Evaluasi Vitalitas Flap

Oleh :
dr. Johannes Albert B. SpBP-RE

Flap adalah salah satu teknik yang sering digunakan dalam operasi rekonstruksi. Evaluasi vitalitas flap pada periode pasca operasi merupakan aspek penting yang dapat menentukan tingkat keberhasilan suatu operasi rekonstruksi.

Flap dan Free Flap Sebagai Modalitas Rekonstruksi

Flap adalah suatu teknik pemindahan jaringan dari suatu area donor ke area resipien. Teknik operasi ini merupakan salah satu modalitas utama dalam bidang rekonstruksi. Ciri khas dari flap adalah adanya suatu bagian dari flap tersebut yang tetap melekat dengan area donornya. Bagian yang melekat dengan area donor tersebut berfungsi sebagai penyuplai aliran darah untuk mempertahankan vitalitas flap.

Evaluasi Vitalitas Flap (2)

Seiring dengan semakin berkembangnya teknik operasi di bidang bedah plastik, flap tidak lagi harus terhubung dengan suplai pembuluh darah pada area donornya. Flap dapat dilepaskan seluruhnya dari suatu area donor dan dipindahkan ke area resipien yang letaknya saling berjauhan. Selanjutnya, dilakukan penyambungan antara pembuluh darah pada flap dengan pembuluh darah di area resipien sehingga flap dapat hidup dari suplai pembuluh darah di area resipien. Teknik operasi ini disebut sebagai free flap atau free tissue transfer.[1,2]

Observasi vitalitas flap, khususnya free flap merupakan hal yang penting dilakukan pada periode pasca operasi. Observasi ini bertujuan untuk mendeteksi gangguan perfusi pada flap sedini mungkin sehingga ahli bedah plastik dapat melakukan intervensi dengan segera. Intervensi untuk menyelamatkan flap yang dilakukan secara dini memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.[1,3,4]

Pemeriksaan Fisik Untuk Menilai Vitalitas Flap

Flap digunakan pada berbagai kondisi medis, seperti rekonstruksi luka bakarkarsinoma sel basal, dan mastektomi. Ada beberapa parameter klinis yang dapat digunakan untuk menilai vitalitas flap, yaitu warna, turgor, konsistensi, suhu permukaan, capillary refill time (CRT), dan tes needle prick. Pemeriksaan terhadap parameter-parameter ini dapat menjadi tolak ukur untuk menilai perfusi pada flap.[1,3-5]

Warna

Warna flap dapat dinilai pada saat kita melakukan inspeksi. Warna flap yang baik seharusnya sesuai dengan warna kulit atau tubuh pasien secara keseluruhan. Warna flap juga sebaiknya dibandingkan dengan warna kulit di area sekitar donor karena pada beberapa pasien, area tubuh tertentu bisa saja memiliki warna kulit yang berbeda.

Flap yang berwarna pucat mengindikasikan adanya gangguan arterial atau suplai darah menuju flapFlap yang berwarna kebiruan atau keunguan, menandakan adanya kongesti aliran vena. Penilaian warna flap terkadang sulit dilakukan pada pasien yang memiliki warna kulit gelap. Foto flap segera setelah operasi merupakan data yang sangat penting untuk digunakan sebagai baseline pembanding warna flap dalam periode observasi.[1,2]

Turgor dan Konsistensi

Kita dapat melakukan palpasi pada flap untuk menilai turgornya. Flap yang berada dalam kondisi baik akan teraba lunak. Flap yang terlalu bengkak dan tegang merupakan penanda adanya hematoma atau gangguan pada pembuluh darah balik. Sebaliknya, flap yang tampak kisut atau mengalami penurunan turgor kemungkinan mengalami gangguan arterial.

Flap yang sehat seharusnya memiliki suhu permukaan yang sama dengan suhu jaringan normal di sekitarnya. Flap yang teraba dingin menandakan adanya gangguan perfusi pada flap. Penilaian suhu dapat dilakukan menggunakan probe yang dilekatkan pada flap atau termometer non-kontak. Perbedaan suhu sebesar 3oC dapat menjadi penanda adanya gangguan sirkulasi  pada flap. Penilaian suhu tidak dapat dijadikan parameter yang ideal pada flap yang terdapat di dalam rongga mulut. Lingkungan sekitar yang hangat akan menyebabkan suhu permukaan flap tidak banyak mengalami perubahan.[1,2,4]

Capillary Refill Time

Pemeriksaan capillary refill time (CRT) dilakukan dengan menekan flap menggunakan jari secara lembut selama 3 detik. Setelah jari diangkat, waktu yang dibutuhkan hingga warna kulit kembali seperti semula dihitung. CRT antara 3-5 detik dianggap sebagai nilai yang normal.

Kulit yang sama sekali tidak berubah menjadi pucat saat ditekan atau CRT yang sangat singkat (kurang dari 3 detik) menunjukkan adanya kongesti vena. CRT yang lambat (lebih dari 6 detik) atau tidak terdeteksi menandakan adanya gangguan arterial pada flap.[1,2,4]

Tes Needle Prick

Pemeriksaan needle prick, pin prick, atau scratch test dilakukan dengan melukai permukaan flap menggunakan jarum. Apabila tidak ditemukan adanya perdarahan pada permukaan kulit, maka terdapat masalah suplai darah menuju flap. Bila darah sangat cepat keluar dan berwarna gelap, maka kemungkinan terdapat kongesti vena. Pemeriksaan ini tidak dilakukan secara rutin karena berpotensi mencederai pembuluh darah pada flap atau menyebabkan hematoma.[1,2,4]

Frekuensi dan Interval Pemeriksaan

Frekuensi dan interval pemeriksaan klinis untuk mengevaluasi vitalitas flap berbeda-beda sesuai dengan protokol yang dianut oleh masing-masing fasilitas kesehatan. Flap dapat dievaluasi vitalitasnya setiap 12 hingga 24 jam. Interval ini dapat dibuat lebih pendek atau lebih panjang bergantung pada keputusan dokter bedah dan kondisi klinis flap.

Free flap memerlukan pemantauan yang lebih ketat dibandingkan flap pada umumnya. Pemantauan pada free flap biasanya dilakukan setiap jam selama 48 jam pertama. Interval dapat diperpanjang setelah periode 48 jam pertama. Pemantauan dapat dilakukan oleh tenaga keperawatan yang terlatih, dokter umum, atau dokter residen. Masalah yang terdeteksi pada periode ini harus segera dilaporkan kepada dokter spesialis bedah plastik yang melakukan tindakan operasi.[1,3]

Kelebihan dan Kekurangan Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik merupakan metode evaluasi yang non-invasif, dapat diulang-ulang, dan ekonomis. Kekurangannya adalah adanya faktor subjektivitas, pengaruh lingkungan sekitar flap terhadap tingkat akurasi pemeriksaan, tingkat kompetensi pemeriksa, dan kebutuhan akan tenaga sumber daya manusia yang terlatih. Oleh karena itu, banyak peneliti mencoba memanfaatkan perkembangan teknologi kesehatan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut.[1,2,4]

Evaluasi Vitalitas Flap Menggunakan Teknologi Modern

Berbagai teknologi baru telah diteliti dan digunakan untuk keperluan pemantauan vitalitas flap. Near-infrared spectroscopy (NIRS) merupakan sebuah alat untuk memantau saturasi oksigen dan perfusi jaringan dengan kemampuan penetrasi hingga 2 cm di bawah kulit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kombinasi NIRS dan pemeriksaan klinis dapat meningkatkan angka keberhasilan free flap karena dapat mendeteksi adanya gangguan sirkulasi sebelum manifestasi klinis muncul. Pemeriksaan ini juga dianggap lebih objektif dibandingkan pemeriksaan fisik.[4-6]

Implantable Doppler merupakan alat medis lainnya yang dapat digunakan untuk memantau kondisi flap. Alat ini berfungsi untuk mengevaluasi anastomosis pembuluh darah arteri dan vena pada free flap. Probe yang dapat ditanam bersebelahan dengan anastomosis menyebabkan tingkat akurasi alat ini sangat tinggi untuk memantau aliran darah arteri dan vena yang disambung saat operasi. Implantable Doppler sangat bermanfaat untuk memantau flap yang letaknya di dalam tubuh (buried flap) karena tipe flap seperti ini sangat sulit untuk dievaluasi secara klinis.[4,7]

Walaupun memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pemeriksaan fisik, penggunaan alat-alat canggih ini membutuhkan biaya tambahan yang cukup besar. Pemanfaatan alat-alat tersebut kurang efisien apabila digunakan untuk mengevaluasi seluruh kasus flap atau free flap. Penggunaan peralatan canggih berbiaya tinggi sebaiknya dibatasi pada operasi yang sulit atau pada pasien yang sangat rentan mengalami morbiditas berat apabila terjadi komplikasi kematian flap.[4,8]

Kesimpulan

Evaluasi vitalitas flap merupakan hal yang penting dilakukan dalam periode perawatan pasca-operasi. Pemeriksaan fisik adalah metode utama yang digunakan untuk melakukan evaluasi vitalitas flap. Penggunaan peralatan canggih dapat dilakukan pada kasus atau jenis flap tertentu untuk meningkatkan akurasi penilaian vitalitas flap.

Referensi