Epidemiologi

Epidemiologi osteosarkoma meliputi 3-6% dari seluruh kanker pada anak-anak dan sekitar 1% kanker pada dewasa. Distribusi usia bersifat bimodal.[1,2]

Global

Osteosarkoma memiliki distribusi usia bimodal, dengan puncak pertama pada masa remaja (growth spurt) dan puncak kedua di usia dewasa (>65 tahun). Kejadian osteosarkoma telah dihubungkan dengan adanya riwayat penyakit Paget dan riwayat radioterapi sebelumnya. Insidensi pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan.[1,2]

Sekitar 90% pasien osteosarkoma mengalami metastasis paru 6-36 bulan setelah diagnosis. Predileksi tersering adalah regio metafisis tulang panjang; 42% di femur, 19% di tibia, dan 10% di humerus. Sekitar 8% kasus terdapat di tengkorak dan rahang, serta 8% kasus lainnya di pelvis.[1]

Indonesia

Data di salah satu rumah sakit pusat pendidikan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 13 tahun (1995-2007) terdapat 219 kasus osteosarkoma (rerata 16,8 kasus/tahun). Osteosarkoma merupakan keganasan tulang terbanyak (70,59%) dengan distribusi tertinggi di dekade ke-2 kehidupan.[6]

Mortalitas

Di masa lalu, sebelum dilakukan kemoterapi adjuvan, tingkat kesintasan 5 tahun pasien osteosarkoma adalah 20%. Setelah dilakukan kemoterapi adjuvan, tingkat kesintasan meningkat menjadi 50%, dan saat ini telah melebihi 65%. Namun, jika telah terjadi metastasis jauh, tingkat kesintasan menurun menjadi 27%.[4]