Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Tifoid
Efek samping pemberian vaksin tifoid jarang terjadi. Beberapa efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) adalah demam, nyeri kepala, dan reaksi bengkak kemerahan pada lokasi suntikan. Interaksi obat yang perlu diperhatikan terutama pada pasien yang sedang mengonsumsi antibiotik.[5,9]
Efek samping
Efek samping akibat vaksin tifoid umumnya ringan dan akan hilang dalam beberapa hari. Vaksin tifoid oral dianggap lebih baik karena memiliki efek samping yang ringan dan dapat merangsang sistem imun pada traktus gastrointestinal, di mana demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi melalui traktus gastrointestinal.[5,9]
Vaksin Tifoid Oral
Efek samping berat dari vaksin tifoid oral sangat jarang, antara lain:
- Nyeri perut, mual, muntah
- Nyeri kepala, demam
- Diare
- Ruam[5]
Vaksin Tifoid Injeksi
Efek samping berat dari vaksin tifoid injeksi juga sangat jarang. Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) akibat injeksi vaksin tifoid di antaranya:
- Nyeri, bengkak, atau kemerahan pada daerah bekas suntikan (7 %)
- Nyeri kepala (1,5-3 %)
- Demam (0-1 %)[2,5]
Interaksi obat
Vaksin tifoid oral tidak dapat diberikan bersama obat antibiotik dan sulfonamida, karena dapat menghalangi imunogenisitas vaksin. Beberapa obat anti-malaria, seperti mefloquine, chloroquine, dan proguanil juga tidak dianjurkan diberikan bersama vaksin tifoid oral.[2]
Vaksin oral Ty21a masih dapat diberikan pada orang yang sedang mengonsumsi chloroquine, tetapi setidaknya harus memiliki jeda minimal 8‒24 jam. Pemberian secara bersamaan antara vaksin tifoid dengan vaksin polio oral atau vaksin yellow fever tidak mempengaruhi atau menurunkan respon imunitas tubuh terhadap vaksin oral galur Ty21.[2]
Sementara itu, vaksin tifoid injeksi tidak memiliki interaksi dengan obat atau vaksin apapun.[2]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini