diskusi kasus reaksi alergi dengan pustula + eritema generalisata - Diskusi Dokter

general_alomedika

Selamat siang dok, Ijin konsultasi ya Dokter2 sekalian. Pasien 22 tahun, awalnya mengeluh sakit tenggorokan lalu berobat ke klinik dan diberikan obat salah...

Diskusi Dokter

  • Kembali ke komunitas
  • diskusi kasus reaksi alergi dengan pustula + eritema generalisata

    Dibalas 17 Oktober 2018, 23:35
    dr. Jessica Prisscila, Sp.PA
    dr. Jessica Prisscila, Sp.PA
    Dokter Spesialis Patologi Anatomi

    Selamat siang dok,

    Ijin konsultasi ya Dokter2 sekalian. Pasien 22 tahun, awalnya mengeluh sakit tenggorokan lalu berobat ke klinik dan diberikan obat salah satunya cotrimoxazole. Sehari kemudian, dari leher muncul bruntus2 kemerahan, dan mulai muncul di torso, lengan serta paha. Kembali ke klinik dan dikatakan alergi obat lalu cotri distop diberikan obat MP4 - 3x1, cetirizine 1x1 dan salen berisi betametason - neomisin, tp oleh dokternya salep tsb disuruhnya dioles di leher saja (entah kenapa)

    3 hari setelah dapat MP dan cetirizine serta salep, pasien datang ke saya dengan keluhan lesi2 tsb makin luas, hanya yang di leher saja yang dirasa mendingan. Status lokalisnya nampak lesi2 pustular ukuran milier, dengan dasar eritema terutama di torso (apalagi di payudara dan inframammae, serta di inguinal), lengan kecuali telapak, paha, lalu kalau di cruris hanya seceplok2 tidak generalisata seperti di tempat lain. Yang di leher menurut pasien awalnya spt itu juga tapi sejak dioles betametason - neomisin salep, sudah mendingan katanya - gambarannya jadi kulit eritema dengan deskuamasi. sudah tak tampak lesi pustular lagi. Sama sekali tidak ada keterlibatan mukosa mulut, hidung maupun vagina

17 Oktober 2018, 11:43
dr. Jessica Prisscila, Sp.PA
dr. Jessica Prisscila, Sp.PA
Dokter Spesialis Patologi Anatomi

gambarannya kurleb seperti ini ya dok

17 Oktober 2018, 11:46
dr. Jessica Prisscila, Sp.PA
dr. Jessica Prisscila, Sp.PA
Dokter Spesialis Patologi Anatomi

Saya sempat searching, ada suatu jenis kondisi alergi obat "acute generalized exanthmatous pustulosis/AGEP", yang kalau saya baca dari https://www.jacionline.org/article/S0091-6749(12)01298-5/fulltext , kok sepertinya gambarannya mirip dengan pasien ini. Hanya saja masih kurang yakin juga jadi mohon insight dan advis dari dokter2 sekalian mengenai kondisi pasien ini

Dan juga utk tatalaksananya, meski sudah mendapat MP (dosis rendah) dan cetirizine juga lesi masih bertambah, maka tatalaksana apa yang sebaiknya diberikan/ditambahkan? BTK

17 Oktober 2018, 11:51
dr. Jessica Prisscila, Sp.PA
dr. Jessica Prisscila, Sp.PA
Dokter Spesialis Patologi Anatomi

dr. Jessica Prisscila
Oct 17, 2018 at 11:46 AM

Saya sempat searching, ada suatu jenis kondisi alergi obat "acute generalized exanthmatous pustulosis/AGEP", yang kalau saya baca dari https://www.jacionline.org/article/S0091-6749(12)01298-5/fulltext , kok sepertinya gambarannya mirip dengan pasien ini. Hanya saja masih kurang yakin juga jadi mohon insight dan advis dari dokter2 sekalian mengenai kondisi pasien ini

Dan juga utk tatalaksananya, meski sudah mendapat MP (dosis rendah) dan cetirizine juga lesi masih bertambah, maka tatalaksana apa yang sebaiknya diberikan/ditambahkan? BTK

sorry, ternyata link nya kepotong jadi not accesible, berikut saya kirim linknya kembali

https://www.jacionline.org/article/S0091-6749(12)01298-5/fulltext

17 Oktober 2018, 12:20

Alo Dok....

Dari gambaran rashnya agak mirip dengan kasus yang Saya baca, Dok.... yang kemungkinan memang diakibatkan karena kasus alergi obat, bisa dilihat dari  artikel berikut  https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5000612/

Untuk terapi mungkin Rekan-rekan sejawat lain dapat lebih membantu...

 

 

17 Oktober 2018, 12:38

Halo dok, saya coba bantu jawab sedikit, semoga bisa membantu.

 

Kalau saya cari-cari kemungkinan diagnosisnya mengarah pada exanthematous maculopapular drug eruption atau bisa juga seperti yang dokter sebutkan, yaitu acute generalized exanthematous pustulosis (AGEP). Keduanya bisa disebabkan oleh Cotrimoxazole.

Beberapa perbedaan keduanya:

  1. Pada AGEP, erupsi muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah pemberian obat. Pada Exanthematous drug eruptions, erupsi muncul 5-14 hari setelah pemberian obat, tapi bisa muncul 1-2 hari pada orang yang sudah pernah tersensitisasi.
  2. Exanthematous drug eruptions lesinya berupa makula eritematosa disertai dengan papul di atasnya, kadang bisa juga disertai pustul atau bula, predominan di batang tubuh dan ekstremitas. Pada AGEP lesinya berupa makula eritematosa disertai pustul kecil di atasnya, terdapat aksentuasi di daerah lipatan, biasanya muncul pertama di wajah atau daerah lipatan lalu menyebar ke batang tubuh dan ekstremitas.
  3. Pada AGEP biasanya ada demam lebih dari 38 derajat celcius, Pada Exanthematous drug eruptions hanya demam ringan.

Kalau lihat ciri pasien tersebut, kemungkinan memang mengarah pada AGEP dok. Kalau memang AGEP, maka saran terapinya:

  1. Hentikan obat penyebab. Biasanya lesi akan membaik sendiri dalam 1-2 minggu tanpa sequelae.
  2. Terapi suportif. Kalau lesi benar-benar luas di seluruh tubuh, pasien tua, atau ada gejala-gejala sistemik berat lainnya, disarankan untuk dirawat, diberikan cairan, elektrolit, dan suport nutrisi.
  3. Kortikosteroid potensi sedang 2x sehari selama seminggu. Pemberian sistemik kortikosteroid belum jelas manfaatnya.
  4. Saat masih dalam fase pustular bisa diberikan dressing lembab (seperti kassa dicelup NaCl), kalau sudah mulai kering (deskuamasi) bisa diberikan emolien.

 

Sekian dok, semoga cukup menjawab

 

17 Oktober 2018, 23:30
dr. Jessica Prisscila, Sp.PA
dr. Jessica Prisscila, Sp.PA
Dokter Spesialis Patologi Anatomi

dr. Ranti Phussa
Oct 17, 2018 at 12:20 pm

Alo Dok....


Dari gambaran rashnya agak mirip dengan kasus yang Saya baca, Dok.... yang kemungkinan memang diakibatkan karena kasus alergi obat, bisa dilihat dari  artikel berikut  https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5000612/


Untuk terapi mungkin Rekan-rekan sejawat lain dapat lebih membantu...


 


 

terima kasih infonya, dr Ranti

17 Oktober 2018, 23:35
dr. Jessica Prisscila, Sp.PA
dr. Jessica Prisscila, Sp.PA
Dokter Spesialis Patologi Anatomi

dr.irna cecilia wyrahardja
Oct 17, 2018 at 12:38 pm

Halo dok, saya coba bantu jawab sedikit, semoga bisa membantu.


 


Kalau saya cari-cari kemungkinan diagnosisnya mengarah pada exanthematous maculopapular drug eruption atau bisa juga seperti yang dokter sebutkan, yaitu acute generalized exanthematous pustulosis (AGEP). Keduanya bisa disebabkan oleh Cotrimoxazole.


Beberapa perbedaan keduanya:



  1. Pada AGEP, erupsi muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah pemberian obat. Pada Exanthematous drug eruptions, erupsi muncul 5-14 hari setelah pemberian obat, tapi bisa muncul 1-2 hari pada orang yang sudah pernah tersensitisasi.

  2. Exanthematous drug eruptions lesinya berupa makula eritematosa disertai dengan papul di atasnya, kadang bisa juga disertai pustul atau bula, predominan di batang tubuh dan ekstremitas. Pada AGEP lesinya berupa makula eritematosa disertai pustul kecil di atasnya, terdapat aksentuasi di daerah lipatan, biasanya muncul pertama di wajah atau daerah lipatan lalu menyebar ke batang tubuh dan ekstremitas.

  3. Pada AGEP biasanya ada demam lebih dari 38 derajat celcius, Pada Exanthematous drug eruptions hanya demam ringan.


Kalau lihat ciri pasien tersebut, kemungkinan memang mengarah pada AGEP dok. Kalau memang AGEP, maka saran terapinya:



  1. Hentikan obat penyebab. Biasanya lesi akan membaik sendiri dalam 1-2 minggu tanpa sequelae.

  2. Terapi suportif. Kalau lesi benar-benar luas di seluruh tubuh, pasien tua, atau ada gejala-gejala sistemik berat lainnya, disarankan untuk dirawat, diberikan cairan, elektrolit, dan suport nutrisi.

  3. Kortikosteroid potensi sedang 2x sehari selama seminggu. Pemberian sistemik kortikosteroid belum jelas manfaatnya.

  4. Saat masih dalam fase pustular bisa diberikan dressing lembab (seperti kassa dicelup NaCl), kalau sudah mulai kering (deskuamasi) bisa diberikan emolien.


 


Sekian dok, semoga cukup menjawab


 

terima kasih atas informasinya dr. Irna, jd sepertinya utk pasien ini memang lebih utamakan ke hidrasi, emolien dan steroid topikal saja ya dok.