Alo dokter,
Izin ikut berdiskusi ya dok. Sepertinya ke arah hiperpigmentasi post inflamasi ya dok. Untuk mengembalikannya memang butuh waktu. Dari sumber ini https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2921758/#!po=6.75676 ttalaksananya tergantung kondisi kulit pasien dok. Beberapa zat yang memiliki potensi untuk hiperpigmentasi post inflamasi ini seperti hydroquinon, azelaic acid, kojic acid dapat digunakan tunggal atau dikombinasikan dengan treatment tertentu seperti chemexfoliation dan terapi laser.Semoga membantu dok.

Alo dr. Anon, 

Setuju dengan dr. Rara, kemungkinan ke arah hiperpigmentasi pascainflamasi (https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenereologi/hiperpigmentasi-pascainflamasi/penatalaksanaan).

 

Tata laksanan bisa dibagi agen topikal dan prosedur. Gologan agen topikal antara lain: agen depigmentasi, keratolitik, topikal, retinoid, dan kortikosteroid. Beberapa prosedur yang dapat digunakan: prosedur pengelupasan kimiawi dan laser. 

 

Alo Dokter, saya pikir kemungkinannya ini hierpigmentasi pasca inflamasi. Yang paling mudah bisa diberikan steroid, atau agen-agen keratolitik, bisa juga dgn retinoid, tapi mungkin prosesnya lama. Yang paling sering digunakan lainnya ialah hidroquinon. Jika ingin lebih cepat dan dirasa cukup mengganggu penampilan bisa dilakukan tindakan laser. Semoga bermanfaat.

Bisa juga disebabkan tidak tahan pada pemakaian antibiotik tertentu , dan biasanya menetap bekas kehitaman itu