Koenzim Q10 sebagai Suplementasi pada Pasien Gagal Jantung

Oleh :
dr. Kana Kurniati Elka SpJP

Koenzim Q10 (CoQ10) telah banyak digunakan sebagai suplementasi dalam tata laksana gagal jantung dengan tujuan untuk meningkatkan toleransi aktivitas dan menurunkan mortalitas. CoQ10 adalah senyawa alami yang ditemukan pada manusia sebagai ubiquinol (bentuk tereduksi) dan ubiquinone (bentuk teroksidasi). CoQ10 mempunyai peran mendasar dalam produksi energi seluler, yaitu dalam transpor elektron untuk fosforilasi oksidatif mitokondria.

Di Indonesia, usia pasien gagal jantung relatif lebih muda dibandingkan di Eropa dan Amerika Serikat, serta memiliki manifestasi klinis yang lebih berat. CoQ10 bertindak sebagai antioksidan kuat, penstabil membran, dan kofaktor dalam produksi adenosin trifosfat melalui fosforilasi oksidatif. Pasien dengan gagal jantung ditemukan mengalami defisiensi CoQ10, sehingga suplementasi CoQ10 diduga dapat memberikan keuntungan prognostik dalam kasus gagal jantung. Meski demikian, hingga kini pedoman tata laksana gagal jantung di Indonesia belum merekomendasikan penggunaan CoQ10.[1-3]

Koenzim Q10 sebagai Suplementasi pada Pasien Gagal Jantung-min

Mekanisme Kerja Koenzim Q10 pada Gagal Jantung

Koenzim Q10 (CoQ10) memiliki efek sebagai antioksidan. Telah diketahui bahwa adanya Reactive Oxygen Species (ROS) dapat menyebabkan kerusakan seluler dan DNA yang juga akan menghasilkan stres oksidatif dan sitokin, yang dapat berujung pada hipertrofi karena memicu pertumbuhan miosit.

CoQ10 juga berperan penting dalam produksi energi jantung. Kontraksi jantung melibatkan pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma yang membutuhkan energi. CoQ10 berperan penting dalam transpor elektron yang akan terlibat dalam produksi ATP.

Selain itu, CoQ10 juga memiliki efek antiinflamasi. CoQ10 dapat menurunkan kadar sitokin dan molekul adhesi dalam sirkulasi. Hal ini penting dalam gagal jantung, karena perkembangan gagal jantung telah dikaitkan dengan kondisi proinflamasi yang kronik.

CoQ10 juga diduga memiliki efek inotropik. Hal ini bermanfaat untuk pasien gagal jantung karena akan berkontribusi meningkatkan cardiac output dengan meningkatkan kontraktilitas. CoQ10 juga diduga mampu meningkatkan optimalisasi penggunaan oksigen dalam tingkat seluler di jantung.[4]

Pengaruh Koenzim Q10 pada Pasien Gagal Jantung

Efek signifikan dari suplementasi Koenzim Q10 (CoQ10) pada pasien gagal jantung telah dilaporkan dalam berbagai studi. [2,5] Sebuah studi oleh Berman et al melakukan uji klinis terkontrol buta ganda pada 32 pasien dengan gagal jantung tahap akhir yang menunggu transplantasi jantung. Uji klinis ini melaporkan bahwa pasien yang mendapat suplementasi CoQ10 60 mg/hari selama 3 bulan mengalami peningkatan kelas NYHA (kelas NYHA dari rerata 3,1 menjadi 2,4) signifikan dibandingkan kelompok yang mendapat placebo. Perbaikan juga didapatkan pada six minutes walking test dan penurunan gejala dispnea.[6]

Selain dari itu, uji klinis terkontrol buta ganda multisenter jangka panjang (Q-SYMBIO) pada 420 pasien juga menemukan hasil yang signifikan dalam pemberian CoQ10. Dalam studi ini suplementasi CoQ10 diberikan sebanyak 300 mg/hari selama dua tahun. Hasil studi menunjukkan bahwa suplementasi CoQ10 efektif secara signifikan dalam menurunkan major adverse cardiovascular events (MACE), mortalitas segala sebab, mortalitas kardiovaskular, rawat inap, dan perbaikan gejala.[7]

Peningkatan Kapasitas Latihan

Suplementasi Koenzim Q10 (CoQ10) telah dilaporkan mampu menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kapasitas latihan. [2,4,8] Sebuah uji klinis kecil oleh Belardinelli et al yang melibatkan 23 pasien dengan NYHA kelas II atau III menunjukkan bahwa suplementasi CoQ10 100 mg tiga kali sehari menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kapasitas fungsional (yang diukur dengan puncak VO2) dan fungsi endotel dibandingkan plasebo. Efek ini didapatkan meningkat lebih baik jika digabungkan dengan olahraga.[9]

Hasil serupa juga dilaporkan dari sebuah meta analisis yang dilakukan pada 14 uji klinis acak terkontrol oleh Lei et al. Meta analisis ini melibatkan data dari total 2149 pasien, untuk mengevaluasi efikasi CoQ10 dalam tata laksana gagal jantung. Hasil analisis menunjukkan bahwa suplementasi CoQ10 secara efektif meningkatkan kapasitas latihan pada pasien gagal jantung, yang diukur dengan durasi latihan, jarak berjalan kaki, atau keduanya.[8]

Pengaruh Terhadap Mortalitas

Seperti telah disebutkan sebelumnya, uji klinis Q-SYMBIO pada 420 pasien menunjukkan bahwa suplementasi Koenzim Q10 (CoQ10) pada pasien gagal jantung menghasilkan penurunan dari MACE, kematian kardiovaskular, angka rawat inap, serta menghasilkan perbaikan gejala yang signifikan jika dibandingkan dengan plasebo. [7] Hasil serupa juga dilaporkan pada meta analisis Lei et al yang melibatkan 14 uji klinis dengan total 2149 pasien. Meta analisis ini menemukan bahwa suplementasi CoQ10 pada pasien gagal jantung secara signifikan menurunkan risiko mortalitas dibandingkan dengan plasebo (RR 0,69).[8]

Sebuah tinjauan sistematik Cochrane (2021) mencoba mengevaluasi efikasi dan keamanan dari suplementasi CoQ10 pada pasien gagal jantung. Tinjauan ini mencakup 11 uji klinis dengan total 1573 partisipan. Hasil analisis menunjukkan bahwa suplementasi CoQ10 menghasilkan penurunan angka kematian segala sebab dan angka rawat inap jika dibandingkan plasebo. Meski demikian, perlu diketahui bahwa kebanyakan uji klinis yang diikutkan dalam analisis memiliki jumlah sampel yang relatif kecil dengan masa pemantauan yang pendek.[10]

Keamanan dan Interaksi Obat dengan Koenzim Q10

Pada sebagian besar studi,  koenzim Q10 (CoQ10) dilaporkan memiliki keamanan yang baik dengan profil efek samping yang kecil. Keluhan gastrointestinal telah dilaporkan akibat penggunaan CoQ10, seperti mual, muntah, diare, dan penurunan nafsu makan.

Berbagai interaksi obat dengan CoQ10 telah dilaporkan. Interaksi obat yang paling signifikan tampaknya dengan warfarin. CoQ10 mempunyai beberapa kesamaan struktural dengan vitamin K dan dapat meningkatkan metabolisme warfarin melalui interaksi selektif dengan enzim sitokrom P450.

Selain itu, teofilin juga dipengaruhi oleh enzim sitokrom P450. Penelitian pada hewan telah menunjukkan perubahan farmakokinetik teofilin ketika diberikan bersamaan dengan CoQ10.[2,5]

Kesimpulan

Koenzim Q10 (CoQ10) memiliki efek antioksidan, antiinflamasi, inotropik, dan berperan dalam produksi energi jantung. Hal-hal tersebut diduga bermanfaat dalam tata laksana gagal jantung. Pasien gagal jantung juga telah dilaporkan memiliki kadar CoQ10 yang rendah, sehingga suplementasi CoQ10 diduga dapat bermanfaat.

Studi yang ada menunjukkan potensi CoQ10 dalam meningkatkan kapasitas latihan pasien, menurunkan mortalitas, memperbaiki gejala, dan menurunkan angka rawat inap. Namun, masih diperlukan studi lebih lanjut dengan kualitas bukti yang lebih baik untuk memastikan efikasi dan keamanannya dalam tata laksana gagal jantung. Perlu diperhatikan pula potensi interaksi dengan obat lain, seperti warfarin dan teofilin.

Referensi