Badai Sitokin pada Covid-19 - Diskusi Dokter

general_alomedika

Sejak wabah mendadak penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) di Kota Wu Han, China disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2),...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • Badai Sitokin pada Covid-19

    Dibalas 14 April 2020, 12:34
    dr. Andi Raga Ginting, M.Ked, Sp.PD, K-R
    dr. Andi Raga Ginting, M.Ked, Sp.PD, K-R
    Dokter Spesialis Penyakit Dalam

    Sejak wabah mendadak penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) di Kota Wu Han, China disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), hanya dalam dua bulan, epidemi telah menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Pada 11 Maret 2020, World Health Organization (WHO) menyatakan wabah COVID-19 sebagai pandemi.1  Sebagian besar pasien dengan COVID-19 memiliki prognosis yang baik, tetapi ada beberapa individu yang masuk dalam keadaan kritis dan bahkan kematian. Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dan kegagalan multi-organ terjadi dengan cepat, yang mengakibatkan kematian dalam waktu singkat.2 Badai sitokin dianggap sebagai salah satu penyebab utama ARDS dan kegagalan organ multiple.3

                   Badai sitokin mengacu pada pelepasan sitokin proinflamasi yang berlebihan dan tidak terkontrol karena adanya hiperaktivasi sel imun. Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, termasuk penyakit infeksi menular, penyakit reumatik autoimun dan imunoterapi pada tumor.1 Badai sitokin ini mendasari imunopatogenesis terjadinya berbagai proses patologis seperti ARDS, sepsis, Graft-versus-Host Disease (GvHD), serta secondary hemophagocytic lymphohistiocytosis (sHLH) atau macrophage activation syndrome (MAS).4 Kondisi MAS merupakan sHLH paling sering dijumpai pada penyakit di bidang reumatologi seperti systemic juvenile idiopathic arthritis (sJIA) dan adult onset still disease (AOSD), namun dapat pula dijumpai pada penyakit reumatologi lain seperti lupus, spondiloartritis, dan dermatomyositis yang berat.5–7Prokalsitonin dapat menjadi salah satu penanda untuk membedakan gejala badai sitokin dengan infeksi bakteri/sepsis.

                   Mekanisme imunologis badai sitokin yang disebabkan oleh coronavirus tidak sepenuhnya dapat dijelaskan, dan data yang ada sebagian besar berasal dari coronavirus SARS (SARS-CoV) yang merupakan perbandingan terdekat untuk SARS-CoV-2. Dipercayai bahwa kinetika keterlambatan pembersihan virus adalah pemicunya.8 Respon interferon (IFN) tipe I yang tertunda memainkan peran penting dalam proses SARS. Pada fase awal, SARS-CoV menghindari pattern recognition receptors (PRRs) dan memiliki respon antagonis terhadap IFN tipe I dengan menginduksi vesikel membran ganda yang tidak memiliki PRRs, menutup mRNA, dan protein yang menghambat kaskade PRRs.9 SARS-CoV-2 mengikat sel epitel alveolar. Kurangnya IFN tipe 1 pada saluran napas dan sel epitel alveolar menyebabkan replikasi virus yang cepat, kemudian virus mengaktifkan sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif, menghasilkan pelepasan sejumlah besar sitokin seperti IL-6 dan IL-1β, IL-2, IL-8, IL-17, G-CSF, GM-CSF, IP10, MCP1,dan TNF.10–12 Selain itu, karena peran faktor-faktor proinflamasi ini, permeabilitas pembuluh darah meningkat, sejumlah besar cairan dan sel darah masuk ke dalam alveoli, mengakibatkan dispnea dan bahkan kegagalan pernapasan.13 Oleh karena tingginya kadar sitokin pro-inflamasi, sebagian pasien COVID-19 akan jatuh dalam stadium paling  berat, yang bermanifestasi sebagai sindrom hiperinflamasi sistemik ekstra-paru. Pada stadium ini penanda inflamasi sistemik terlihat sangat tinggi. Oleh karena itu, memblokir badai sitokin sangat penting untuk mengurangi tingkat kematian COVID-19.1

     

     

    Daftar Pustaka

    1.        Zhang W, Zhao Y, Zhang F, Wang Q, Li T, Liu Z, et al. The use of anti-inflammatory drugs in the treatment of people with severe coronavirus disease 2019 (COVID-19): The experience of clinical immunologists from China. Clin Immunol [Internet]. 2020;214(March):108393. 

    2.        Lai CC, Shih TP, Ko WC, Tang HJ, Hsueh PR. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) and coronavirus disease-2019 (COVID-19): The epidemic and the challenges. Int J Antimicrob Agents [Internet]. 2020;55(3):105924. 

    3.        Chousterman BG, Swirski FK, Weber GF. Cytokine storm and sepsis disease pathogenesis. Semin Immunopathol. 2017;39(5):517–28. 

    4.        Shimizu M. Clinical Features of Cytokine Storm Syndrome. In: Cron RQ, Behrens EM, editors. Cytokine Storm Syndrome [Internet]Cham: Springer International Publishing; 2019. p. 31–41. 

    5.        Schneider R, Canny SP, Mellins ED. Cytokine Storm Syndrome Associated with Systemic Juvenile Idiopathic Arthritis. In: Cytokine Storm Syndrome [Internet]Cham: Springer International Publishing; 2019. p. 349–79. 

    6.        Caricchio R. Systemic Lupus Erythematosus and Cytokine Storm. In: Cytokine Storm SyndromeCham: Springer International Publishing; 2019. p. 381–92. 

    7.        Chatham WW. Macrophage Activation Syndrome in the Setting of Rheumatic Diseases. In: Cytokine Storm SyndromeCham: Springer International Publishing; 2019. p. 423–34. 

    8.        Liu B, Li M, Zhou Z, Guan X, Xiang Y. Can we use interleukin-6 ( IL-6 ) blockade for coronavirus disease 2019 ( COVID-19 ) -induced cytokine release syndrome ( CRS )? J Autoimmun [Internet]. 2020;6(March):102452. 

    9.        Channappanavar R, Fehr AR, Vijay R, Mack M, Zhao J, Meyerholz DK, et al. Dysregulated Type I Interferon and Inflammatory Monocyte-Macrophage Responses Cause Lethal Pneumonia in SARS-CoV-Infected Mice. Cell Host Microbe [Internet]. 2016;19(2):181–93. 

    10.      Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Hu Y, et al. Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet. 2020;395(10223):497–506. 

    11.      Qin C, Zhou L, Hu Z, Zhang S, Yang S, Tao Y, et al. Dysregulation of immune response in patients with COVID-19 in Wuhan, China. Clin Infect Dis [Internet]. 2020 Mar 12;53(9):1689–99.

    12.      Shi Y, Tan M, Chen X, Liu Y, Huang J, Ou J, et al. Immunopathological characteristics of coronavirus disease 2019 cases in Guangzhou, China. medRxiv. 2020;2019:2020.03.12.20034736. 

    13.      Zhang C, Wu Z, Li J-W, Zhao H, Wang G-Q. The cytokine release syndrome (CRS) of severe COVID-19 and Interleukin-6 receptor (IL-6R) antagonist Tocilizumab may be the key to reduce the mortality. Int J Antimicrob Agents [Internet]. 2020;(xxxx):105954. 

14 April 2020, 12:24
Terimakasih atas sharingnya Dok, sangat bermanfaat.
14 April 2020, 12:33
Terima kasih abangda buat informasi nya
14 April 2020, 12:34
Terimakasih dok