Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Prognosis Inhalant Use Disorder general_alomedika 2022-06-15T15:27:16+07:00 2022-06-15T15:27:16+07:00
Inhalant Use Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Inhalant Use Disorder

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Sebagaimana gangguan penyalahgunaan lainnya, prognosis inhalant use disorder atau gangguan penyalahgunaan zat inhalan adalah buruk karena risiko kekambuhan yang tinggi. Pasien dengan gangguan ini juga berisiko mengalami berbagai komplikasi fisik, neurologis, dan psikiatri. Fatalitas dapat terjadi akibat disfungsi jantung, anoksia, atau depresi sistem saraf pusat. Pada kalangan pengguna, gangguan ini disebut sebagai ‘ngelem’ karena zat inhalan yang umum dipakai adalah lem, pelarut, cat, dan bahan bakar.[1]

Komplikasi

Inhalasi zat volatil jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan organ permanen, termasuk pada jantung, paru, ginjal, dan hepar. Kondisi ini juga telah dilaporkan menimbulkan fatalitas.[1,6]

Mental dan Neurologi

Zat inhalan bisa merusak otak dan menimbulkan gejala-gejala gangguan memori, penurunan fungsi kognitif, kerusakan myelin, gangguan bicara, perubahan kepribadian, halusinasi, psikosis paranoid, penurunan kognitif, dan perubahan ukuran corpus callosum. Akibat lainnya adalah disfungsi serebelum, ensefalopati kronis, dan demensia.

Kerusakan saraf akibat penggunaan inhalan juga bisa terjadi pada sistem saraf perifer, menyebabkan timbulnya kebas, kerusakan saraf permanen, paralisis, dan polineuropati.

Penggunaan inhalan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko ide dan upaya bunuh diri. Pasien juga cenderung memiliki gangguan psikiatri bersamaan, termasuk gangguan mood, kecemasan, gangguan kepribadian, dan penggunaan zat lainnya.[1,6]

Komplikasi Fisik

Penggunaan zat inhalan secara berulang bisa menyebabkan kerusakan paru, iritasi saluran nafas bagian atas dan bawah, hipoksia, gangguan sinus, batuk, dan sianosis. Kerusakan paru akibat zat inhalan bisa bermanifestasi sebagai batuk kronis, nyeri dada, sesak nafas, mengi, dan pneumonia.

Penggunaan zat inhalan secara kronis juga bisa menyebabkan masalah jantung, termasuk aritmia, AV block, dan miokarditis toksik. Hal ini terjadi karena zat inhalan bisa meningkatkan sensitivitas jantung terhadap katekolamin endogen.

Selain itu, penyalahgunaan zat inhalan juga bisa menyebabkan gagal ginjal dan gagal hepar. Gangguan lain yang bisa timbul sebagai komplikasi adalah gangguan pada otot (kelemahan, wasting), sumsum tulang, dan gangguan perkembangan muskuloskeletal.

Paparan zat inhalan pada jangka panjang bisa menyebabkan tinnitus dan gangguan pendengaran. Pada beberapa pengguna juga ditemukan adanya nystagmus.[1,6]

Dermatologic Complications:

"Glue-sniffer's rash" is an eczematoid dermatitis with erythema, inflammatory changes, and pruritus that occurs in the perioral area and extends to the midface. It is caused by the drying effects of hydrocarbons. Burns may occur when a flammable inhalant ignites.[11,12]

Peningkatan Risiko Infeksi

Inhalant use disorder juga menyebabkan pengguna mempunyai kecenderungan lebih tinggi untuk menyalahkangunakan zat dengan cara injeksi (injecting drug user). Hal tesebut akanmeningkatkan risiko terinfeksi HIV, hepatitis B, dan hepatitis C.[1,6]

Fetal Solvent Syndrome

Fetal solven syndrome adalah gangguan kehamilan dan janin yang timbul pada perempuan hamil yang menyalahgunakan zat inhalan. Mereka biasanya akan mengalami kelahiran prematur dan gangguan perkembangan janin. Kematian janin juga telah dilaporkan.[1,6]

Prognosis

Prognosis inhalant use disorder tergantung pada jenis zat inhalan, metode penggunaan, dan tipe pajanan apakah sesekali ataukah kronis..

Paparan Akut

Setelah paparan inhalan hidrokarbon akut, sebagian besar pasien mengalami toksisitas klinis ringan atau tidak sama sekali. Perjalanan klinis khas pneumonitis kimia berkisar antara 2-5 hari. Depresi sistem saraf pusat (SSP) ringan yang terlihat segera setelah konsumsi jarang menyebabkan morbiditas yang serius asalkan aspirasi paru lebih lanjut tidak terjadi. Pada kasus yang jarang, pasien dengan pneumonitis kimia dapat berkembang dengan cepat menjadi gagal napas dan kematian.[14,15]

Paparan Kronis

Paparan jangka panjang berpotensi menyebabkan gagal hati, gagal ginjal, dan tumor hati. Kerusakan pada otak dapat terjadi dan bersifat ireversibel, menyebabkan timbulnya defisit fungsional yang signifikan. Pasien juga mengalami peningkatan risiko ide dan upaya bunuh diri.

Selain itu, kondisi ini memiliki angka kekambuhan yang tinggi. Pasien juga berisiko menyalahgunakan zat lain, termasuk alkohol dan morfin.

Inhalant use disorder dapat menyebabkan fatalitas karena timbulnya anoksia, disfungsi jantung, reaksi alergi ekstrem, cedera berat pada paru, dan depresi sistem saraf pusat.[6]

Referensi

1. Brannon GE. Inhalant-Related Psychiatric Disorders: Background, Pathophysiology, Epidemiology. Medscape, 2021.
6. Nguyen J, O'Brien C, Schapp S. Adolescent inhalant use prevention, assessment, and treatment: A literature synthesis. Int J Drug Policy. 2016 May;31:15-24. doi: 10.1016/j.drugpo.2016.02.001. Epub 2016 Feb 18. PMID: 26969125.
11. Perry H. Inhalant abuse in children and adolescents. Uptodate. 2022.
12. Tormoehlen LM, Tekulve KJ, Nañagas KA. Hydrocarbon toxicity: A review. Clin Toxicol (Phila). 2014 Jun;52(5):479-489.

Penatalaksanaan Inhalant Use Dis...
Edukasi dan Promosi Kesehatan In...
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 16:04
Ekstraksi gigi pada pasien hipertensi
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, saya mau bertanya, untuk pasien dengan hipertensi, dengan tekanan darah maksimal berapa yang bisa dilakukan tindakan ekstraksi. Dan apa saja yang...
Anonymous
Kemarin, 14:28
Obat yang sesuai untuk mengatasi konstipasi pada pasien hemorrhoid
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok, saya ada pasien dengan hemorrhoid grade 2 dan konstipasi (sangat nyeri untuk BAB), kira kira apakah obat pencahar dan obat hemorrhoid yang tepat?...
dr. Felicia
Kemarin, 12:59
Ask the Expert Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi dan Onkologi di Forum Diskusi Alomedika - Rabu, 28 Juni 2022, Pukul 15.00-17.00 WIB
Oleh: dr. Felicia
1 Balasan
Alo Dokter! Alomedika akan kembali mengadakan "Ask the Expert" bersama Dokter Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi dan Onkologi. Yuk, catat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.