Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Fibrosarkoma general_alomedika 2022-10-07T10:59:55+07:00 2022-10-07T10:59:55+07:00
Fibrosarkoma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Fibrosarkoma

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Diagnosis definitif fibrosarkoma ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi. Anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat membantu mempersempit diagnosis banding. Salah satu keluhan yang dapat muncul pada fibrosarkoma adalah timbulnya benjolan yang nyeri dan tumbuh secara cepat di tulang. [1,2]

Anamnesis

Secara klinis, munculnya fibrosarkoma diawali dengan keluhan timbulnya benjolan atau rasa bengkak yang semakin lama semakin membesar. Massa dapat menyebabkan nyeri akibat penekanan pada jaringan sekitar. Karena lokasi fibrosarkoma umumnya jauh di dalam fascia, pasien biasanya tidak menyadari hingga massa tersebut cukup besar atau mulai mempengaruhi jaringan sekitar.

Dari anamnesis dapat digali riwayat lamanya muncul massa tumor, adakah perubahan konsistensi massa, seberapa cepat pertumbuhannya, nyeri, adakah kelemahan atau kesemutan pada ekstremitas yang terkena, riwayat trauma, paparan terhadap radiasi dan zat toksik karsinogenik, riwayat menderita kanker, dan riwayat merokok.

Perlu juga ditanyakan adanya riwayat fraktur tanpa trauma sebelumnya. Lesi fibrosarkoma yang mengenai lebih dari 50% korteks tulang dan berukuran lebih dari 2 cm, atau yang mengenai bagian calcar medial femur memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami fraktur.  [2,10,11]

Untuk fibrosarkoma infantil, massa bisa saja sudah ada sejak lahir ataupun berkembang dalam 5 tahun pertama kehidupan. Penting untuk mengetahui riwayat perjalanan penyakit terutama pada anak-anak untuk menghindari misdiagnosis. Sekitar 80% kasus fibrosarkoma infantil, didiagnosis pada anak dengan usia kurang dari 2 tahun.  [12]

Pemeriksaan Fisik

Fibrosarkoma dapat terjadi pada jaringan fibrosa ekstremitas atas, bawah, maupun batang tubuh pasien. Massa ditemukan terutama pada jaringan yang kaya akan kolagen. Area yang paling sering mengalami fibrosarkoma adalah sekitar lutut, proksimal femur dan bagian pinggang, atau pada lengan bagian proksimal.

Pemeriksaan fisik massa tumor dilakukan dengan memeriksa ukuran, konsistensi tumor, adanya nyeri dengan palpasi, keadaan anatomi sekitar massa, serta letak massa terhadap fascia dan syaraf. Selain itu, perlu juga dilihat adakah gangguan range of motion (ROM) pada pasien dengan massa pada ekstremitas.

Periksa pula keadaan neurovaskular dan kelenjar getah bening regional sekitar massa untuk menentukan ada tidaknya metastasis. Pada fibrosarkoma infantil, umumnya massa muncul dengan manifestasi massa non tender, tidak berbatas tegas, dengan ukuran dan konsistensi yang variatif. [1,11,12]

Diagnosis Banding

Fibrosarkoma dapat didiagnosis banding dengan displasia fibrosa, osteosarkoma, dan malignant peripheral nerve sheath tumor.

Displasia Fibrosa

Displasia fibrosa adalah penyakit nonherediter yang ditandai dengan pertumbuhan jaringan abnormal pada tulang. Penyakit ini disebabkan oleh mutasi gen yang mengkode subunit protein G stimulatorik pada kromosom 20.

Lesi displasia fibrotik ditandai dengan anyaman jaringan terosifikasi dan fibrosis sumsum tulang. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas mekanikal tulang, dan peningkatan fragilitas. Pasien dengan displasia fibrosa mengalami peningkatan risiko fraktur hingga 50%. [13]

Osteosarkoma

Osteosarkoma adalah keganasan tulang yang paling sering ditemukan. Osteosarkoma diduga berasal dari sel mesenkimal primitif pembentuk tulang. Gambaran histologi yang didapat akan berupa osteoid malignan. [14]

Malignant Peripheral Nerve Sheath Tumor

Malignant peripheral nerve sheath tumor (MPNST) adalah sarkoma jaringan lunak yang berasal dari neuron dan bersifat agresif. Pada 50% kasus, MPNST timbul terkait dengan penyakit neurofibromatosis tipe 1. Prognosis dari penyakit ini cukup buruk karena tingkat relaps yang tinggi, respon yang buruk terhadap terapi sitotoksik, dan progresi yang cepat. [15]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis definitif fibrosarkoma ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan radiologi tidak dapat secara spesifik mendiagnosis fibrosarkoma, namun dapat membantu mengidentifikasi massa, memandu biopsi, dan mendeteksi metastasis.

Histopatologi 

Pemeriksaan histopatologi mutlak diperlukan sebagai pemeriksaan penunjang pada suatu massa. Pemeriksaan histopatologi dengan metode biopsi pada sarkoma jaringan lunak, contohnya fibrosarkoma, dilakukan menggunakan core needle biopsy karena bersifat minimal invasif. Tidak seperti biopsi aspirasi jarum halus, core needle biopsy tetap dapat mempertahankan gambaran arsitektur jaringan untuk dilakukan pemeriksaan patologi. Akurasi diagnostik metode ini mencapai 84-90%

Gambaran histopatologi yang ditemukan dari lesi fibrosarkoma yang terdiferensiasi dengan baik adalah fasikula dari kumpulan sel berbentuk spindle yang secara klasik membentuk gambaran  “herringbone pattern”. Fibrosarkoma jarang menunjukkan variasi bentuk dan ukuran, walaupun terkadang dapat ditemukan gambaran mitosis pada preparat.

Pada tumor yang terdiferensiasi buruk, umumnya gambaran histopatologi sel yang ditemukan lebih tidak beraturan dan muncul lebih bulat atau oval. Pleomorfisme ringan dapat ditemukan serta lebih banyak proses mitosis pada preparat sediaan. [10,11]

Penanda Tumor

Penanda tumor merupakan penunjang diagnosis yang penting untuk mengeksklusi jenis keganasan sel spindle lainnya, karena eksklusi tidak dapat dilakukan hanya dari melihat gambaran histopatologi semata. Immunohistochemical (IHC) marker yang menandakan penyakit fibrosarkoma adalah vimentin, karena pewarnaan fibrosarkoma hanya positif dengan vimentin, berbeda dengan sarkoma lainnya yang dapat memberikan gambaran positif pada beberapa tumor marker sekaligus. Pada fibrosarkoma yang muncul dari lesi sekunder solitary fibrous tumour (SFT) atau dermatofibrosarcoma, CD34 terkadang juga dapat terdeteksi. [1]

Radiologi

Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan rontgen. Gambaran yang diamati adalah ukuran bayangan sarkoma jaringan lunak, serta ada tidaknya destruksi tulang dan kalsifikasi intratumor.

Magnetic resonance imaging (MRI) menjadi pilihan utama untuk mengevaluasi suatu massa yang dicurigai sebagai sarkoma, baik untuk kepentingan diagnostik maupun penentuan derajat tumor. Jika MRI tidak dapat dilakukan karena alasan tertentu, seperti adanya benda asing metalik risiko tinggi pada tubuh pasien, pemeriksaan bisa dilakukan dengan alternatif lain seperti pemeriksaan computerized tomography (CT) scan dengan atau tanpa kontras intravena. [11]

Referensi

1. Augsburger, Daniela et al. Current diagnostics and treatment of fibrosarcoma –perspectives for future therapeutic targets and strategies. Oncotarget. 2017 Nov 28; 8(61): 104638–104653. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5732833/
2. Dickey ID. Medscape: Fibrosarcoma. 2018. Available from : https://emedicine.medscape.com/article/1257520-overview#showall
10. Shrivastava, Sandhya et al. Fibrosarcoma of maxilla: A rare case report. J Oral Maxillofac Pathol. 2016 Jan-Apr; 20(1): 162. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4860923/
11. Nystrom LM et al. Multidisciplinary Management of Soft Tissue Sarcoma. ScientificWorldJournal. 2013; 2013: 852462. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3745982/
12. Parida, Lalit et al. Clinical management of infantile fibrosarcoma: a retrospective single-institution review. Pediatr Surg Int. 2013 Jul; 29(7): 703–708. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4825685/
13. Vargas B. Orthopedic Surgery for Fibrous Dysplasia. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1255262-overview
14. Mehlman CT. Osteosarcoma. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1256857-overview
15. Farid M, Demicco EG, Garcia R, et al. Malignant peripheral nerve sheath tumors. Oncologist. 2014;19(2):193–201. doi:10.1634/theoncologist.2013-0328

Epidemiologi Fibrosarkoma
Penatalaksanaan Fibrosarkoma
Diskusi Terbaru
dr. Gabriela Widjaja
Kemarin, 15:55
Penggunaan Epinefrin dengan Anestesi Lokal di Jari Tangan dan Kaki Aman - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Penggunaan epinefrin sebagai tambahan anestesi lokal dulunya didogma berbahaya karena dianggap bisa menyebabkan nekrosis akibat vasokonstriksi....
Anonymous
Kemarin, 11:11
Vitamin A diberikan sampai anak umur berapa
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok untuk pemberian vitamin A yg rutin di bulan Febuari dan Agustus itu rutin diberikan sampai anak umur berapa? apa cukup di 1 tahun pertama saja atau harus...
Anonymous
Kemarin, 09:42
Induksi persalinan di puskesmas
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok.Izin bertanya, kapan kita bisa memutuskan induksi persalinan dg oxytocin jika setting nya di puskesmas ?Dan bagaimana prosedurnya yang tepat dlm...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.