03 Juli 2020, 08:14

Berbagi pengalaman. Saya pernah menngani kasus serupa. Pasien menolak minum obat karena dia merasa tdk sakit. Setelau konsultasi dengan keluarga,kebetulan keluarga cukup mampu,jadi diberikan risperidon yang drop,dicampurkan di makanan atau minumannya. Setelah kurang lebih 2 bulan,psien sdh mulai bisa diajak kerjasama, dan bisa minum obat tablet.

03 Juli 2020, 09:23
dr.H. MUHADIR
dr.H. MUHADIR
Dokter Umum
Salam sejawat 
Di rutinkan obat obatnya dok jangan terputus sama sekali utk mencegah relaps sehingga muncul kembali waham dan halusinasi serta rasa takut, Kalau boleh tahu obatnya apa apa saja sekarang.Tks infonya dok