Intervensi Kesehatan Masyarakat dapat Menyelamatkan Jutaan Kehidupan – Telaah Jurnal Alomedika

Oleh :
dr. Inge Nandya H

Three Public Health Interventions Could Save 94 Million Lives in 25 Years

Kontis V, Cobb LK, Mathers CD, et al. Three public health interventions could save 94 million lives in 25 years. Circulation. 2019;140:715-25. DOI:10.1161/CIRCULATIONAHA.118.038160.

Abstrak

Latar Belakang : Penyakit tidak menular (PTM) yang dapat dicegah, kebanyakan akibat penyakit kardiovaskular, bertanggung jawab akan 38 juta kematian setiap tahunnya. Terdapat beberapa intervensi yang dinilai potensial untuk mencegah kematian ini. Namun, sebagian besar populasi yang membutuhkan justru tidak memiliki akses untuk mendapat intervensi tersebut. Peneliti menghitung dampak kematian global dari 3 intervensi yang berupa peningkatan pengobatan tekanan darah tinggi hingga 70%, pengurangan asupan natrium hingga 30%, dan eliminasi asupan asam lemak trans buatan.

Metode : Peneliti menggunakan data global mengenai rerata tekanan darah dan asupan natrium serta lemak trans berdasarkan negara, usia, dan jenis kelamin. Data didapatkan dari analisis gabungan survei kesehatan populasi, perkiraan regional terkait cakupan obat antihipertensi saat ini, serta penyebab kematian spesifik di setiap negara tahun 2015-2040. Studi ini juga menggunakan meta-analisis dari studi epidemiologi terbaru untuk mendapatkan pengurangan risiko relatif pada setiap intervensi. Peneliti memperkirakan efek proporsional dari setiap intervensi pada pengurangan kematian dari penyebab terkait dengan populasi umum. Efek obat antihipertensi dan penurunan asupan natrium dimodelkan melalui dampaknya terhadap tekanan darah serta sebagai peningkatan atau pengurangan langsung ke target yang dituju.

Hasil : Efek gabungan dari 3 intervensi diketahui dapat menunda 94,3 juta kematian (95% interval ketidakpastian, 85,7-102,7) selama 25 tahun. Peningkatan cakupan obat antihipertensi hingga 70% diperkirakan dapat menunda 39,4 juta kematian (35,9–43,0), di mana mengurangi asupan natrium sebesar 30% akan menunda 40,0 juta kematian lainnya (35,1–44,6). Sedangkan, eliminasi lemak trans diperkirakan dapat menunda 14,8 juta kematian (14,7–15,0). Intervensi eliminasi lemak trans ini diketahui paling berdampak di Asia Selatan. Dari banyaknya kematian yang tertunda oleh intervensi tersebut, Afrika Sub-Sahara diketahui memiliki proporsi terbesar dalam penundaan dini kematian.

Kesimpulan : Tiga intervensi yang efektif dapat menyelamatkan hampir 100 juta jiwa secara global dalam 25 tahun. Upaya nasional dan internasional untuk meningkatkan intervensi ini harus menjadi fokus program pencegahan penyakit kardiovaskular.

Doctor,Using,Sphygmomanometer,With,Stethoscope,Checking,Blood,Pressure,To,A

Ulasan Alomedika

Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi penyebab utama 38 juta kematian setiap tahunnya di seluruh dunia. Sebanyak 40% diantaranya terjadi pada usia kurang dari 70 tahun dan 80% dari kematian dini akibat PTM ini terjadi pada negara dengan pendapatan rendah-menengah, termasuk di Indonesia. Namun, hingga kini upaya global dalam pencegahan PTM dinilai masih kurang sufisien.

Terdapat 3 intervensi kesehatan masyarakat yang dinilai mampu menurunkan angka kematian, termasuk penanganan tekanan darah tinggi, penurunan asupan natrium, dan eliminasi lemak trans buatan. Intervensi yang sudah ada saat ini masih menunjukkan hasil yang inkonsisten. Studi yang telah ada hanya menunjukkan keberhasilan intervensi di negara berpendapatan tinggi. Untuk itu, pada penelitian ini dilakukan evaluasi dampak intervensi terhadap penundaan kematian akibat PTM secara global.

Ulasan Metode Penelitian

Studi ini melakukan estimasi dampak dari 3 intervensi, yakni peningkatan terapi hipertensi, mengurangi penggunaan natrium, serta penurunan konsumsi lemak trans terhadap mortalitas PTM dari tahun 2015 hingga 2040 menggunakan data global. Data penelitian ini didapatkan dari berbagai studi metaanalisis, studi observasional, dan proyeksi angka kematian dari WHO berdasarkan PTM yang menyebabkan kematian dari setiap negara.

Untuk memperkirakan pengaruh pengobatan hipertensi terhadap penyakit jantung koroner (PJK), peneliti memperkirakan proporsi pasien dengan hipertensi yang tidak diobati yang akan menerima pengobatan dalam skenario intervensi. Peneliti kemudian memperkirakan rata-rata tekanan darah sistolik populasi dalam skenario intervensi dengan menerapkan efek pengobatan hipertensi untuk proporsi populasi ini.

Peneliti menggunakan 2 asumsi berbeda untuk efek pengobatan hipertensi pada tekanan darah sistolik yakni pengurangan 10 mm Hg berdasarkan efek dosis penuh dari satu obat antihipertensi dan pengurangan 15 mm Hg yang lebih ambisius berdasarkan efek gabungan dari beberapa obat antihipertensi.

Terkait asupan natrium, membandingkan efek penurunan tekanan darah sistolik pada peserta normotensif versus hipertensi berdasarkan meta-analisis percobaan pengurangan garam.

Peneliti menggunakan rekomendasi WHO yakni asupan natrium 2 g/hari sebagai tingkat asupan populasi rata-rata yang optimal.

Untuk lemak trans, peneliti menggunakan 0,5% dari total asupan energi sebagai tingkat asupan optimal berdasarkan tingkat konsumsi terendah yang diamati secara global.

Ulasan Hasil Penelitian

Luaran utama penelitian ini adalah mengetahui estimasi efek kombinasi dari 3 intervensi yang terpilih untuk menunda kematian akibat PTM hingga 34,2 juta kematian tahun 2025, 73,1 juta kematian tahun 2035, dan 94,3 juta kematian tahun 2040. Sehingga, kombinasi dari ketiga intervensi ini dinilai dapat menurunkan disparitas mortalitas PTM secara global.

Luaran sekunder yang didapatkan adalah penundaan kematian akibat peningkatan cakupan terapi hipertensi sebanyak 70% mencapai 39,4 juta kematian selama 25 tahun. Apabila ditambah dengan pengurangan asupan natrium sebanyak 30% maka kedua intervensi ini akan mampu menunda kematian hingga 40 juta kematian. Luaran lain pada dua intervensi tersebut adalah terjadinya penundaan kematian yang 55.9% lebih tinggi pada laki-laki dibanding wanita.

Penundaan kematian terbesar dilaporkan terjadi di Asia Timur dan Pasifik. Afrika Sub-Sahara memiliki proporsi terbesar dari penundaan kematian dini di antara semua kematian yang tertunda. Selain itu, secara global terdapat 14,8 juta kematian yang tertunda sebagai dampak eliminasi penggunaan lemak trans buatan.

Kelebihan Penelitian

Studi ini memiliki beberapa kelebihan, dimana peneliti menyampaikan secara lengkap terkait metode penelitian yang dilakukan. Peneliti juga melibatkan penelitian epidemiologi terbaru dan bukti terbaru penyebab kematian spesifik dari WHO serta proyeksi beberapa tahun ke depan. Data penelitian juga didapatkan dari survei analisis global populasi terkait tekanan darah, asupan natrium, dan asupan lemak trans. Perkiraan kematian tertunda pada penelitian ini juga lebih konservatif karena memasukkan risk ratio (RR) berdasarkan tren waktu. Penyebab kematian pada studi ini juga melibatkan lebih dari 1 faktor risiko dimana dapat meningkatkan hasil penelitian ini.

Limitasi Penelitian

Studi ini memiliki beberapa limitasi yang salah satunya adalah hanya menggunakan jumlah kematian PTM yang tertunda sebagai luaran efektivitas intervensi yang diteliti. Jangka waktu penundaan dari setiap kematian yang tertunda atau berapa banyak kejadian tidak fatal yang dicegah, seperti infark miokard atau stroke, tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Terkait intervensi peningkatan cakupan terapi hipertensi, perbedaan jenis terapi antihipertensi pada masing-masing studi berisiko memengaruhi dampaknya dalam menunda kematian.

Informasi tentang cakupan pengobatan antihipertensi tidak tersedia pada setiap negara sehingga hanya menggunakan perkiraan regional. Peneliti juga tidak mempertimbangkan potensi perubahan lain yang menguntungkan atau membahayakan dalam diet yang mungkin terjadi akibat intervensi pengurangan asupan natrium. Seperti kemungkinan pengurangan asupan natrium yang justru dilakukan dengan penambahan karbohidrat atau gula.

Peneliti juga mengabaikan efek penurunan tekanan darah yang sangat tinggi dalam mencegah stroke hemoragik. Selain itu, peneliti juga tidak memasukkan luaran gagal jantung yang bisa jadi merupakan dampak potensial dari intervensi yang diteliti.

Terdapat ketidakpastian dari hasil penelitian ini yang mana diakibatkan oleh tidak tersedianya perkiraan jumlah kematian spesifik berdasarkan penyakit tertentu. Sehingga, asumsi pemodelan serta pemilihan parameter dapat menyebabkan ketidakpastian hasil penelitian ini terutama bila diaplikasikan pada populasi global.

Aplikasi Penelitian di Indonesia

Intervensi kesehatan masyarakat pada PTM sudah ada sejak lama. Namun, intervensi tersebut hanya menunjukkan perkembangan di negara berpendapatan tinggi. Pada studi ini, dilakukan kombinasi 3 intervensi untuk menunda kematian akibat PTM secara global. Ketiga intervensi itu termasuk peningkatan terapi hipertensi, penurunan konsumsi natrium, dan eliminasi lemak trans buatan. Indonesia sendiri, merupakan salah satu negara yang dievaluasi dampak intervensi tersebut dalam penundaan kematian pada studi ini.

Karena Indonesia merupakan negara berkembang dengan beban penyakit jantung koroner yang cukup tinggi, hasil penelitian ini diperkirakan dapat diaplikasikan di Indonesia untuk mengurangi mortalitas.

Namun, penelitian ini dinilai masih memiliki beberapa limitasi yang dapat mempengaruhi hasil, terutama dalam aplikasi secara general di populasi yang lebih luas. Masih diperlukan tinjauan lebih lanjut terkait hasil studi ini.

Referensi