Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Fluorosis Gigi general_alomedika 2021-12-06T17:21:56+07:00 2021-12-06T17:21:56+07:00
Fluorosis Gigi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Fluorosis Gigi

Oleh :
Drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Fluorosis gigi adalah kelainan pada struktur enamel gigi, dimana enamel akan memiliki bercak (mottled enamel) atau bintik putih pada gigi. Fluorosis disebabkan oleh asupan fluoride yang berlebih pada fase pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, utamanya sebelum usia 8 tahun. Batas asupan fluoride yang aman adalah 0,7 ppm. Jika paparan yang diterima seseorang melebihi batas tersebut, maka dapat meningkatkan risiko terjadinya fluorosis.[1,2]

Ciri khas fluorosis gigi adalah noda berwarna putih, sedikit buram, dan enamel nampak tidak berkilau pada gigi geligi. Selain itu, gigi juga dapat berlurik, berbintik, dan terdapat noda ekstrinsik berwarna kuning atau cokelat tua. Gigi yang terdampak fluorosis dapat menunjukkan perikymata yang terlihat jelas. Pada kasus parah, bahkan terdapat lubang dan zona hipoplasia pada gigi. Hal ini dapat membuat gigi kehilangan morfologi normalnya.[2,3]

shutterstock_430786372-min

Fluorosis dapat disebabkan oleh konsumsi air minum yang tinggi kandungan fluoride atau garam fluoridasi secara terus menerus dan berlebihan. Selain itu, kandungan fluoride juga dapat ditemukan pada sebagian besar pasta gigi, obat kumur komersial, atau pada produk-produk fluoride yang dapat diakses secara bebas oleh masyarakat. Penggunaan fluoride dapat bermanfaat bagi kesehatan gigi, namun penggunaan berlebihan dapat menimbulkan efek negatif.

Diagnosis fluorosis gigi cukup mudah dilakukan, yaitu dengan melakukan pemeriksaan gigi geligi pada siang hari di bawah cahaya alami menggunakan probe periodontal. Sebelumnya, plak gigi dihilangkan dengan brush atau kain kasa basah.[2]

Penatalaksanaan fluorosis gigi dapat dilakukan dengan teknik mikroabrasi (menghilangkan bercak putih fluorosis), atau jika sudah parah dapat dilakukan pembuatan mahkota buatan (crown) atau labial veneering.[4]

Referensi

1. Iheozor-Ejiofor Z, O’Malley LA, Glenny AM, Macey R, Alam R, Tugwell P, et al. Water fluoridation for the prevention of dental caries. Cochrane Database Syst Rev. 2013;2013(12).
2. Molina-Frechero N, Gaona E, Angulo M, Pérez LS, González RG, Rascón MN, et al. Fluoride exposure effects and dental fluorosis in children in Mexico city. Med Sci Monit. 2015;21:3664–70.
3. Menya D, Maina SK, Kibosia C, Kigen N, Oduor M, Some F, et al. Dental fluorosis and oral health in the African Esophageal Cancer Corridor: Findings from the Kenya ESCCAPE case–control study and a pan-African perspective. Int J Cancer. 2019;145(1):99–109.
4. Das G, Tirth V, Arora S, Algahtani A, Kafeel M, Alqarni AHG, et al. Effect of fluoride concentration in drinking water on dental fluorosis in southwest saudi arabia. Int J Environ Res Public Health. 2020;17(11):1–10.

Patofisiologi Fluorosis Gigi
Diskusi Terbaru
ayu nasiroh
Hari ini, 07:23
Metode sirkumsisi terbaik
Oleh: ayu nasiroh
2 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya, apakah metode yg terbaik untuk sirkumsisi? Mengingat semakin banyak metode2 yang berkembang saat ini. Ada cauter, laser, stapler...
dr. Monda Darma
Kemarin, 18:46
Pemberian Ketorolac pada kasus gastritis akut
Oleh: dr. Monda Darma
2 Balasan
Saya sering menjumpai pasien di praktek, pasien dg gastritis akut dan mengeluh nyeri ulu hati yg hebat, apakah bisa diberikan inj. Ketorolac IM tindakan...
dr. Hudiyati Agustini
Kemarin, 16:45
Benzoil Peroksida Topikal untuk Terapi Acne - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter! Benzoil peroksida topikal sering digunakan sebagai lini utama terapi acne. Berbagai penelitian mengenai benzoil peroksida terus berkembang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.